Sentimen
Undefined (0%)
30 Jun 2025 : 21.36
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Boyolali, Demak, Jepara, Klaten, Kudus, Penggilingan, Semarang, Solo, Sragen

Tokoh Terkait

Baru 9 Daerah, Pemprov Jateng bakal Perluas Program Beras Rendah Karbon

30 Jun 2025 : 21.36 Views 17

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Baru 9 Daerah, Pemprov Jateng bakal Perluas Program Beras Rendah Karbon

Esposin, SOLO -- Produksi beras berkelanjutan atau rendah karbon saat ini sudah berjalan di sembilan daerah di Jawa Tengah. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng berkomitmen memperluas cakupan program pertanian berkelanjutan dengan memanfaatkan panel surya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, Dyah Lukisari, menjelaskan Pemprov Jateng telah menjalankan program beras rendah karbon dengan Corporate Social Responsibility (CSR), salah satunya menggandeng Bank Indonesia. Ada sejumlah percontohan di enam daerah, seperti Demak, Jepara, Kudus, Kota Semarang, dan Kabupaten Semarang.

Dia menjelaskan program itu memperkenalkan metode-metode pascapanen yang berkelanjutan, seperti transisi dari penggilingan padi tenaga diesel ke tenaga listrik untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan efisiensi energi.

“Enam titik itu rata-rata satu titik itu [biayanya] hampir Rp250 juta sampai Rp300 juta untuk konversi. Satu titik berarti kalau dikalikan enam titik ya dengan Bank Indonesia dulu ini yang sudah jalan berarti sekitar Rp1,8 miliar,” ungkap dia saat ditemui wartawan di Balai Kota Solo, Senin (30/6/2026) siang.

Terbaru, lanjut dia, Pemprov Jateng bekerja sama dengan Uni Eropa mendorong produksi beras berkelanjutan melalui SWITCH-Asia Low Carbon Project (Proyek Beras Rendah Karbon SWITCH-Asia) di tiga daerah, yakni Klaten, Sragen, dan Boyolali.

“Ini ada rencana, dalam rangka perluasan, pada 2026 kami akan masuk dengan APBD, APBD Provinsi. Nah, itu yang kami rancang, kami sedang rancang perencanaan anggarannya, mudah-mudahan bisa dapat lebih banyak lagi anggarannya sehingga bisa memperluas lokasi, lebih banyak lagi,” kata dia.

“Bahkan harapan  Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi,  kalau ini kan konversi dari diesel ke listrik ya untuk  mengurangi emisi gas karbon. Nanti harapannya tidak ke listrik karena listrik masih menggunakan bahan-bahan fosil. Maka kami diupayakan nanti akan dicoba 1, 2, 3 lokasi pilot pakai surya [panel surya]” ungkap dia.

Dyah belum bisa memastikan kota/kabupaten mana yang akan mendapatkan program tersebut karena membutuhkan kajian daerah mana yang memiliki potensi untuk panel surya. Butuh energi cukup supaya penggilingan padi berjalan berkelanjutan dengan panel surya.

Selain menyasar hilir dalam pertanian, kata Dyah, Pemprov Jateng mendorong pertanian sehat dengan padi organik. Upaya mengurangi emisi karbon dengan tidak menggunakan pupuk kimia. Pupuk kimi saat terganang air akan menyebabkan emisi.

Sebelumnya, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia HE Denis Chaibi didampingi sejumlah duta besar dan perwakilan negara-negara anggota Uni Eropa mengadakan pertemuan dengan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi di Balai Kota Solo, Senin (30/6/2025).

Pertemuan itu membahas penguatan kerja sama dalam hal produksi beras berkelanjutan melalui SWITCH-Asia Low Carbon Project (Proyek Beras Rendah Karbon SWITCH-Asia). Klaten, Sragen, dan Boyolali menjadi percontohan untuk penggilingan padi hemat energi.

Sentimen: neutral (0%)