Sentimen
Undefined (0%)
30 Jun 2025 : 16.18
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Solo

Anak Sering Buang Air Kecil, Waspadai Penyakit Ini

30 Jun 2025 : 16.18 Views 6

Espos.id Espos.id Jenis Media: Bugar

Anak Sering Buang Air Kecil, Waspadai Penyakit Ini

Esposin, SOLO — Buang air kecil sebenarnya merupakan aktivitas yang normal dan alami. Tapi bagaimana jika frekuensi buang air kecil ini terlalu sering? Berikut ini penjelasan dokter spesialis anak di Rumah Sakit (RS) JIH Solo dr. Murniati Rahayu Sp.A.

Buang air kecil merupakan mekanisme tubuh untuk mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna dari dalam tubuh melalui air kencing.

Frekuensi buang air kecil pada anak ini tergantung beberapa faktor, antara lain usia, asupan cairan, dan aktivitas fisiknya. Secara umum, pada bayi buang air kecil bisa sampai 20 kali sehari. Sedangkan untuk anak-anak usia di atas lima tahun rata-rata 4-7 kali sehari.

“Jadi ketika kita membahas tentang anak-anak, frekuensi buang air meningkat itu ketika buang air kecilnya 8 kali lebih dalam sehari,” ujarnya kepada Espos, Sabtu (20/6/2025).

Dibutuhkan perhatian orang tua untuk mengamati frekuensi buang air kecil pada anak. Sehingga jika ada perubahan frekuensi, orang tua bisa mulai waspada. Faktor yang memengaruhi anak sering buang air kecil, yaitu:

Asupan cairan

Asupan cairan yang berlebihan bisa memicu bertambahnya frekuensi buang air kecil pada anak. Terutama yang mengandung kafein, soda, atau pemanis buatan. Diperlukan pengawasan orang tua untuk memperhatikan volume dan jenis asupan minuman tersebut pada anak.

Sembelit

Sembelit bisa berperan dalam bertambahnya buang air kecil pada anak. Pada saat sembelit tinja yang mengeras pada usus besar dapat menekan kandung kemih yang letaknya memang berdekatan. Tekanan ini akan mengurangi kapasitas kandung kemih, sehingga membuat anak lebih sering buang air kecil.

Infeksi saluran kemih

Infeksi saluran kemih ini sering dapat menimbulkan gejala sering buang air kecil, nyeri saat buang air bersih, dll. Bahkan infeksi saluran kemih ini bisa membuat anak mengompol. Sementara itu, jika anak sering buang air kecil yang disertai dengan demam, sakit perut, nyeri pinggang, air kencing keruh, hal ini diwaspadai ke arah infeksi saluran kemih.

Kecemasan

Kecemasan, stres, masalah emosional juga bisa memengaruhi persyarafan di kandung kemih, sehingga bisa membuat anak lebih sering buang air kecil. Stres pada anak bisa timbul karena beberapa penyebab. Di antaranya kecemasan dalam belajar, kecemasan dalam pergaulan, ada keinginan yang tidak terpenuhi, sakit, dll.

Kandung kemih yang terlalu aktif

Biasanya masalah ini dialami anak-anak yang lebih besar. Yang terjadi adalah kandung kemih berkontraksi tanpa disadari sehingga menyebabkan keinginan buang air kecil lebih sering.

Kondisi medis lain

Kondisi tertentu pada anak bisa menyebabkan mereka sering buang air kecil. Misalnya adalah anak mengalami diabetes melitus tipe 1 (DM tipe 1) dan diabetes insipidus. Pada DM tipe1 tubuh mengalami kelainan atau kekurangan produksi insulin oleh pankreas. Anak yang mengalami DM tipe 1 biasanya merasa sering haus dan sering buang air kecil.

Sedangkan diabetes insipidus sebenarnya cukup langka kejadian nya, diabetes insipidus adalah kondisi tubuh kekurangan hormon antidiuretik (ADH). ADH adalah hormon yang diproduksi di otak dan berfungsi untuk mengatur keseimbangan air dalam tubuh.

“Jika orang tua mengetahui anaknya mengalami faktor-faktor tersebut, orang tua perlu berkonsultasi ke dokter. Dokter akan melakukan tatalaksananya sesuai dengan penyebabnya,” imbuh Murniati.

 

Dokter spesialis anak di Rumah Sakit (RS) JIH Solo dr. Murniati Rahayu Sp.A. (Istimewa)
Dokter spesialis anak di Rumah Sakit (RS) JIH Solo dr. Murniati Rahayu Sp.A. (Istimewa)

Tips mengantisipas agar tidak sering buang air kecil

-      Membatasi minuman yang mengandung kafein dan pemanis buatan.
-      Pastikan anak buang air kecil sebelum tidur.
-      Membatasi asupan cairan menjelang tidur.
-      Membiasakan minum yang cukup pada pagi hingga sore, supaya malam hari tidak kehausan.
-      Menjaga kebersihan daerah kemaluan.
-      Perhatikan kelancaran buang air besar.
-      Biasakan anak-anak buang air kecil teratur, tidak harus menunggu kebelet.

 

Sentimen: neutral (0%)