Sentimen
Undefined (0%)
3 Jul 2025 : 18.51
Informasi Tambahan

Event: Hari Kemerdekaan AS

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Tiongkok

Rupiah Menguat, Prospek Gencatan Senjata Israel-Hamas Jadi Pemicu Eksternal

3 Jul 2025 : 18.51 Views 2

Espos.id Espos.id Jenis Media: Bisnis

Rupiah Menguat, Prospek Gencatan Senjata Israel-Hamas Jadi Pemicu Eksternal

Espos.id, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat ke posisi Rp16.195 pada perdagangan hari ini, Kamis (3/7/2025). Indeks dollar AS mengalami penurunan tipis sebesar 0,02%.

Rupiah ditutup menguat sebesar 51,50 poin atau 0,32% menuju level Rp16.195 per dollar AS. Sementara itu, mata uang di Asia mayoritas ditutup menguat. Yuan China mengalami penguatan 0,02% bersama dengan rupee India sebesar 0,49%. Baht Thailand dan ringgit Malaysia juga menguat dengan persentase masing-masing 0,02% dan 0,20%.

Pengamat valuta asing Ibrahim Assuaibi menyampaikan ada sejumlah faktor yang memengaruhi pergerakan rupiah. Dari eksternal, risiko geopolitik mereda secara signifikan setelah munculnya kabar mengenai kemungkinan gencatan senjata selama 60 hari dalam konflik Israel dan Palestina. “Hal ini bersamaan dengan perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Iran yang masih berlangsung,” ucap Ibrahim.

Dia menyatakan pasar saat ini juga mencermati data Nonfarm Payrolls (NFP) yang dirilis lebih awal dari biasanya karena libur Hari Kemerdekaan AS pada Jumat. Para ekonom memperkirakan ekonomi AS akan menambah sekitar 110.000 pekerjaan pada bulan Juni, turun dari peningkatan sebesar 139.000 pekerjaan pada bulan Mei. Data NFP merupakan indikator utama dalam menentukan arah kebijakan suku bunga The Fed ke depan. Perkiraan tersebut muncul di tengah meningkatnya spekulasi bahwa The Fed akan melakukan pemangkasan suku bunga, seiring dengan tanda-tanda pelemahan signifikan di pasar tenaga kerja.

Dari dalam negeri, Ibrahim menyatakan kebijakan proteksionisme dan arah geopolitik AS di era pasca-Donald Trump menimbulkan turbulensi baru dalam perekonomian global. “Lembaga-lembaga internasional seperti Bank Dunia [World Bank] dan IMF [International Monetary Fund] telah merevisi outlook pertumbuhan ekonomi berbagai negara, termasuk Indonesia sebagai respons atas tekanan global yang meningkat,” kata Ibrahim.

Bank Dunia, misalnya, memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,10% pada Januari 2025, atau sebelum tarif Trump, menjadi 4,70% pada April 2025. Sementara itu, IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari level 4,9% pada Maret 2025 menjadi 4,7% pada Juni 2025, atau mengalami koreksi sebesar 0,2 poin. Revisi tersebut mencerminkan kekhawatiran atas dampak lanjutan dari pelemahan perdagangan internasional, tekanan terhadap ekspor komoditas, penurunan arus investasi asing langsung (FDI), serta ketidakpastian geopolitik yang membebani pasar keuangan.

Di tengah kondisi tersebut, Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif tetapi ditutup menguat di kisaran Rp16.140-Rp16.200 per dolar AS pada Jumat (4/7/2025).

Terpisah, Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede mengatakan, penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi dengan potensi pelonggaran pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS). “Rupiah menguat di hari Kamis, sejalan dengan investor yang melihat dampak potensi pelonggaran pasar tenaga kerja AS akibat rilis data ADP Employment Change malam lalu,” ujar dia.

Data ketenagakerjaan bulanan ADP menunjukkan bahwa AS kehilangan 33.000 pekerjaan pada bulan Juni, menandai penurunan bulanan pertama sejak Maret 2023. Laporan tersebut menimbulkan kekhawatiran tentang kelemahan pasar tenaga kerja yang lebih luas.

Penguatan kurs rupiah sempat terbatasi akibat dari data Purchasing Managers' Index (PMI) jasa Tiongkok yang lebih rendah dari ekspektasi. “Rupiah berpotensi melanjutkan penguatan, meskipun terbatas pada hari Jumat (4/7), didukung oleh dampak dari data ketenagakerjaan AS yang rilis malam nanti. Pasar tenaga kerja AS diperkirakan mengalami pelonggaran, berdasarkan estimasi konsensus ekonom,” kata Josua.

Sentimen: neutral (0%)