Sentimen
Undefined (0%)
7 Agu 2025 : 15.16
Informasi Tambahan

Agama: Kristen

Kab/Kota: Alor, Poso, Salatiga

UKSW Tampilkan Spektrum Budaya Nusantara saat Kirab Hari Jadi ke-1.275 Salatiga

7 Agu 2025 : 15.16 Views 9

Espos.id Espos.id Jenis Media: News

UKSW Tampilkan Spektrum Budaya Nusantara saat Kirab Hari Jadi ke-1.275 Salatiga

Esposin, SALATIGA - Semarak budaya membalut Kota Salatiga saat Kirab Budaya digelar untuk memperingati Hari Jadi ke-1.275 belum lama ini. 

Di antara 70 kontingen yang memadati ruas jalan protokol kota, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) tampil memukau lewat parade etnis yang mencerminkan jantung keberagaman Indonesia.

Sebanyak 19 etnis mahasiswa UKSW berjalan anggun, membalut tubuh mereka dengan busana adat dari tanah kelahiran masing-masing yang memperlihatkan kemegahan warisan budaya dari Sabang hingga Merauke. Mereka menyusuri jalur kirab mulai dari Korem 073/Makutarama, melewati Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Sukowati, hingga bermuara di Lapangan Pancasila.

Barisan UKSW dipimpin oleh dua barisan mahasiswa dalam etnis Rukun Pelajar dan Mahasiswa Minahasa di Salatiga (PINAESAAN) dan Perhimpunan Keluarga Kalimantan Salatiga (PERKKASA), diikuti oleh etnis lainnya seperti Himpunan Mahasiswa Alor Salatiga (HIMMASAL), Rukun Pelajar dan Mahasiswa Paguyuban Mahasiswa Talaud se-DIY dan Jateng (PORODISA), Ikatan Keluarga Ononiha Salatiga (IKAONI), Parurukat Togat Mentawai (PATOMEN), Himpunan Mahasiswa dan Pelajar Papua Barat (HIMPPAR), hingga Ikatan Keluarga, Mahasiswa dan Siswa Timor di Salatiga (IKMASTI), dan lainnya. Mereka bukan sekadar berjalan, tetapi menghidupkan kembali denyut identitas bangsa melalui busana, gerak, dan senyum yang bersahaja.

Pakaian adat seperti Tuana Mahile dari Poso, Sarung Kusou dari Alor, hingga Kabit merah menyala dari Mentawai, menari-nari di antara warna-warni kota yang menghadirkan suguhan visual yang memikat.

Keragaman adalah Kekuatan

Tak heran bila masyarakat Salatiga memberi sambutan hangat dan antusias. Di sepanjang rute kirab, warga menyapa, berfoto, dan menyampaikan apresiasi mereka. 

“Luar biasa! Ini bukan sekadar pawai, tapi pertunjukan identitas bangsa. UKSW menunjukkan bahwa budaya adalah jembatan toleransi,” ujar Waryadi, warga Noborejo.

Yasmin Prastiwi, warga Kalicacing, menyebut UKSW sebagai kampus dengan roh Indonesia sejati. “Busana mereka membawa warna tersendiri dalam kirab budaya ini. UKSW benar-benar mencerminkan Indonesia Mini,” tuturnya.

Sementara itu, bagi mahasiswa, keikutsertaan dalam kirab ini bukan sekadar seremoni, melainkan panggung untuk menegaskan bahwa keberagaman adalah kekuatan. 

“Saya bangga mengenakan Tuana Mahile. Lewat kirab ini, masyarakat Salatiga mengenal etnis Poso. Kirab ini menyatukan kita,” ungkap Mikhael Zergiand, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (FISKOM).

Clara Tuati dari Fakultas Teologi menyebut pengalaman ini sebagai momentum yang menyentuh. “Kami dari Alor bisa memperkenalkan kain dan identitas kami. Kami tidak hanya hadir, kami dikenali,” katanya.

Tak ketinggalan, Eustasya Susanci Mooy dari Fakultas Teknologi Informasi (FTI), mewakili PATOMEN mengungkapkan rasa bahagia dapat menjadi bagian dari kirab budaya tahun ini. 

“Sebagai anak rantau, bisa tampil dalam acara besar kota ini sungguh membanggakan. UKSW memberi ruang bagi kami untuk menyuarakan asal dan budaya,” ujarnya mahasiswi yang tampil gemilang dengan Kabit khas Mentawai.

Kirab budaya tahun ini menjadi lebih dari sekadar perayaan. Kirab ini menjadi panggung inklusi, ruang pengakuan, dan cermin toleransi. UKSW, lewat parade 19 etnisnya, mengukir kesan mendalam bahwa keberagaman bukan hal yang harus dipersatukan.

Wali Kota Salatiga, dr. Robby Hernawan, Sp.OG., hadir dan membuka secara resmi Kirab Budaya dalam rangka peringatan Hari Jadi ke-1.275 Kota Salatiga. Acara tersebut turut dihadiri oleh Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Salatiga, Retno Robby Hernawan; Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Salatiga, Dance Ishak Palit, M.Si.; serta Pengageng Sasana Wilapa sekaligus Ketua Lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta Hadiningrat, Gusti Kanjeng Ratu Wandansari Koes Moertiyah.

Kira budaya ini menjadi ini menjadi salah satu bentuk kontribusi UKSW terhadap program Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Diktisaintek) Berdampak yang selaras dengan Asta Cita 8 Memperteguh Kebhinekaan dan Memperkuat Restorasi Sosial Indonesia.

Selain itu, acara ini merupakan kontribusi nyata UKSW dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4 pendidikan berkualitas, ke-10 berkurangnya kesenjangan, ke-11 kota dan permukiman yang berkelanjutan, ke-16 perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh serta ke-17 kemitraan mencapai tujuan.

Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 32 Prodi Unggul dan A. Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah.  Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai "Creative Minority" yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat. (NA)

Sentimen: neutral (0%)