Sentimen
Undefined (0%)
13 Agu 2025 : 12.27
Informasi Tambahan

BUMN: Perum BULOG

Kab/Kota: Penggilingan, Sragen

Tokoh Terkait

Beras di Sragen Lampaui HET, Satgas Pangan dan Bulog Gelar Gerakan Pangan Murah

13 Agu 2025 : 12.27 Views 13

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Beras di Sragen Lampaui HET, Satgas Pangan dan Bulog Gelar Gerakan Pangan Murah

Esposin, SRAGEN—Melonjaknya harga beras di pasaran di wilayah Kabupaten Sragen sampai di atas harga eceran tertinggi (HET) menjadi perhatian Satuan Tugas (Satgas) Pangan  Polres Sragen.

Satgas Pangan Polres Sragen bersama Perum Bulog melakukan Gerakan Pangan Murah (GPM) berupa kegiatan pasar murah dengan tujuan untuk menekan harga beras yang tinggi.

Pengawas Perdagangan Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag) Sragen, Kunto Widyastuti, menyampaikan harga beras di Sragen sudah lama di atas HET.

Dia menyampaikan harga beras di pasaran untuk kualitas biasa sudah mencapai Rp13.000/kg sedangkan HET hanya Rp12.500/kg. Untuk beras IR-64 dengan kualitas baik, kata dia,  harganya mencapai Rp14.000/kg.

“Harga beras itu di pasaran sudah lama di atas HET. Tetapi kalau beras premium masih di bawah HET. Dari informasi yang kami dapat tingginya harga beras itu disebabkan tidak ada barang dan penggilingan padi kecil-kecil memilih berhenti beroperasi karena sulit mendapat barang,” jelas dia, Rabu (13/8/2025).

Kapolres Sragen AKBP Dewiana Syamsu Indyasari melalui Kasatreskrim Polres Sragen AKP Ardi Kurniawan menerangkan tingginya harga beras di pasaran hingga di atas HET dipicu harga gabah yang tinggi sehingga ketika digiling menjadi beras harganya ikut naik.

Ardi menyatakan jajaran Polres di Jawa Tengah (Jateng) sudah mendapat perintah Kapolda Jateng melalui Direskrimsus Polda Jateng untuk melakukan GPM sebagai upaya menekan harga beras.

“Satgas Pangan Polres Sragen menindaklanjuti perintah itu dengan menggandeng Perum Bulog untuk melakukan GPM. Targetnya Polres Sragen bisa menghabiskan beras minimal 10 ton per hari. Beras itu dijual dengan harga murah, yakni Rp11.500 per kg atau Rp57.500 per sak ukuran 5 kg. GPM ini dimulai pada 11 Agustus sampai 20 Agustus untuk gelombang pertama. Selanjutnya terus dilaksanakan hingga Desember 2025 mendatang,” jelas Ardi.

Dia mengimbau kepada masyarakat di saat situasi harga beras tinggi jangan sampai dimanfaatkan untuk mengoplos beras. Menurutnya, masyarakat juga sudah memahami mana beras oplosan dan mana beras asli. 

Ardi menyampaikan lebih baik warga membeli beras murah dari GPM, yakni beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP). 

“Kegiatan ini merupakan wujud nyata komitmen Satgas Pangan dalam upaya menjaga stabilitas ekonomi. Pasar murah melalui GPM diharapkan dapat membantu masyarakat dan menekan kenaikan harga beras. Masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk memenuhi kebutuhan pangan dengan harga yang lebih terjangkau,” ujarnya.

Pemimpin Cabang Perum Bulog Surakarta, Nanang Harianto, menyampaikan target GPM di wilayah Soloraya mencapai 29.000 ton selama Agustus-Desember 2025 dan khusus di Sragen ditargetkan bisa menyerap 4.200 ton beras SPHP.

Dia menyampaikan target 4.200 ton ini tidak mengikat tetapi angka tersebut dinamis, bisa bertambah dan bisa berkurang.

“Upaya GPM ini dilakukan lewat instansi pemerintah, TNI, dan Polri, serta para pengecer di pasar-pasar. Sampai saat ini untuk pengecer di pasar sedang proses verifikasi bersama dinas terkait. Yang sudah masif bergerak dari TNI dan Polri. GPM ini dilaksanakan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan, serta menekan inflasi atau saat terjadi lonjakan harga. Selain itu GPM juga bertujuan untuk membantu masyarakat agar lebih mudah dan terjangkau dalam mendapatkan kebutuhan pokok,” kata Nanang.

Sentimen: neutral (0%)