Esposin, SEMARANG – Keluarga dari Ketua Partai Hanura, Bambang Raya Saputra alias BR, mengajukan permohonan penangguhan penahanan kepada Polda Jawa Tengah (Jateng) pada pekan lalu.

Alasannya, karena Pemilik Mansion KTV Semarang yang terlibat kasus dugaan prostitusi yang dibalut dengan tarian striptis atau telanjang itu dinilai sudah tua dan merupakan tulang punggung keluarga.

Dirrektorat Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jateng, Kombes Pol. Dwi Subagyo, mengonfirmasi permohonan penangguhan tersebut. Saat ini, penyidik masih melakukan proses pengkajian lanjutan.

“Ada memang permohonan penangguhan dari keluarga tersangka. Kami akan analisis terlebih dahulu,” kata Kombes Pol. Dwi seusai gelar perkara di Mapolda Jateng, Kamis (3/7/2025).

Dirreskrimum pun menekankan bahwasanya proses penyidikan itu jangan sampai terhambat. Oleh karenanya, penyidik akan menilai bagaimana dengan permohonan tersebut, apakah dikabulkan atau tidak.

“Alasan [penangguhan] dari keluarga karena sudah berumur dan sebagai tulang peluang keluarga. Penyidik sekarang sedang mendalami, menilai, apakah permohonan tersebut akan disetujui,” tegasnya.

Sebelumnya, tepatnya pada Jumat (20/6/2025), Bambang telah ditahan oleh Polda Jateng seusai mangkir dua kali dari pemeriksaan.

Oleh karena itu, selepas pemeriksaan ketiga sejak pukul 11.00 WIB hingga 14.00 WIB itu, Ketua Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI) Jawa Tengah langsung sudah dijebloskan ke jeruji besi. “Ya alasannya [penahanan] itu, biar mudah proses penyidikan,” kata Kombes Pol. Dwi.

Meski telah ditetapkan sebagai tersangka, Bambang membantah terlibat dalam praktik prostitusi dan pertunjukan striptis yang berlangsung di lokasi tersebut. Ia mengakui sebagai pemilik gedung, tetapi mengklaim tidak terlibat dalam pengelolaan operasional.

“Saya yang punya gedungnya, izinnya punya saya. Namun, operasionalnya bukan saya,” kata Bambang dalam pernyataannya kepada media, Jumat (6/6/2025).