Sentimen
Undefined (0%)
29 Agu 2025 : 15.00
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Klaten, Solo, Sukoharjo

Kasus: KKN

Tokoh Terkait
Firdaus

Firdaus

Keren! Siswa SMP-SMA Al Firdaus Solo Presentasi Layaknya TED Talks

29 Agu 2025 : 15.00 Views 16

Espos.id Espos.id Jenis Media: News

Keren! Siswa SMP-SMA Al Firdaus Solo Presentasi Layaknya TED Talks

Esposin, SOLO -- Sejumlah siswa SMP-SMA Al Firdaus Solo mengikuti Community Engagement Celebration di Tiga Serangkai Smart Office, Kota Solo, Jumat (29/8/2025) pagi.

Dalam acara tersebut, perwakilan kelompok dari kelas VII hingga XII secara bergantian mempresentasikan project yang telah dijalankan sebelumnya. Mereka menyampaikan presentasi dengan gaya ala TED Talks.

Salah satunya adalah project kelompok oleh siswa kelas VII yang berhasil mengubah eceng gondok, gulma yang kerap mengganggu ekosistem air, menjadi kerajinan tangan bernilai ekonomis dan ramah lingkungan.

Tidak hanya belajar teori di kelas, sebelumnya tim ini terjun langsung untuk belajar dari para petani eceng gondok. Pengetahuan yang mereka dapatkan kemudian ditularkan kepada ibu-ibu PKK di salah satu desa.

Selepas presentasi di depan puluhan siswa lain, para panelis mengomentari hasil pembelajaran para siswa selama terjun ke masyarakat hingga sekarang.

Berbagai proyek inovatif lainnya turut dipresentasikan. Siswa kelas VIII mengatasi isu polusi udara dengan gerakan tanam pohon bersama. Siswa kelas IX yang materinya terkait musik, berkolaborasi dengan Sekolah Lansia Aisyah (ESA) di Solo melalui kegiatan bernyanyi bersama.

Sementara itu, siswa kelas X membangun taman bersama di Desa Gonilan, Kartasura, Sukoharjo. Siswa kelas XI mengangkat kisah tokoh-tokoh inspiratif yang belum banyak terekspos melalui penulisan biografi.

Sedangkan siswa kelas XII berkolaborasi dengan warga dan pengurus RT di sekitar sekolah untuk mengatasi banjir dengan membuat selokan dan menanam pohon.

Guru SM Al Firdaus Solo, Dwi Hari Sugiarto, menjelaskan kegiatan ini merupakan bagian dari kerangka kurikulum internasional, yakni International Baccalaureate (IB), yang diterapkan di sekolah tersebut. 

Program bertajuk Community Engagement ini dirancang untuk mengajak siswa berkolaborasi langsung dengan komunitas guna memecahkan masalah. "Jadi ini bukan sekadar pengabdian, tetapi sifatnya adalah berkolaborasi. Sebelum sampai di puncak acara hari ini, mereka sudah melakukan aksi-aksi di lapangan," ujar Dwi ketika ditemui Espos di sela acara, Jumat (29/8/2025).

Dwi mengatakan setiap proyek terhubung langsung dengan materi pelajaran. Misalnya siswa kelas VII mengangkat eceng gondok setelah melakukan riset serat alami yang melimpah namun kurang bermanfaat di Soloraya. Ini sesuai dengan materi pelajaran Desain di kelas.

"Jadi mereka tidak tiba-tiba memilih eceng gondok. Ada proses riset terlebih dahulu, bahkan kami hadirkan narasumber utama yang ahli di bidangnya agar mereka belajar secara mendalam sebelum mengajari komunitas," jelasnya.

Acara ini turut menghadirkan sejumlah panelis tamu untuk memberikan tanggapan, di antaranya dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Solo sekaligus Ketua Komite Sekolah, Bondet Wrahatnala; Kepala Desa Janti, Klaten, yang desanya meraih predikat Bumdes berpenghasilan terbesar di Indonesia; serta perwakilan dari Dinas Ketahanan Pangan Surakarta dan Dinas Lingkungan Hidup.

Melalui program ini, Dwi berharap dapat menumbuhkan berbagai keterampilan penting bagi siswa, seperti kemampuan komunikasi dan kolaborasi. "Kami ingin melatih mereka bagaimana cara berkomunikasi dengan masyarakat dan berani berkolaborasi. Mungkin dulu kita baru merasakan pengalaman seperti ini saat KKN di bangku kuliah, tapi mereka sudah kita dorong sejak di bangku sekolah," katanya.

Sentimen: neutral (0%)