Esposin, JAKARTA -- Indonesia menutup Kejuaraan Dunia BWF 2025 di Paris tanpa satu pun gelar juara. Ajang yang berlangsung pada 25–31 Agustus itu hanya menghasilkan satu medali perunggu dari sektor tunggal putri lewat Putri Kusuma Wardani (Putri KW).

PBSI pun buka suara terkait hasil tersebut. Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Eng Hian, menilai meski target emas tidak tercapai, para pemain muda menunjukkan perkembangan menjanjikan.

“Kualitas permainan Alwi maupun pasangan Jafar/Felisha meningkat signifikan. Mereka berani melawan pemain top dunia, meski pengalaman dan konsistensi masih perlu ditingkatkan,” kata Eng Hian dikutip dari Antara, Senin (1/9/2025).

Evaluasi PBSI atas Performa Indonesia

• Tunggal Putri: Putri KW meraih perunggu setelah dihentikan Akane Yamaguchi (Jepang) di semifinal dengan skor 17-21, 21-14, 6-21. Raihan ini mengakhiri paceklik medali tunggal putri Indonesia di Kejuaraan Dunia sejak 2015.
• Tunggal Putra: Alwi Farhan melangkah hingga babak ketiga sebelum kalah ketat dari Kunlavut Vitidsarn (Thailand) 18-21, 21-18, 20-22.
• Ganda Campuran: Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu terhenti di babak 16 besar setelah kalah tipis dari pasangan Malaysia Chen Tang Jie/Toh Ee Wei.

PBSI berharap para pemain muda bisa menjaga konsistensi performa pada tur Asia September 2025, mulai dari Hong Kong Open (Super 500), China Masters (Super 750), hingga Korea Open (Super 500).

China Masih Dominan di BWF 2025

China kembali menjadi kekuatan utama dengan meraih dua emas, dua perak, dan satu perunggu. Gelar juara diperoleh Shi Yu Qi di tunggal putra dan Liu Sheng Shu/Tan Ning di ganda putri.

Selain itu, Malaysia melalui ganda campuran Chen Tang Jie/Toh Ee Wei, Jepang lewat tunggal putri Akane Yamaguchi, serta Korea Selatan di sektor ganda putra juga menyumbang gelar juara.

Indonesia sendiri harus puas dengan satu medali perunggu, sekaligus menjadi bahan evaluasi besar bagi PBSI untuk menatap kompetisi selanjutnya.