Sentimen
Undefined (0%)
4 Agu 2025 : 10.44
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Tangerang

Viral Penumpang Lion Air Jakarta-Kualanamu Teriak Bawa Bom dan Maki Awak Kabin

4 Agu 2025 : 10.44 Views 24

Espos.id Espos.id Jenis Media: News

Viral Penumpang Lion Air Jakarta-Kualanamu Teriak Bawa Bom dan Maki Awak Kabin

Esposin, JAKARTA — Seorang penumpang pria pesawat Lion Air JT-308 dengan rute Jakarta – Kualanamu inisial H, 41, berteriak dan memaki awak kabin pada Sabtu (2/8/2025). Tak hanya itu, ia juga mengancam serta menyebut tengah membawa bom dalam pesawat.

Aksi pria itu kemudian viral di media sosial, salah satunya di Facebook. Dengan tindakannya itu membuat kru pesawat Lion Air melakukan tindakan return to apron (RTA) atau prosedur mengembalikan pesawat ke apron untuk pemeriksaan keamanan.

<iframe src="https://www.facebook.com/plugins/video.php?height=476&href=https%3A%2F%2Fwww.facebook.com%2F61558485044200%2Fvideos%2F1803751756847232%2F&show_text=false&width=267&t=0" width="267" height="476" style="border:none;overflow:hidden" scrolling="no" frameborder="0" allowfullscreen="true" allow="autoplay; clipboard-write; encrypted-media; picture-in-picture; web-share" allowFullScreen="true"></iframe>

Manajemen Lion Air Grup angkat bicara terkait kejadian itu. Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro dalam keterangan resmi diterima di Tangerang, Minggu (3/8/2025), menyampaikan informasi terjadinya ancaman kedaruratan ini akibat ulah salah satu penumpang di maskapai itu.

"Saat posisi pesawat sudah push back, salah satu pelanggan laki-laki berinisial H menyampaikan informasi adanya bom kepada awak kabin," katanya.

Sebelumnya, penerbangan dengan pesawat Boeing 737-9 registrasi PK-LRH itu mengangkut 184 penumpang. Sseluruh prosedur keberangkatan berjalan normal hingga pesawat selesai proses push back (mundur dari posisi parkir) dan bersiap menuju taxiway (landas hubung).

Namun, lanjut Danang, sesuai prosedur keselamatan penerbangan, awak kabin mengkonfirmasi terkait adanya ancaman bom yang dilakukan oleh penumpang. "Informasi segera dilaporkan kepada kapten pilot dan petugas layanan darat," ujarnya.

Menurut dia, pernyataan yang disampaikan setelah pintu pesawat ditutup maka dikategorikan sebagai Return to Apron (RTA) atau prosedur mengembalikan pesawat ke apron untuk pemeriksaan keamanan.

Kendati demikian sebagai langkah penanganan keamanan, pihaknya langsung melakukan RTA. Sementara untuk penumpang berinisial H yang menginformasikan ancaman bom itu diturunkan dan diserahkan kepada pihak berwenang.

Pihak berwenang dimaksud adalah petugas keamanan bandara, Otoritas Bandara, PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil), serta kepolisian, untuk investigasi dan proses lebih lanjut sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

"Hal ini dilakukan demi memastikan kenyamanan seluruh pelanggan dan awak pesawat dalam menjalankan standar keselamatan serta keamanan penerbangan yang berlaku," ungkapnya.

Kemudian terhadap seluruh penumpang, bagasi, dan barang bawaan, diturunkan serta diperiksa ulang oleh petugas keamanan bandara. "Hasil pemeriksaan memastikan tidak ditemukan benda mencurigakan atau berbahaya," ucapnya.

Kemudian pihaknya menyiapkan pesawat pengganti Boeing 737-900ER registrasi PK-LSW pada hari yang sama.

"Penerbangan JT-308 kemudian diberangkatkan kembali pada hari yang sama (2/8/2025) dan telah mendarat di Bandara Internasional Kualanamu," tuturnya.

Penjelasan Polisi Bandara Soetta

Kapolresta Bandara Soetta Kombes Polisi Ronald Sipayung mengatakan yang bersangkutan sedang dalam proses pemeriksaan oleh tim penyidik Polresta Bandara dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Otoritas Keamanan Bandara (Otban) Internasional Soetta

"Penyidik Polres Bandara dan PPNS Otban masih sedang proses pemeriksaan kepada yang bersangkutan," katanya.

Ia mengatakan proses pengamanan terhadap penumpang yang mengaku dan berteriak adanya bom dalam kabin pesawat Lion Air itu dilakukan pada Sabtu (2/8/2025) malam pascakejadian.

"Dari semalam sudah bersama-sama ditangani oleh tim gabungan penyidik PNS Otban dan penyidik Polres Bandara," ujarnya.

Ronald mengatakan pihaknya terus melakukan tahapan penyelidikan dan penyidikan agar insiden yang meresahkan penumpang itu tidak terulang lagi.

"Untuk sanksi pidana tentu ada. Namun, dalam hal ini nanti setelah proses pemeriksaan akan disampaikan lebih jelasnya," kata dia.

Sentimen: neutral (0%)