Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Boyolali
Kasus: kecelakaan, Kemacetan
Tokoh Terkait
Polres Boyolali Jaring 1.545 Pelanggar Lalu Lintas, Mayoritas Tak Punya SIM
Espos.id
Jenis Media: Solopos

Esposin, BOYOLALI--Kepolisian Resor (Polres) Boyolali menggelar Operasi Patuh Candi 2025 selama dua pekan pada 14-27 Juli 2025. Selama operasi berlangsung, terjaring sekitar 1.545 pelanggar lalu lintas.
Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas) Polres Boyolali, AKP Susilo Eko Nurwardani, memerinci dari 1.545 perkara pelanggaran, ada 100 pengendara terkena tilang elektronik atau ETLE, 745 tilang manual, dan 700 teguran.
"Mayoritas pelanggaran yaitu berkendara di bawah umur atau tidak memiliki SIM," ujarnya kepada Espos, Senin (28/7/2025).
Pelanggaran berupa tilang mayoritas pada kendaraan sepeda motor ada 759 kali. Perinciannya antara lain berkendara di bawah umur ada 339 pelanggar, tidak menggunakan helm sesuai standar ada 284, knalpot tak sesuai standar ada 107 pelanggar, hingga melawan arus ada 29 pelanggar.
Kemudian, untuk pelanggaran mobil berupa melawan arus 14 pelanggar dan tidak menggunakan sabuk pengaman sebanyak 72 pelanggar.
“Mayoritas pelanggaran ditemukan saat pagi dan sore hari, yaitu saat jam berangkat dan pulang aktivitas masyarakat. Kesadaran tertib lalu lintas masyarakat masih rendah,” kata dia.
Selain melakukan penindakan kepada pelanggar, Satlantas Polres Boyolali juga melakukan sosialisasi ketertiban dan keselamatan berlalu lintas ke sekolah dan masyarakat.
Selanjutnya, untuk kejadian kecelakaan lalu lintas (lakalantas) selama Operasi Patuh Candi 2025, jelas Eko, ada 22 kejadian.
“Terdapat 24 korban luka ringan dan kerugian materiil Rp9,4 juta. Rata-rata kejadian lakalantas di rentang waktu pukul 06.00 WIB-09.00 WIB di pagi hari ketika arus lalu lintas cukup padat waktu di mana masyarakat berangkat aktivitas,” kata dia.
Sebelumnya diberitakan, apel perdana digelar di halaman Polres Boyolali bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Boyolali, TNI, dan Satpol PP pada Senin (14/7/2025).
Kapolres Boyolali, AKBP Rosyid Hartanto, mengatakan dalam operasi tersebut melibatkan 150 personel kepolisian. Rosyid mengatakan tema Operasi Patuh Candi 2025 yaitu tertib berlalu lintas demi terwujudnya Indonesia Emas.
"Tujuannya untuk kami memberikan edukasi kepada masyarakat agar keamanan, keselamatan, ketertiban, kelancaran lalu lintas bisa kami jaga di Kabupaten Boyolali," kata dia saat ditemui di Polres Boyolali.
Ia mengatakan tilang manual akan tetap dilakukan dengan selektif prioritas. Yaitu dengan pelanggaran kasat mata dan mengancam terjadinya kecelakaan lalu lintas di jalan. Tilang elektronik atau ETLE, lanjut Kapolres, juga tetap dilaksanakan.
Ada sembilan sasaran dalam Operasi Patuh Candi 2025, yaitu:
1. Kendaraan bermotor tanpa pelat nomor/ pelat nomor palsu
2. Menggunakan HP saat mengemudi
3. Pengendara di bawah umur
4. Berboncengan lebih dari dua orang
5. Tidak memakai helm SNI
6. Tidak memakai sabuk pengaman
7. Mengemudi dalam pengaruh alkohol
8. Melawan arus lalu lintas
9. Melebihi batas kecepatan.
Selanjutnya, Kapolres Rosyid mengatakan tahap pertama, Operasi Patuh Candi akan mengadakan edukasi dan imbauan ke masyarakat.
"Kalau masih terjadi, kami akan melakukan penindakan berupa tilang," kata dia.
Dalam sambutannya, Kapolres Rosyid menegaskan pentingnya kesadaran kolektif dalam menciptakan budaya tertib berlalu lintas.
Menurutnya, permasalahan lalu lintas saat ini berkembang secara pesat dan dinamis sebagai konsekuensi dari meningkatnya jumlah kendaraan serta kebutuhan mobilitas masyarakat. Oleh karena itu, lanjut dia, dibutuhkan peran aktif seluruh pemangku kepentingan untuk meningkatkan disiplin dan kepatuhan masyarakat terhadap aturan lalu lintas.
Rosyid juga menekankan tiga poin penting dalam pelaksanaan operasi. Pertama, pentingnya deteksi dini terhadap lokasi rawan pelanggaran, kemacetan, dan kecelakaan lalu lintas.
Kedua, perlunya edukasi dan pembinaan yang masif kepada masyarakat melalui berbagai media dan metode komunikasi.
Ketiga, setiap anggota yang bertugas di lapangan harus menghindari tindakan kontraproduktif dan tetap menjunjung tinggi sikap humanis dalam menegakkan hukum.
"Kami harap dengan adanya Operasi Patuh ini, kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas semakin meningkat sehingga angka kecelakaan lalu lintas dapat ditekan. Operasi ini juga menjadi pengingat bahwa keselamatan di jalan adalah tanggung jawab bersama," kata dia.
Sentimen: neutral (0%)