Sentimen
Undefined (0%)
25 Jun 2025 : 17.29
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Kab/Kota: Solo

Tokoh Terkait

Kenapa Malam 1 Suro Sering Dianggap Mistis? Ini Sebabnya

25 Jun 2025 : 17.29 Views 7

Espos.id Espos.id Jenis Media: Lifestyle

Kenapa Malam 1 Suro Sering Dianggap Mistis? Ini Sebabnya

Esposin, JAKARTA -- Malam 1 Suro kerap kali dikaitkan dengan suasana mistis, sakral, dan penuh perenungan. Berbeda dengan tahun baru Masehi yang biasanya dirayakan dengan pesta dan keramaian, malam pergantian tahun dalam penanggalan Jawa ini diisi dengan kontemplasi dan ketenangan. 

Pandangan Malam Satu Suro dianggap angker bukan hanya diyakini oleh masyarakat Jawa saja, melainkan hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Jamak orang menilai bahwa di malam tersebut meski berkaitan dengan perayaan Tahun Baru Islam, juga memiliki kekuatan spiritual tersendiri.

Di samping itu, banyak asumsi yang berkembang di masyarakat hingga kini meyakini Bulan Suro atau Muharram penuhi dengan misteri dan kisah mistis hingga tak sedikit diantaranya menjadi sebuah pantangan yang jika dilanggar bisa mengundang malapetaka.

Tak hanya itu, malam 1 Suro juga banyak disebut sebagai hari lebarannya makhluk-makhluk gaib sehingga dianggap sebagai malam yang angker dan mistis.

Misteri malam 1 Suro ini semakin diperkuat dengan berbagai tradisi maupun ritual sakral yang digunakan sebagai media untuk berkomunikasi dengan leluhur yang kerap hadir di malam tersebut dan kemungkinan ini juga yang menjadi alasan kenapa bulan Suro dianggap keramat.

Pada malam 1 Suro masih banyak masyarakat yang mempercayai pantangan untuk tidak keluar rumah. Sebab, sejumlah makhluk gaib dipercaya akan berkeliaran dan berhamburan di malam tersebut yang pada akhirnya kerap dipandang sebagai malam yang angker.

Melansir dari Tradisi Satu Suro Di Tanah Jawa Dalam Perspektif Hukum Islam (2020) oleh Aryanti dan Zafi, malam 1 Suro adalah malam menyambut tanggal 1 Suro, hari pertama dalam kalender Jawa yang bersamaan dengan 1 Muharam dalam kalender Hijriah. 

Istilah "Suro" sendiri berasal dari kata Arab "Asyura" yang berarti sepuluh, merujuk pada 10 Muharam yang juga memiliki nilai penting dalam sejarah Islam.

Dikutip dari jurnal Tradisi Malam Satu Suro dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Sosial Keagamaan Masyarakat karya  M. Mulyani, Rabu (25/6/2025) berbagai daerah di Jawa memiliki tradisi unik dalam memperingati malam 1 Suro. 

Di Keraton Solo dan Pura Mangkunegaran, ritual dilakukan melalui Kirab Pusaka Dalem dan Jamasan Pusaka. Tujuan dari ritual ini adalah untuk menyucikan benda-benda pusaka sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur serta pelestarian budaya. Kirab ini juga menjadi sarana refleksi spiritual masyarakat.

Sementara itu di Keraton Jogja, ritual serupa dilakukan melalui prosesi Tapa Bisu Mubeng Beteng. Para peserta kirab mengelilingi benteng keraton tanpa mengucapkan sepatah kata pun, sebagai bentuk laku spiritual. Seusai kirab, biasanya masyarakat menikmati Bubur Suran, makanan khas malam Suro yang memiliki cita rasa gurih dan manis.

 

Sentimen: neutral (0%)