Sentimen
Undefined (0%)
2 Jul 2025 : 20.31
Informasi Tambahan

Institusi: UGM

Kab/Kota: Sleman, Yogyakarta

Kasus: kecelakaan, KKN

2 Mahasiswa Meninggal, UGM akan Evaluasi Penempatan KKN di Wilayah Rawan

2 Jul 2025 : 20.31 Views 9

Espos.id Espos.id Jenis Media: News

2 Mahasiswa Meninggal, UGM akan Evaluasi Penempatan KKN di Wilayah Rawan

Espos.id, SLEMAN - Universitas Gadjah Mada (UGM) bakal mengevaluasi penempatan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) ke wilayah-wilayah yang memiliki tingkat kerawanan tinggi, terutama daerah kepulauan atau pesisir.

"Nanti akan ada catatan, kalau yang ke luar ke daerah-daerah yang ada laut atau tingkat kerentanan yang tinggi, apa yang perlu kami siapkan," ujar Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat, dan Alumni UGM Arie Sujito saat konferensi pers di Kampus UGM, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (2/7/2025).

Menurut Arie, insiden kecelakaan laut di Maluku Tenggara yang menelan korban jiwa dua mahasiswa UGM menjadi peringatan untuk meninjau kembali sistem pelaksanaan KKN, khususnya di wilayah berisiko tinggi. "Kami akan terus berbenah. Upaya-upaya yang telah dilakukan mulai dari pembekalan hingga koordinasi akan kami evaluasi agar ke depan tidak terjadi lagi," kata dia.

Evaluasi yang dimaksud Arie tidak sekadar menyangkut aspek geografis, tetapi juga sistem pendampingan, prosedur keselamatan, hingga edukasi risiko kepada mahasiswa. "Kalau ada risiko besar, harus diminimalkan. Mahasiswa harus nyaman dan aman," tegas Arie.

Ia juga menyampaikan bahwa sebagian besar penempatan KKN dilakukan atas permintaan pemerintah daerah. "Rata-rata daerah-daerah sebagai lokasi KKN itu karena permintaan dari kabupaten, dari desa," ucap dia. Menurut Arie, UGM terbuka atas masukan dari berbagai pihak, termasuk kritik, demi perbaikan sistem pelaksanaan KKN-PPM di masa mendatang.

Meski begitu, dia menegaskan bahwa KKN-PPM tetap menjadi bagian dari Tridharma Perguruan Tinggi sekaligus pembentuk karakter mahasiswa yang tidak dapat diabaikan. "Keselamatan adalah prinsip utama. Ini menjadi perhatian serius kami agar pengabdian berjalan tanpa mengorbankan keselamatan mahasiswa," ujar Arie.

Sekretaris UGM Andi Sandi menyatakan meski mahasiswa telah mendapat pembekalan dan koordinasi dilakukan sejak sebelum diterjunkan di lokasi KKN, insiden tersebut menunjukkan bahwa sistem yang ada perlu diperbaiki. "Sebelum penerjunan, mahasiswa sudah dibekali dan dosen pembimbing serta koordinator wilayah juga sudah melihat lokasi. Tapi kejadian ini jadi refleksi bagi kami semua," ujar Andi.

Ia menambahkan, ke depan UGM bakal mengembangkan panduan keselamatan yang lebih detail, khususnya untuk pelaksanaan KKN di daerah dengan karakteristik seperti laut atau wilayah dengan akses terbatas. "Protokol keselamatan dan safety akan kami perjelas. Mahasiswa juga harus lebih memahami karakter wilayah penempatan, apalagi mereka harus hidup bersama masyarakat setempat," katanya.

Sebelumnya, insiden kecelakaan laut terjadi pada Selasa (1/7/2025) sore di Perairan Ohoi, Desa Debut, Kecamatan Manyeuw, Maluku Tenggara. Longboat yang mengangkut tujuh mahasiswa UGM dan lima warga setempat terbalik setelah dihantam ombak setinggi 2,5 meter dalam perjalanan dari Pulau Wearhu menuju Desa Debut. Lima warga dan lima mahasiswa berhasil diselamatkan. Namun, dua mahasiswa lainnya meninggal dunia.

Septian Eka Rahmadi, mahasiswa Fakultas Teknik, dinyatakan meninggal dunia saat dalam perjalanan ke RSUD Karel Satsuit Tubun Langgur. Sementara itu, Bagus Adi Prayogo dari Fakultas Kehutanan sempat dilaporkan hilang dan baru ditemukan oleh warga dalam kondisi meninggal dunia pada malam harinya pukul 22.15 WIT.

Sekretaris Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat UGM Djarot Heru Santoso menyebut lokasi KKN di Maluku Tenggara tersebut bukan kali pertama digunakan. Beberapa tahun sebelumnya, wilayah tersebut juga menjadi lokasi KKN dan berjalan aman. "Ini lokasi ketiga atau keempat yang digunakan KKN. Jadi sebelumnya tidak ada masalah," ujar Djarot.

Sentimen: neutral (0%)