Sentimen
Undefined (0%)
3 Jul 2025 : 09.50
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Boyolali, Jepara, Semarang, Solo

Kasus: HAM, kekerasan seksual

Mendampingi Anak Berselancar di Internet

3 Jul 2025 : 09.50 Views 1

Espos.id Espos.id Jenis Media: Kolom

Mendampingi Anak Berselancar di Internet

Seorang bocah perempuan berusia 12 tahun di Kabupaten Boyolali diperkosa seorang lelaki dewasa hingga hamil. Kini lelaki pemerkosa itu telah ditangkap polisi. 

Si bocah perempuan berada dalam pelindungan dan pendampingan Pemerintah Kabupaten Boyolalai dan Solidaritas Perempuan untuk Kemanusiaan dan Hak Asasi Manusia (Spek-HAM) Solo. 

Bocah perempuan itu mengenal lekaki tersebut lewat fasilitas komunikasi di Internet. Setelah itu mereka bertemu hingga lelaki itu memerkosa bocah perempuan tersebut.

Ini bukan kasus pertama kekerasan seksual berangkat dari komunikasi di ruang digital. Seorang predator seksual diberitakan menggunakan sarana komunikasi di dunia Internet dan menjaring 31 anak di bawah umur. 

Ruang digital memang tak terbatas. Korban predator seksual yang berstatus warga Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah, adalah anak-anak di Kabupaten Jepara, Kota Semarang, Lampung, hingga beberapa daerah di Jawa Timur. 

Predator seksual itu laki-laki berusia 21 tahun. Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah mengungkap banyak barang bukti berupa jejak digital hingga bukti tindakan tak bermoral tersebut.

Orang tua harus meningkatkan pengawasan aktivitas anak-anak mereka. Pada era digital kini anak-anak semakin terpapar teknologi Internet. 

Banyak orang tua membebaskan anak menggunakan Internet dengan memberikan mereka gawai sesuai permintaan dan mencukupi kebutuhan kuota Internet. 

Sebagian bocah mengakses Internet menggunakan gawai orang tua, gawai orang dewasa lain yang dekat, atau  gawai teman.

Pelajaran dari kasus di Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Jepara itu adalah orang tua harus memastikan anak-anak menggunakan Internet dengan aman. 

Ancaman-ancaman siber seperti penipuan online, cyberbullying, konten yang tidak pantas, dan manipulasi oleh orang dewasa—terutama predator seksual—selalu mengintai anak-anak. 

Sangat penting orang tua mendampingi anak-anak yang mengakses Internet dan membatasi waktu akses bagi mereka.

Kiat penting yang harus dipahami dan dilakukan orang tua adalah berkomunikasi secara terbuka dengan anak, menggunakan filter dan pengaturan parental control, mengajarkan etika online kepada anak-anak.

Kemudian, memantau aktivitas online anak-anak dan mengajarkan anak-anak agar tidak menanggapi pesan atau tautan dari orang yang tidak dikenal, terutama dari orang dewasa yang tidak dikenal.

Pengasuhan kolektif atau komunal juga sangat penting ketika orang tua memiliki keterbatasan untuk mengasuh anak-anak yang kini makin bebas mengakses Internet.

Bisa jadi orang tua tak bisa maksimal mengasuh dan mengawasi anak-anak karena kesibukan bekerja, terutama di kalangan keluarga miskin.

Dalam kondisi demikian, orang-orang dewasa di sekitar anak-anak, apa pun hubungan dengan anak itu, harus bertindak sebagai pengasuh yang bersama-sama melindungi anak-anak dari pengaruh buruk Internet.

Pengasuhan komunal akan meningkatkan daya tangkal pada pengaruh buruk konten di Internet terhadap anak-anak. Landasan praksisnya adalah kepedulian bersama terhadap keamanan anak-anak dari pengaruh buruk dunia digital. Mari, bersama-sama menjaga anak-anak di sekitar kita.

Sentimen: neutral (0%)