Sentimen
Informasi Tambahan
Brand/Merek: Honda
Kab/Kota: Karet, Solo
Tinggalkan Surat, Mahasiswi Terjun dari Jembatan Jurug Solo Minta Maaf ke Dosen
Espos.id
Jenis Media: Solopos

Esposin, SOLO -- Mahasiswi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo berinisial DA yang loncat dari Jembatan Jurug ke Sungai Bengawan Solo meninggalkan sepucuk surat dalam tas yang ditemukan bersama sepeda motornya di pinggir jembatan tersebut, Selasa (1/7/2025).
Dalam surat itu, DA menuliskan kata-kata pamitan kepada keluarga. DA juga menyebut nama salah satu dosen, Sumardiyono, dan menyampaikan permohonan maaf.
"Aku pergi ya... Jangan salahin keluarga atau tempat instansi aku kuliah. Aku hanya bermasalah dengan diriku sendiri. Terkadang aku merasa bukan diriku. Aku capek., maaf untuk Bp. Dr. Sumardiyono, S.KM., M.Kes karena telah mengkhianati dan berjanji untuk bertahan...Tak masalah semua orang bilang yang lain bipolar juga bisa... aku engga... aku capek... buu... maaf aku tak sekuat ibu...". Demikian bunyi surat tersebut.
Sekretaris Universitas yang juga juru bicara UNS Solo, Agus Riwanto, melalui keterangan resmi kepada awak media, Selasa, menjelaskan Sumardiyono merupakan dosen pembimbing pertama skripsi DA sekaligus Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Sekolah Vokasi UNS.
DA yang merupakan mahasiswa semester VIII diketahui memang sempat mengerjakan skripsi dan sudah menjalani sidang. DA tinggal mengurus administrasi wisuda.
Agus melanjutkan baik Sumardiyono maupun Kaprodi D4 K3 mengetahui kondisi kejiwaan mahasiswi bersangkutan dan telah memberikan rekomendasi kemudahan dalam proses penyusunan skripsi.
“Bahkan [Sumardiyono dan Kaprodi] pernah menyampaikan surat resmi ke pihak keluarga supaya mahasiswi tersebut istirahat selama tiga bulan, namun mahasiswi tersebut memberikan respons penolakan dengan alasan tidak ingin dikasihani,” katanya.
Agus menyampaikan dosen pembimbing skripsinya sempat diberi tahu bahwa DA punya keinginan mengakhiri hidup saat meminta tanda tangan pengesahan skripsi setelah sidang dilakukan.
“Sehingga Bapak Sumardiyono menguatkan mahasiswi yang bersangkutan bahwa apa yang sudah dicapai hingga saat ini adalah sebuah prestasi yang membanggakan,” katanya.
Upaya Pencarian
Agus melanjutkan dosen pembimbing itu meminta DA untuk berjanji agar mau melanjutkan hidup supaya bisa membahagiakan keluarga, pembimbing, dan institusi UNS.
Agus menegaskan DA yang merupakan mahasiswa dengan IPK 3.8 itu tidak punya masalah dengan dosen pembimbing, Sumardiyono, yang disebut dalam surat terakhir sebelum loncat dari Jembatan Jurug ke Sungai Bengawan Solo.
“Peristiwa tersebut tidak terkait dengan proses belajar mengajar di Program Studi D4 K3 Sekolah Vokasi UNS melainkan terkait dengan kondisi gangguan kejiwaan yang dialami mahasiswi yang bersangkutan,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, upaya pencarian oleh Tim SAR gabungan dan aparat kepolisian masih terus dilakukan. Kapolsek Jebres, Kompol Murtiyoko, saat diwawancarai awak media, Selasa siang, mengatakan informasi awal diperoleh dari seorang pengemudi ojek online (ojol) yang melihat korban berdiri di pembatas jembatan.
Namun, karena saat itu tengah mengantar penumpang, pengemudi tersebut tidak sempat berhenti. Saat kembali ke lokasi, korban sudah tak terlihat. “Ojol itu lewat, terus dia melihat korban sudah berdiri di pinggir jembatan. Sempat berhenti, tapi saat kembali ke lokasi, korban sudah tidak ada,” kata Kapolsek Jebres.
Pengemudi ojol tersebut langsung melapor ke Pos SAR yang berada di bawah jembatan. Dari laporan itulah, proses pencarian pun segera dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri atas personel SAR, kepolisian, serta relawan.
Dari hasil penelusuran di lokasi, petugas menemukan sepeda motor Honda Beat warna merah putih dengan pelat nomor AA 3757 CY, serta tas perempuan. Diduga kuat barang tersebut milik korban.
Tim pencari mengerahkan perahu karet dan tim penyelam untuk menyisir aliran Bengawan Solo di sekitar lokasi kejadian. Selain itu, pemantauan juga dilakukan dari atas jembatan dan sepanjang bantaran sungai.
Peringatan: Berita ini terkait kasus bunuh diri yang mungkin sensitif bagi sebagian orang. Berita tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri. Apabila Anda atau orang di sekitar Anda mengalami tekanan dan memerlukan layanan konsultasi kejiwaan, segera berkonsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa. Atau bisa juga hubungi hotline bunuh diri Indonesia melalui nomor 1119 (ekstensi 8) atau hotline kesehatan jiwa Kemenkes di nomor 021-500-454.
Sentimen: neutral (0%)