Sentimen
Undefined (0%)
3 Jul 2025 : 09.25
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Solo

Pengeluaran Rokok Warga Solo Lebih Tinggi dari Makanan Bergizi, Ini Kata Pemkot

3 Jul 2025 : 09.25 Views 1

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Pengeluaran Rokok Warga Solo Lebih Tinggi dari Makanan Bergizi, Ini Kata Pemkot

Esposin, SOLO - Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo memberi tanggapan terkait rata-rata pengeluaran rokok per kapita warga di Kota Bengawan yang lebih tinggi daripada untuk membeli buah, sayur maupun telur. DKK meminta warga agar mengutamakan membeli makanan bergizi dibandingkan rokok dan tembakau.

"Uang yg biasanya dibelikan rokok lebih baik dibelikan bahan makanan bergizi yang dapat menunjang gizi keluarga, meningkatkan kesehatan balita, memperbaiki pertumbuhan dan perkembangannya, sehingga dapat tumbuh menjadi generasi emas," kata Kepala DKK Solo, Retno Erawati Wulandari saat dihubungi Espos, Selasa (3/7/2025)

Sebagai informasi merujuk data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS) Solo 2024, rata-rata pengeluaran sebulan satu warga di Solo senilai Rp1.702.139. Dari jumlah itu 3,58 persen atau Rp60.852 di antaranya dibelanjakan untuk rokok dan tembakau.

Di sisi lain pengeluaran untuk sayur-sayuran hanya 3,45 persen atau Rp58.683/bulan. 

Kemudian untuk  telur dan susu 2,85 persen atau Rp48.458/bulan dan daging 2,39 persen atau Rp40.644/bulan. Sedangkan untuk belanja buah-buahan sebesar 2,39 persen atau Rp40.732/bulan.

Jika dilihat berdasarkan kelompok masyarakat, 20 persen kelompok pengeluaran teratas rata-rata mengeluarkan Rp90.250/bulan untuk rokok dan tembakau.  Kemudian untuk 40 persen kelompok menengah Rp67.838/bulan, dan 40 persen kelompok terendah Rp39.070/bulan.

Retno mengimbau agar warga untuk lebih memprioritaskan kesehatan keluarga dan kesehatan secara keseluruhan dengan memperbanyak konsumsi protein, sayur, buah.  Menurutnya dengan gizi seimbang akan meningkatkan daya tahan tubuh dan kualitas kesehatan seseorang sehingga terhindar dari penyakit dan masyarakat lebih produktif. 

"Hindari asap rokok karena rokok merupakan sumber dari banyak penyakit, termasuk dapat mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan balita, sehingga sudah saatnya masyarakat berubah ke pola hidup yg lebih sehat,"tandasnya.

Sebelumnya, salah satu perokok di Solo yang enggan disebut namanya menyebut angka pengeluaran rokok dan tembakau per bulan  yang dirilis BPS Solo dinilai terlalu sedikit. Pasalnya dengan Rp60.852 itu hanya cukup untuk empat hari.

“Masa sedikit sekali? Bagi perokok angka segitu [Rp60.852] hanya cukup empat hari dengan harga rokok termurah Rp15.000-an. Kalau harga rokoknya yang mahal Rp30.000 itu hanya habis dalam dua hari,” kata dia saat diwawancarai Espos, Selasa (1/7/2025).

Dia mengaku pengeluarannya untuk rokok dan tembakau kurang lebih Rp225.000/bulan. Menurutnya angka tersebut bisa lebih mengingat harga rokok semakin naik dan kondisi keuangan saat itu.

Namun begitu dia memastikan pengeluaran rokok dan tembakau tidak melebihi untuk kebutuhan makanan lain seperti buah-buahan, sayur, dan protein hewani lainnya.

“Kalau saya pengeluaran rokok tidak melebihi konsumsi makanan keluarga saya. Saya saja untuk beli buah-buahan dalam sebulan bisa lebih dari Rp300.000,” tandasnya.

Sentimen: neutral (0%)