Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Sragen
Kasus: kecelakaan, Kemacetan
Tokoh Terkait
Operasi Patuh Candi 2025 Dimulai, Satlantas Polres Sragen Bentuk 5 Satgas
Espos.id
Jenis Media: Solopos

Esposin, SRAGEN—Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Sragen resmi menggelar Operasi Patuh Candi 2025 dengan membentuk lima satuan tugas (satgas) dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing. Operasi yang berlangsung sejak Senin (14/7/2025) hingga 27 Juli 2025 mendatang bukan untuk menakut-nakuti warga tetapi menyadarkan masyarakat Sragen agar tertib berlalu lintas. Upaya itu dilakukan untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas (lakalantas) di Sragen.
Operasi Patuh Candi 2025 dimulai dengan apel gelar pasukan di Lapangan Polres Sragen. Kapolres Sragen AKBP Petrus Parningotan Silalahi sendiri yang menjadi inspektur upacaranya. Apel tersebut juga melibatkan personel lain, seperti dari Dinas Perhubungan (Dishub) Sragen, TNI, dan Samsat, serta stakeholders lainnya.
Kapolres Sragen AKBP Petrus Parningotan Silalahi melalui Kasatlantas Polres Sragen Iptu Kukuh Tirto Satria Leksono kepada Espos.id, Senin siang, mengungkapkan ada 66 personel Satlantas yang diterjunkan dalam operasi skala besar dengan menyasar aspek keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas di wilayah hukum Polres Sragen. Dalam pelaksanaannya, Kukuh menyatakan Satlantas membentuk lima satgas utama yang bergerak secara simultan.
Kelima satgas itu terdiri atas Satgas Preemtif, Edukasi dan Penyuluhan ke sekolah-sekolah, komunitas, dan ruang publik; Satgas Preventif, Patroli dan Penjagaan Titik Rawan Pelanggaran dan Kecelakaan; Satgas Gakkum yang bertugas melakukan penindakan langsung dan melalui electronic traffic law enforcement (ETLE); Satgas Humas yang bertugas sosialisasi melalui media dan kanal informasi masyarakat; dan Satgas Bantuan Operasional yang bertugas memberi dukungan operasional dan teknis selama operasi berlangsung.
Kukuh melanjutkan operasi patuh tahun ini fokus pada upaya menyelamatkan nyawa dan membangun budaya tertib berlalu lintas di masyarakat. Dalam operasi patuh ini, kata dia, memungkinkan adanya Razia kendaraan bermotor. “Setiap hari ada saja laporan kecelakaan lalu lintas. Oleh karenanya kami tidak ingin hanya bersikap reaktif, tetapi proaktif dengan pendekatan edukatif, preventif, dan penegakan hukum secara proporsional,” kata Kukuh.
Dia menjelaskan Operasi Patuh Candi 2025 dilaksanakan dengan strategi preemtif (25%), yaitu melalui penyuluhan dan edukasi oleh Unit Dikyasa; preventif (25%) berupa patroli rutin dan pengawasan lalu lintas; represif (50%) dalam bentuk penindakan pelanggaran lalu lintas, baik dengan tilang manual maupun sistem ETLE. Selain itu, Kukuh menyatakan Satlantas juga menggandeng instansi lintas sektor untuk menyukseskan operasi ini, di antaranya Unit Pengelola Pendapatan Daerah (UPPD)/Samsat Sragen; Subdenpom TNI yang bertugas menindak pelat nomor palsu; Dinas Perhubungan (Dishub) terkait penertiban uji kelayakan kendaraan bermotor terutama angkutan umum dan barang memenuhi standart tehnis dan laik jalan (KIR kendaraan); dan PT KAI untuk pengawasan kepatuhan pengguna jalan di perlintasan kereta api.
Seiring dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor di Sragen, Kukuh melihat potensi kemacetan dan kecelakaan pun kian besar. Dia mengimbau masyarakat untuk tidak menunggu ditilang baru sadar. Dia meminta masyarakat menjadikan keselamatan sebagai kebutuhan, bukan keterpaksaan.
“Operasi ini bukan untuk menakut-nakuti, tapi menyadarkan karena korban kecelakaan itu nyata dan bisa terjadi pada siapa saja. Mari jaga diri, keluarga, dan pengguna jalan lainnya. Operasi Patuh Candi 2025 bukan semata razia, melainkan panggilan moral untuk tertib berlalu lintas. Di balik setiap helm yang dipakai dan sabuk pengaman yang dikaitkan, ada harapan untuk bisa pulang ke rumah dengan selamat,” ajak Kukuh.
Sentimen: neutral (0%)