Sentimen
Undefined (0%)
11 Agu 2025 : 18.49
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Solo

Partai Terkait

Eks Legislator PDIP Solo Beri Klarifikasi soal Kasus Dugaan Penipuan Mitra MBG

11 Agu 2025 : 18.49 Views 12

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Eks Legislator PDIP Solo Beri Klarifikasi soal Kasus Dugaan Penipuan Mitra MBG

Esposin, SOLO -- Politikus yang juga eks anggota DPRD Solo dari PDI Perjuangan (PDIP), Paulus Haryoto, memberikan klarifikasi terkait dugaan penipuan mitra program Makan Bergizi Gratis atau MBG yang diinisiasi salah satu yayasan di Solo.

Nama politikus PDIP itu disebut-sebut sebagai pihak yang mengenalkan korban dengan ketua yayasan dimaksud. Paulus ingin meluruskan posisi dan statusnya dalam kasus itu. Dalam wawancara dengan wartawan di Solo, Senin (11/8/2025), dia pun menceritakan kronologi munculnya dugaan penipuan tersebut.

"Hubungan saya dengan Ketua Yayasan itu sudah lama terjalin, pertemanan, saling memberi bantuan, informasi kegiatan dan sebagainya. Sudah lama kenal sebagai yayasan bergerak di bidang sosial," ujar dia.

Pada suatu ketika, Paulus menjelaskan Ketua Yayasan itu menyampaikan ada program untuk ibu-ibu atau UMKM. Informasi itu disampaikan kepada Paulus yang dinilai mempunyai basis pendukung.

Saat itu Paulus diminta mengundang pendukung atau anak buahnya yang tertarik dengan program tersebut. Dia mau membantu tapi dengan berpesan agar ada MoU atau legalitas kegiatan.

"Saya sampaikan oke saya bantu. Tapi saya wanti-wanti, karena ini kegiatan bersifat menggalang masyarakat dan ada kegiatan, saya ingatkan kegiatanmu harus ada MoU atau legalitas," urai dia.

Ketika itu, perwakilan dari yayasan mengiyakan dan menyatakan akan menyiapkan legalitas dari kegiatannya. Paulus berpikir positif kemudian mengundang 40-an orang untuk datang ke kediamannya.

"Ketika saya sudah punya anak buah yang mau, saya undang anak buah saya, ibu-ibu itu ke rumah saya. Di situ juga hadir dari yayasan, yang sosialisasi waktu itu langsung ketuanya," kata dia.

Dalam pertemuan itu dilakukan sosialisasi program yang diikuti lebih kurang 40 orang. Dalam perjalanannya, ada proses registrasi atau pendaftaran calon mitra MBG. Pendaftaran itu sebagai tanda keseriusan.

Merasa Dirugikan

"Dalam perjalanannya, sampai pada proses registrasi, mereka sudah registrasi, pendaftaran calon. Di situ dijelaskan pendaftaran bertujuan untuk tanda keseriusan. Lalu tanda kesiapan dan tanggung jawab, dan nanti dikembalikan Rp150.000 ke calon peserta," terang dia.

Terkait proses registrasi itu, Paulus mengatakan calon peserta melakukannya langsung dengan admin. "Mereka registrasi langsung ke adminnya. Transfer ke adminnya. Menunggu lama mereka dijanjikan setelah Lebaran tapi belum jadi, lalu dijanjikan menjelang tahun ajaran baru," ungkap dia.

Namun, pada kenyataannya janji itu luput dan target waktu kembali mundur. "Lalu dijanjikan secara pengumuman tanggal 22-23 Juli itu uji coba, kemudian akan dilaksanakan tanggal 28 Juli mulai, dijanjikan mulai. Hla kami menemani teman-teman, tapi mundur lagi karena sedang MoU. Dijelaskan di situ MoU harus dilaksanakan dulu sebagai landasan kerja sama antara mitra atau UMKM dengan yayasan," terang dia.

Dalam proses itu, menurut Paulus, ada beberapa calon mitra yang merasa tidak sabar. "Mereka lalu minta solusi kepada saya, karena anak buah saya. Artinya saya yang mengundang waktu pertemuan di rumah saya. 'Pak Paulus, ini bagaimana kok enggak mulai-mulai', ya sudah saya pertemukan dengan Ketua Yayasan. Waktu itu enggak ketemu di rumahnya, di kos-kosannya, ketemu asisten atau sekretarisnya. Nanti akan disampaikan," urai dia.

Karena semakin tidak sabar, lanjut Paulus, sejumlah calon mitra ke Mapolresta Solo. "Anak-anak sudah telanjur tidak sabar, makanya kami ke Polresta itu. Ke Polresta itu atas konsultasi, dengan saya juga. Ya sudah minta klarifikasi dibantu polisi nanti seperti apa langkahnya. Maka larilah ke polisi. Jadi bukan mengadu tentang saya, tentang Paulus," tegas dia.

Paulus mengaku merasa dirugikan karena namanya terseret-seret dalam kasus tersebut. "Saya merasa agak dirugikan, nama saya. Maka saya harus klarifikasi. Jadi teman-teman mohon pemahamannya, saya mendampingi teman-teman dalam permintaan klarifikasi itu. Pada siang hari ini saya ingin mengklirkan hal itu," tandas dia.

Mendatangi Mapolresta Solo

Bila memang dirinya terlibat penipuan, menurut Paulus, dirinya tidak akan mengundang para calon peserta ke rumahnya. "Kalau saya terlibat misalnya terjadi penipuan, hla kenapa saya undang ke rumah saya? Taruhannya nama saya dan rumah saya. Kalau saya tahu ini ada penipuan, begitu loh. Maksud saya membantu masyarakat yang butuh pekerjaan," jelas dia.

Sebelumnya, puluhan warga dari berbagai daerah di Soloraya mendatangi Mapolresta Solo, Selasa (29/7/2025) siang. Mereka mengaku menjadi korban dugaan penipuan program MBG yang disebut-sebut diinisiasi salah satu yayasan di Solo.

Warga yang datang tersebut mengaku sudah menyetorkan uang dan menyiapkan dapur sesuai standar yang diminta, namun program yang dijanjikan hingga kini tak kunjung terealisasi. Bahkan, laman resmi yayasan kini sudah tak bisa diakses.

Salah satu calon mitra, Erwin M, mengaku mulanya ia tidak punya niatan untuk terlibat dalam penyediaan MBG di Solo. Ia hanya fokus untuk mendapatkan sertifikat halal karena sasarannya adalah menyediakan makanan berbuka dan sahur Ramadan di Masjid Raya Syeikh Zayed Solo.

Sehari-hari, Erwin adalah pelaku usaha katering, baik dalam bentuk jajanan (snack) maupun makanan. Namun, hingga saat itu, usaha kateringnya belum memiliki sertifikat halal. Karena itu, mendekati Ramadan 2025 lalu, ia berusaha mengurus sertifikasi halal atas produknya.

“Saat itu, menjelang Ramadan. Saya mau mengurus sertifikat halal. Nah, saat proses itu, saya bertemu dengan [menyebut nama seseorang], dia kan politikus, jadi saya tanya bagaimana mengurus sertifikat itu. Tapi dijawabnya ‘Sudah itu nanti saja. Sekarang ikut ini [program MBG] saja, enggak perlu ribet urusan itu, karena bisa sambil berjalan,” kata Erwin saat dihubungi Espos, Rabu (30/7/2025).

Sentimen: neutral (0%)