Sentimen
Undefined (0%)
2 Jul 2025 : 17.35
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Boyolali, Magelang

Tokoh Terkait

Sudah Buka 2 Gelombang SPMB, 32 SMPN di Boyolali Masih Kekurangan Murid

2 Jul 2025 : 17.35 Views 11

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Sudah Buka 2 Gelombang SPMB, 32 SMPN di Boyolali Masih Kekurangan Murid

Esposin, BOYOLALI--Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali telah membuka dua gelombang pendaftaran khusus jalur domisili dalam Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) SMP negeri 2025/2026. Namun, ternyata masih ada sekolah yang kekurangan murid.

Diketahui, ada empat jalur SPMB SMPN di Boyolali yaitu afirmasi, prestasi, mutasi, dan zonasi. Tiga jalur yaitu afirmasi, prestasi, dan mutasi dibuka satu gelombang yaitu pada 10-13 Juni 2025. Sedangkan, jalur domisili dibuka dua gelombang yaitu 16-19 Juni 2025 dan 24-25 Juni 2025.

Kabid SMP Disdikbud Boyolali, Mulyono, mengatakan pada pembukaan SPMB gelombang II jalur domisili, ada 37 sekolah yang kekurangan murid.

“Hasilnya [SPMB] masih ada [sekolah yang kekurangan murid], dari kemarin 37 sekolah [kurang murid] yang terpenuhi hanya SMPN 1 Boyolali, SMPN 2 Boyolali, SMPN 1 Juwangi, SMPN 3 Mojosongo, dan SMPN 1 Musuk. Hanya tambah lima yang terpenuhi, sisanya kurang,” kata dia ditemui di kantornya, Rabu (2/7/2025).

Mulyono mengatakan dibukanya gelombang II karena kuota murid masih ada sekitar 1.500 kursi. Sedangkan, pendaftar pada gelombang dua hanya sekitar 150 murid atau sekitar 10% dari kuota.

Ia mengungkapkan kursi untuk SMPN di Boyolali ada sekitar 10.017 orang sedangkan baru terisi sekitar 8.600. Artinya, sisa tersebut kosong karena memang muridnya sudah mendapat sekolah baik di negeri, swasta, atau MTs.

Mulyono mengatakan semua sekolah tetap mendapatkan murid, walau ada sekolah yang tidak memenuhi kuota 1 kelas 32 murid seperti SMPN 2 Selo dan SMPN 2 Sambi.

Ia mencontohkan SMPN 2 Selo berbatasan dengan Magelang, lalu ada siswa yang mendaftar seolah "menyeberang" ke kabupaten sebelah. Diduga, penyebabnya karena transportasi yang lebih mudah.

Selanjutnya, dengan banyaknya sekolah yang masih kekurangan murid, Mulyono mengatakan belum ada rencana regrouping.

“Bukan masalah sedikit terus kami regrouping, kami juga melihat peta wilayah itu. Wilayah itu kalau memang belum ada sekolah lain, tetap walau muridnya sedikit ya dipertahankan di situ. Regrouping manakala sekolah sudah dijepit banyak sekolah, sehingga murid tidak berkembang, sehingga bisa regrouping,” kata dia.

Mulyono mengatakan bahkan beberapa SMP negeri harus bekerja keras mencari murid seperti mencoba menarik minat dengan memberikan seragam gratis. Uang membeli seragam didapat dari iuran para gurunya.

“Seperti di SMPN 2 Selo, SMPN 2 Nogosari, SMPN 4 Mojosongo, dan SMPN 3 Simo, itu dalam rangka untuk mendapatkan murid, mereka iuran untuk membelikan seragam anak. Ya entah satu stel atau dua stel, tapi memang ada upaya seperti itu,” kata dia.

Sebelumnya diberitakan, Disdikbud Boyolali mencatat sebanyak 37 dari 52 SMP Negeri di Boyolali atau sekitar 71% kekurangan murid dalam Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025/2025.

Hal tersebut membuat Disdikbud Boyolali menjadwalkan SPMB gelombang II khusus jalur domisili.

“Untuk gelombang II ini persyaratannya kami longgarkan, karena anak itu warga Boyolali dan belum mendapatkan sekolah. Maka kami fasilitasi, gelombang II itu hari ini dan besok. Persyaratannya anak itu dinyatakan belum diterima di sekolah manapun baik swasta dan negeri,” kata dia ditemui di kantornya, Selasa (24/6/2025).

Pendaftaran dilaksanakan secara daring sama seperti gelombang pertama. Sesuai namanya, domisili untuk warga yang berdomisili di sekitar sekolah.

Setelah pada 24-25 Juni 2025 SPMB gelombang II jalur domisili, hasilnya akan diumumkan pada 26 Juli selanjutnya daftar ulang pada 28 Juni 2025.

Mulyono mengaku sekitar 1.500-an kekurangan siswa kemungkinan besar tidak akan terisi karena pada hari pertama SPMB gelombang pertama hanya sekitar 99 anak yang mendaftar.

“Artinya memang siswa di Boyolali mungkin lulusannya bisa ke sekolah swasta dan MTs, itu yang mungkin menyebabkan kuota kami tidak terpenuhi. Selain itu, memang anaknya sudah enggak ada, lulusan [SD] di Boyolali ada sekitar 15.000, kan terbagi ke MTs dan swasta juga,” kata dia.

Ia mengatakan SMP yang kekurangan murid pada 2025 ini juga berasal dari sekolah kota yang biasanya tak pernah kekurangan murid seperti SMPN 1 Boyolali, SMPN 2 Boyolali, dan sebagainya.

“Penyebabnya kekurangan murid mungkin karena dalam menentukan zonanya kurang luas. Sebagai contoh di SMPN 1 Boyolali itu hanya lima kelurahan/desa yang diambil domisilinya ada Siswodipuran, Pulisen, Karanggeneng, Banaran, dan Mojosongo. Itu jadi evaluasi kami ke depan agar sekolah yang kekurangan murid biar domisilinya diperluas,” kata dia. 

Sentimen: neutral (0%)