Sentimen
Undefined (0%)
2 Jul 2025 : 09.50
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Event: Ibadah Haji

Kab/Kota: Madinah

Fase Pemulangan, Angka Kematian Jemaah Haji Terus Bertambah

2 Jul 2025 : 09.50 Views 11

Espos.id Espos.id Jenis Media: News

Fase Pemulangan, Angka Kematian Jemaah Haji Terus Bertambah

Esposin, JAKARTA — Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan memasuki hari ke-60 pelaksanaan ibadah haji, angka kematian jemaah terus bertambah hingga mencapai 418 orang, sehingga perlu adanya pengetatan dalam pemastian kemampuan orang untuk berhaji atau istitha'ah dari segi kesehatan.

“Ibadah haji merupakan kegiatan pengumpulan massa terlama dan terberat bagi kaum muslimin dari sisi aktivitas fisik ibadahnya,” kata Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi Mohammad Imran dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (2/7/2025), dilansir Antara.

Dia mengatakan jumlah ini sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Adapun penyebab dominan wafatnya jemaah haji adalah penyakit jantung yakni syok kardiogenik dan gangguan jantung iskemik akut, serta sindrom gangguan pernapasan akut pada orang dewasa.

Imran menyebutkan angka itu didapatkan dari data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Bidang Kesehatan (Siskohatkes) per 30 Juni 2025 saat cut-off pukul 16.00 WAS.

Alarm Bahaya

Menurutnya, meningkatnya jemaah haji yang meninggal dunia merupakan pertanda bahaya bagi semuanya, sehingga perlu dipastikan bahwa setiap jemaah yang berangkat benar-benar memenuhi kriteria istitha’ah kesehatan.

Dia menyebutkan Kemenkes telah mengatur istitha’ah kesehatan jemaah haji dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/508/2024 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/2118/2023 tentang Standar Teknis Pemeriksaan Kesehatan dalam rangka Penetapan Istitha’ah Kesehatan Haji.

Aturan tersebut menjelaskan berbagai kriteria untuk memenuhi syarat istithaah kesehatan, yang dilakukan melalui pemeriksaan fisik, kognitif, kesehatan mental, serta kemampuan melakukan aktivitas keseharian.

Menurutnya, Implementasi istitha’ah kesehatan yang ketat diharapkan dapat menyaring calon jemaah yang memiliki risiko tinggi atau kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan menjalani ibadah haji yang menuntut fisik.

"Tujuannya adalah mengurangi beban pada sistem layanan kesehatan di Tanah Suci dan yang terpenting menyelamatkan jiwa," katanya.

Oleh karena itu dia pun menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor guna menangani isu ini, seperti dari Kementerian Agama (Kemenag), pemerintah daerah, alim ulama, dan publik.

"Pemerintah Indonesia juga perlu diberikan kemudahan dalam legalitas operasional layanan kesehatan haji selama di Arab Saudi. Persoalan penyelenggaraan kesehatan haji adalah tanggung jawab bersama,” ucapnya.

Sorotan Arab Saudi

Dalam keterangan yang sama Wakil Menteri Haji Arab Saudi Abdul Fatah Mashat mengatakan tingginya angka kematian dan kesakitan pada jemaah haji Indonesia menjadi sorotan khusus oleh Kementerian Haji Arab Saudi, terutama menjelang puncak ibadah haji.

“Ini harus menjadi perhatian kita semua dalam menyusun langkah-langkah persiapan yang lebih baik pada masa mendatang, termasuk dalam penyaringan, pemantauan, dan pendampingan kesehatan jemaah sejak sebelum keberangkatan,” kata Abdul.

Sementara, Tim Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja (Daker) Makkah telah mengevakuasi sebanyak 69 pasien haji dari Makkah ke Madinah, dan penyakit yang banyak ditemukan pada para pasien yakni pneumonia dan penyakit paru obstruktif kronis.

Pada Rabu, Penanggung Jawab Evakuasi dan Tanazul KKHI Makkah Agus Alim mengatakan evakuasi dengan ambulans tersebut pada periode 23-30 Juni.

Para pasien, katanya, merupakan jemaah haji dari kedatangan gelombang kedua yang tiba di Makkah pada minggu ketiga Mei 2025.

Dia menjelaskan jemaah yang dievakuasi adalah jemaah yang masih membutuhkan penanganan medis lanjutan dan/atau pemantauan kesehatan selama proses kepulangan.

“Sebagian besar jemaah yang dievakuasi dalam kondisi duduk disertai pendamping keluarga/petugas haji maupun petugas kesehatan untuk memantau kesehatannya. Adapun 25 orang dievakuasi dalam posisi berbaring untuk dipindahkan dari Makkah ke Madinah. Penyakit yang diderita pasien evakuasi didominasi oleh penyakit paru-paru/pneumonia/PPOK,” kata Agus.

Pentingnya Evakuasi

Kepala KKHI Makkah Edi Supriyatna menyebutkan evakuasi ini merupakan komitmen Tim KKHI Makkah untuk memberikan pelayanan prima bagi jemaah haji Indonesia.

Hal tersebut dilakukan guna memastikan para jemaah mendapatkan penanganan kesehatan yang optimal menjelang kepulangan mereka ke Tanah Air. “Keselamatan dan kesehatan jemaah adalah prioritas utama kami,” ujar Edi.

Dia menjelaskan sebelum diberangkatkan setiap pasien menjalani pemeriksaan menyeluruh untuk memastikan kondisi mereka stabil selama perjalanan.

Selama perjalanan Makkah–Madinah, tim kesehatan terus memantau tanda vital para pasien dan memberikan penanganan yang diperlukan.

Setibanya di Madinah, kata dia, pasien akan langsung ditangani oleh KKHI Daker Madinah atau dirujuk ke Rumah Sakit Arab Saudi bila diperlukan.

"Dengan upaya evakuasi ini, diharapkan jemaah haji yang sakit dapat menjalani masa pemulihan dengan lebih baik dan dapat pulang ke Tanah Air," ucapnya.

Sentimen: neutral (0%)