Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Kristen
Kab/Kota: Salatiga, Sumba
Tokoh Terkait
Prodi Doktor Studi Pembangunan UKSW Luluskan Dua Doktor dari Malut dan Sumba
Espos.id
Jenis Media: News

Esposin, SALATIGA - Dalam suasana penuh syukur dan kebanggaan, dua putra terbaik dari kawasan timur Indonesia resmi menyandang gelar Doktor Studi Pembangunan, Fakultas Interdisiplin (FId) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Selasa (1/7/2025).
Mereka adalah Dosen Universitas Kristen Wira Wacana (Unkriswina) Dr. Umbu Ho Ara, SE., M.Si., dan Dosen Fakultas Teologi Universitas Halmahera Dr. Broery Doro Pater Tjaja, S.Si.Teol., M.Th.
Keduanya resmi dinyatakan lulus dalam Sidang Yudisium dan Promosi Doktor Studi Pembangunan yang dipimpin Dekan Fakultas Interdisiplin, Aldi Herindra Lasso, S.Pd., M.M.Par., Ph.D., bertempat di Ruang Probowinoto. Momen ini tak hanya meneguhkan dedikasi intelektual dan spiritualitas akademik, tetapi juga merepresentasikan semangat membangun dari wilayah pinggiran. Dengan kelulusan ini, jumlah doktor yang dihasilkan Prodi Doktor Studi Pembangunan UKSW kini mencapai 87 orang.
Umbo Ho Ara memulai pendidikannya dari SD Mahesi Kondamara dan menapaki jenjang hingga jenjang hingga meraih gelar doktor dari UKSW pada 2025. Ia telah mengabdikan diri sebagai dosen tetap sejak 2004 di Unkriswina Sumba dan menjabat berbagai posisi strategis, mulai dari wakil ketua bidang kemahasiswaan, akademik, hingga pembantu rektor.
Di luar kampus, perannya juga terekam dalam berbagai komisi dan forum pembangunan daerah seperti Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), dan Dinas Pertanian Sumba Timur.
Komitmennya terhadap pengembangan daerah terefleksi dalam serangkaian penelitian kolaboratif bersama berbagai lembaga, dari Bappeda, Australian Agency for International Development (AusAID), hingga World Vision. Disertasinya yang berjudul “Pariwisata dan Penghidupan Berkelanjutan Masyarakat Lokal di Kabupaten Sumba Timur” menjadi refleksi ilmiah atas kompleksitas dampak pariwisata terhadap masyarakat perdesaan.
“Penelitian ini menunjukkan bahwa pariwisata berpotensi menjadi strategi diversifikasi penghidupan masyarakat pedesaan tanpa menggantikan mata pencaharian tradisional, meski belum sepenuhnya dapat diandalkan sebagai sumber penghidupan berkelanjutan karena sifatnya yang fluktuatif,” ungkapnya.
Pembantu Rektor III Unkriswina Dr. Adrianus Kabubu Hudang turut hadir mengapresiasi disertasi yang dikaji oleh Umbo Ho Ara. Menurutnya, disertasi ini menjadi sumbangan berharga bagi pembangunan wilayah dan keberlanjutan sosial.
“Unkriswina merasa bangga, semoga ilmu yang diperoleh dapat dipakai untuk pencapaian yang lebih besar lagi,” ungkapnya.
Nilai UKSW Sebagai Warisan Intelektual
Sementara itu, Broery Doro Pater Tjaja menyumbangkan pemikiran penting lewat disertasinya berjudul “Politik Lokal, Konflik Gereja, dan Rekonsiliasi di Halmahera, Maluku Utara (Malut)”. Ia membahas bagaimana konflik dalam gereja bukan hanya soal politik, tapi juga soal struktur, jaringan kekuasaan, dan hubungan kekerabatan.
Lewat tiga artikel dalam disertasinya, Broery menjelaskan peran aktor, identitas, dan kepemimpinan dalam merespons konflik dan membangun rekonsiliasi. Karyanya menjadi panduan bagi gereja dalam menghadapi perpecahan dan membangun kembali harmoni di tengah kompleksitas politik lokal.
“Melalui upaya rekonsiliasi yang efektif, gereja dapat berfungsi sebagai agen perubahan positif dalam masyarakat, dan berkontribusi pada pembangunan sosial yang berkelanjutan. Proses ini tidak hanya akan memperkuat hubungan antar anggota jemaat, tetapi juga menciptakan komunitas yang lebih harmonis dan inklusif,” jelasnya.
Dalam momen tersebut, apresiasi juga disampaikan oleh Sekretaris Lembaga Penelitian Pengabdian Masyarakat dan Publikasi (LPPMP) Universitas Halmahera Bayu Achil Sadjab yang menegaskan bahwa disertasi Broery dapat menjadi payung besar riset universitas dan diharapkan dapat menjadi rujukan dan pengembangan studi konflik dan rekonsiliasi.
“Ini bukan akhir, tapi awal bagaimana Doktor Broery menjadi pakar dalam bidangnya. Kami berharap kerja sama antara UKSW dan Universitas Halmahera semakin erat ke depannya,” harapnya.
Sementara itu, Dekan FId Aldi Herindra Lasso menyampaikan harapannya agar nilai-nilai UKSW yang telah dijalani selama proses studi dapat menjadi warisan intelektual yang memperkuat komunitas akademik di kampus asal masing-masing. “Bapak berdua telah menempuh nilai-nilai yang kita rasakan bersama. Semoga langkah ini menjadi legasi akademik yang menumbuhkan generasi doktor berikutnya,” pungkasnya.
Melalui karya akademik ini, UKSW menegaskan komitmennya untuk mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4 pendidikan berkualitas, SDGs ke-10 mengurangi ketimpangan, SDGs ke-11 kota dan pemukiman yang berkelanjutan, SDGs ke-16 perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh.
Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 31 Prodi Unggul dan A.
Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah. Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai "Creative Minority" yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat.(NA)
Sentimen: neutral (0%)