Sentimen
Undefined (0%)
2 Jul 2025 : 15.38
Tokoh Terkait

Negosiasi Bea Masuk dengan AS Belum Capai Kata Sepakat

2 Jul 2025 : 15.38 Views 8

Espos.id Espos.id Jenis Media: Ekonomi

Negosiasi Bea Masuk dengan AS Belum Capai Kata Sepakat

Espos.id, JAKARTA - Sampai saat ini belum ada kesepakatan dengan Amerika Serikat terkait negosiasi bea masuk resiprokal sebesar 32% yang dikenakan untuk barang asal Indonesia. "Yang masih kita tunggu adalah dengan Amerika, yang belum deal dan sebagainya. Jadi nunggu waktu, di negara lain juga belum deal semua," ujar Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso, Rabu (2/7/2025).

Budi berharap negosiasi dengan Amerika Serikat dapat berjalan dengan mulus, meski sudah mendekati batas akhir yakni pada 8 Juli mendatang. Ia mengaku optimistis hubungan Indonesia dan Amerika Serikat semakin membaik. Apalagi, kedua negara saling membutuhkan dalam hal perdagangan. "Kan ini sama-sama butuh, Amerika juga butuh kita, kita juga butuh. Mereka butuh kita, kita juga butuh pasar dia," katanya.

AS juga merupakan negara penyumbang surplus nomor satu bagi neraca perdagangan Indonesia dengan nilai US$7,08 miliar. Sementara India berada pada urutan kedua dengan surplus US$5,30 miliar, dan Filipina sebesar US$3,69 miliar. Untuk mempertahankan angka tersebut, lanjut Budi, Kementerian Perdagangan (Kemendag) juga melakukan identifikasi komoditas unggulan untuk ekspor ke Amerika.

Budi mengatakan pemerintah masih terus menunggu proses negosiasi, namun di sisi lain juga melakukan persiapan apabila diplomasi tidak berjalan dengan baik. "Jadi perang dagang Amerika ini kan cepat sekali berubah, sehingga kita harus antisipasi, kalau ada perubahan ya kita sudah siap," imbuhnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto Senin (30/7/2025), mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia memberikan penawaran kedua atau second best offer, salah satunya investasi di sektor mineral kritis atau critical mineral bersama dengan Danantara Indonesia. Ia menjelaskan, mineral kritis yang ditawarkan antara lain tembaga, nikel, dan kebutuhan untuk ekosistem industri kendaraan listrik (electric vehicle/EV), peralatan militer, serta industri elektronik.

 

Sentimen: neutral (0%)