Sentimen
Undefined (0%)
27 Jun 2025 : 15.06
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Boyolali, Solo, Sragen

Kasus: penganiayaan

Kisah Petarung Jalanan di Solo yang Kini Jadi Wasit Juri Nasional Tarung Derajat

27 Jun 2025 : 15.06 Views 9

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Kisah Petarung Jalanan di Solo yang Kini Jadi Wasit Juri Nasional Tarung Derajat

Esposin, SOLO -- Danang Tri Wahyudi, 43, warga Desa Bangunrejo Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen, memiliki kisah hidup yang cukup menarik dan inspiratif. Pernah menjadi petarung jalanan di Kota Solo, pria itu kini menjadi salah satu wasit juri nasional cabang olahraga bela diri Tarung Derajat.

Sejumlah kejuaraan nasional maupun daerah pernah dia adili sebagai wasit juri. Seperti Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) tahun 2019, Pekan Olahraga Nasional (PON) di Papua tahun 2021, Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (Pomnas) di Sumatra Barat tahun 2022, serta PON Aceh-Sumatra Utara (Sumut) pada 2024.

"Saya juga lumayan sering jadi wasit juri di berbagai ajang di provinsi/daerah lain di Indonesia selain di Jawa Tengah, seperti Porprov Bali 2019 dan 2022, Porprov Jawa Timur 2022, Porda di Jogja 2023, dan sejumlah daerah lain," ungkap Danang saat diwawancarai Espos di Solo, Kamis (26/6/2025) siang.

Pria yang sejak awal 2019 dipercaya sebagai pelatih utama Pengcab Tarung Derajat Boyolali itu mengaku sangat senang menjalani perannya. Sebab olahraga bela diri merupakan jalan ninjanya.

Terlebih dia bisa membantu banyak atlet-atlet muda untuk mengembangkan bakat mereka. "Fokus saya pembinaan atlet untuk prestasi agar bisa membanggakan orang tua, keluarga dan Kabupaten Boyolali, yang intinya bisa bermanfaat buat orang lain dan alhamdulillah atlet-atlet Boyolali cukup potensial," ungkap dia.

Laki-laki yang akrab dipanggil Danang Boxer itu mengaku  kehidupannya sekarang sudah jauh lebih baik. Terlebih bila dibandingkan kehidupannya pada periode tahun 2010 hingga 2014/2015.

Diawali tahun 2001 dengan kuliah Jurusan Manajemen Informatika AUB Solo, Danang tinggal di indekos daerah Bibis, Nusukan, Banjarsari. Sejak itu dia banyak bergaul dan beraktivitas di Kota Bengawan.

Termasuk setelah lulus kuliah kemudian melanjutkan bekerja, Danang tetap tinggal di Solo. Sayangnya pada periode 2010 hingga 2014/2015 dia banyak berkecimpung dengan dunia malam Solo.

"Wah, sejarahnya kelam. Saat itu bisa dikatakan saya setiap hari berkelahi, tarung di jalanan. Setiap hari ribut di jalan. Ya karena dunia saya saat itu, pekerjaan saya memang di jalan," tutur dia.

Hingga pada 2013, Danang terjerat kasus penganiayaan dan harus mendekam di balik jeruji besi. Momen tidak mengenakkan itu menjadi momentum titik balik bagi Danang untuk bisa kembali ke Tuhan-nya.

"Mungkin salah satunya adalah karena faktor usia, hingga saya bisa berpikir untuk menjalani kehidupan yang lebih baik lagi, saya berpikir masa mau tarung terus di jalan. Saya kemudian berbenah, mendekatkan dengan Yang di Atas. Utamanya setelah saya keluar dari tahanan," aku dia.

Sentimen: neutral (0%)