Sentimen
Undefined (0%)
2 Jul 2025 : 18.50
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Karanganyar, Solo, Sragen, Sukoharjo

Kerap Terjadi Orang Loncat dari Jembatan Jurug Solo, Ini Analisis Psikolog

2 Jul 2025 : 18.50 Views 7

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Kerap Terjadi Orang Loncat dari Jembatan Jurug Solo, Ini Analisis Psikolog

Esposin, SOLO -- Peristiwa orang loncat dari Jembatan Jurug di perbatasan Solo-Karanganyar pada Selasa (1/7/2025) sudah kali kesekian terjadi. Mayoritas pelaku berniat mengakhiri hidup.

Berdasarkan catatan Espos, sepanjang 2025 sudah ada beberapa kejadian orang melompat ke Sungai Bengawan Solo dari Jembatan Jurug. Pertama, wanita asal Solo, Na, melompat dari Jembatan Jurug pada Selasa (21/1/2025). Kedua, pria asal Sukoharjo, O, 30, melompat dari Jembatan Jurug pada Kamis (30/1/2025).

Ketiga, wanita asal Sragen, RW, 23, melompat dari Jembatan Jurug pada Februari 2025.  Keempat, pria asal Sragen, DY, 32, melompat dari Jembatan Jurug pada Selasa (11/2/2025). 

Terbaru, mahasiswi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo yang melompat dari Jembatan Jurug ke Sungai Bengawan Solo, DA, 22, Selasa (1/7/2025). Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Juliani Prasetyaningrum menjelaskan terulangnya kasus orang melompat ke Sungai Bengawan Solo melalui Jembatan Jurug karena sugesti.

“Itu sugesti ketika orang yang mau bunuh diri itu pemikirannya berhasil, berhasil mati maksudnya. Ketika ada tempat di mana niat itu dilakukan dan berhasil, itu akan menjadi data bagi dia ‘aku kalau akan melakukan itu akan memilih di situ karena yang lain meninggal’,” kata Juliani saat diwawancarai Espos di Kecamatan Laweyan, Solo, Rabu (2/7/2025).

Selain untuk melakukan percobaan bunuh diri, kata dia, bagi orang yang belum berniat bunuh diri juga bisa menjadi sugesti untuk menyelesaikan masalah dengan melakukan bunuh diri. Mereka mengira masalah selesai dengan bunuh diri.

“Itu yang perlu kita benahi, meluruskan, sebagai psikolog, meluruskan mental yang belum sehat. Apalagi bagi yang memiliki gangguan klinis bipolar,” papar dia.

Dia menjelaskan orang yang memiliki gangguan bipolar membutuhkan proses yang lama untuk pemulihan. Perlu upaya intensif memberikan pendampingan bagi orang-orang yang memiliki kecenderungan bipolar.

“Tak hanya orangnya tetapi kepada orang-orang terdekat mulai dari orang tua, peer group-nya. Temannya perlu memahami orang yang mengalami bipolar dan bagaimana berteman dengan orang bipolar,” papar dia.

Dia menjelaskan warga yang memiliki masalah psikologis bisa hadir ke tempat layanan psikolog, misalnya layanan di perguruan tinggi atau layanan Posyandu Plus milik Pemkot Solo.

“Bisa didata dulu, untuk konseling butuh waktu, beda dengan dokter lima menit bisa selesai. Kalau konseling bisa membutuhkan waktu lebih lama,” papar dia.

Wakil Wali Kota Solo Astrid Widayani menjelaskan mendorong warga yang memiliki masalah kesehatan mental untuk memanfaatkan fasilitas layanan yang dimiliki Pemkot Solo, contohnya Posyandu Plus.

“Untuk meringankan beban-beban kesehatan mental ada Posyandu Plus. Kami kuatkan di kesehatan mental,” kata dia.

Berkaitan infrastruktur, kata Astrid, perlu kajian lebih lanjut untuk mengantisipasi kawasan Jembatan Jurug digunakan untuk percobaan bunuh diri. Pemasangan jaring-jaring di Jembatan Jurug perlu pembahasan lebih lanjut. 

Sentimen: neutral (0%)