Sentimen
Undefined (0%)
15 Jul 2025 : 15.51
Informasi Tambahan

Institusi: UNAIR, Universitas Airlangga

Kab/Kota: Surabaya

Kasus: kekerasan seksual

Partai Terkait

Tim PKM Psikologi UNAIR Angkat Isu Eksploitasi Seksual Anak di Internet

15 Jul 2025 : 15.51 Views 31

Espos.id Espos.id Jenis Media: News

Tim PKM Psikologi UNAIR Angkat Isu Eksploitasi Seksual Anak di Internet

Esposin, SURABAYA – Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menunjukkan kepedulian akademiknya terhadap isu sosial yang kompleks. 

Melalui skema Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH), tim yang diketuai Fadiani Risqita Mamang berhasil lolos pendanaan Kemdiktisaintek 2025 dengan proposal bertajuk Roleplay to Sexplay: Menguak Online Child Sexual Exploitation and Abuse (OCSEA) Berkedok Roleplay dalam Dunia Virtual.

Bersama anggota tim Maria Vanessa Ferdianto, Mardhatillah Syahrani Fauziah, Nafisa Spica Diraelanabil, dan Gaby Valenia Rosa Purba, riset ini dibimbing langsung oleh Herdina Indrijati, M.Psi., Psikolog. Tim berharap dapat membawa isu ini hingga Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2025.

Dari Roleplay ke Eksploitasi: Mengungkap Ancaman OCSEA yang Tersembunyi

Riset ini berangkat dari fenomena perubahan aktivitas roleplay (RP) di media sosial yang awalnya hanya dianggap sebagai permainan atau hiburan, namun ternyata bisa berujung pada eksploitasi seksual anak secara terselubung, yang dikenal dengan Online Child Sexual Exploitation and Abuse (OCSEA). 

Tim peneliti menemukan peran anonim, interaksi digital yang tidak terpantau, serta potensi kecanduan seksual menjadi celah yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku.

“Masalahnya bukan sekadar aktivitas daring, tapi bagaimana dunia maya membentuk ruang yang rentan terhadap kekerasan seksual digital,” ujar Fadiani.

Inovasi Alat Ukur dan Pendekatan Lintas Disiplin

Kebaruan riset terletak pada pendekatannya yang mengangkat transisi dari roleplay menjadi sexplay, yang belum banyak dikaji sebelumnya. 

Tim pun mengembangkan alat ukur khusus untuk mendeteksi kecenderungan adiksi seksual serta menyusun strategi pencegahan yang berbasis psikologi ruang siber dan teori pilihan rasional (Rational Choice Theory).

“Pendekatan kami menggabungkan perspektif psikologi, komunikasi digital, dan kriminologi untuk menghasilkan solusi yang holistik,” jelas Maria.

Tantangan Etis dan Rencana Pengembangan Lanjutan

Tantangan utama tim adalah menjangkau informan yang pernah mengalami OCSEA dengan pendekatan riset yang aman dan etis. Tim menyiapkan protokol wawancara yang ketat, supervisi psikologis, dan validasi instrumen internal.

“Isu ini sangat sensitif, karena itu penting bagi kami untuk mengedepankan riset yang trauma-informed care dan tidak invasif,” ungkap Mardhatillah.

Kedepan, tim berencana mengembangkan temuan riset ini menjadi skripsi, publikasi ilmiah, dan policy brief untuk lembaga perlindungan anak. Tim juga membuka kemungkinan merancang platform edukasi dan kampanye digital berbasis hasil riset.

Perlindungan Anak Bukan Opsi, Tapi Kewajiban

Di akhir wawancara, tim menyampaikan pesan reflektif kepada masyarakat luas. “Tidak semua kekerasan terlihat. Di balik akun anonim, ada anak-anak yang perlahan dijerat oleh eksploitasi. Saat kita diam, kita membiarkan mereka tanpa perlindungan. Perlindungan anak bukan pilihan, tapi tanggung jawab kita bersama,” tegas Gaby. (NA)

Sentimen: neutral (0%)