Sentimen
Undefined (0%)
27 Jun 2025 : 00.32
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Grup Musik: iKON

Kab/Kota: Semarang

Malam 1 Suro, Warga Semarang Utara Gelar Pawai 1.447 Obor

27 Jun 2025 : 00.32 Views 22

Espos.id Espos.id Jenis Media: Jateng

Malam 1 Suro, Warga Semarang Utara Gelar Pawai 1.447 Obor

Esposin, SEMARANG – Malam 1 Sura atau Suro 1447 Hijriah yang jatuh pada Kamis (26/6/2025), menjadi momen istimewa bagi warga Kelurahan Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara. Ribuan orang memadati ruas jalan di depan Masjid Roudlatul Muttaqin untuk mengikuti kirab atau pawai obor, sebuah tradisi yang kini menjadi ikon spiritual dan budaya warga sejak pertama kali digelar empat tahun lalu.

Pawai obor ini bukan sekadar parade cahaya menembus malam, tetapi juga simbol kebersamaan, kebangkitan spiritual, dan penghormatan terhadap tokoh agama setempat. Warga dari berbagai usia, anak-anak hingga lansia, berbaur menyambut Tahun Baru Islam 1447 H dengan semangat yang sama.

“Tujuannya jelas, untuk mempersatukan umat Islam se-Bandarharjo. Bahkan harapannya, persatuan ini bisa menyebar ke seluruh Indonesia. Obor ini simbol jalan menuju Allah. Kami berjalan bersama dalam cahaya iman,” ujar tokoh masyarakat Sonhaji saat ditemui Espos, Kamis (26/6/2025).

Kirab obor merupakan bagian dari rangkaian Haul Raden Purwadi, tokoh lokal yang dimuliakan sebagai aulia dan dimakamkan di wilayah RW 2. Menurut Sonhaji, haul Mbah Purwadi sudah berlangsung lebih dari 15 tahun, digelar setiap malam satu Suro dan menjadi momen sakral untuk zikir dan mawidah hasanah.

Rute kirab menempuh jarak sekitar dua kilometer, melintasi Jalan Taman Hasanuddin hingga Arteri, lalu kembali ke kawasan pemukiman warga.

“Jumlah obor tahun ini kita sesuaikan dengan tahun Hijriah, jadi total ada 1.447 obor. Ini adalah wujud swadaya masyarakat. Semua dari warga, untuk warga,” ujar Lurah Bandarharjo, Sayoko.

Meski kegiatan terpusat di RW 2, Sayoko menegaskan acara ini terbuka untuk seluruh warga Bandarharjo. Ia berharap ke depan tradisi pawai obor ini menjadi agenda budaya tahunan skala kelurahan, melibatkan seluruh RW dari 1 hingga 12.

Camat Semarang Utara, Siwi Wahyuningsih, juga mengapresiasi kegiatan ini sebagai bentuk nyata kebersamaan, gotong royong, dan nilai religius masyarakat. Ia berharap tradisi ini bisa terus hidup dan menginspirasi kelurahan lain di Kota Semarang.

Selain pawai, rangkaian Malam Satu Suro diisi dengan doa akhir tahun setelah salat Ashar, serta doa awal tahun setelah Maghrib.

“Besok pagi, puncaknya haul Mbah Purwadi akan digelar secara resmi, dengan undangan khusus kepada para kiai dan dai untuk memberikan ceramah agama bagi warga,” ungkap Siwi.

Malam pun terasa syahdu. Obor yang berkibar di tangan warga bukan sekadar cahaya, melainkan refleksi harapan, kekuatan iman, dan semangat untuk menjalani tahun baru yang lebih berkah. Di tengah hiruk-pikuk zaman, Bandarharjo memilih tetap menyala dalam tradisi.

Sentimen: neutral (0%)