Sentimen
Undefined (0%)
25 Jun 2025 : 12.00
Informasi Tambahan

Event: Zakat Fitrah

Kab/Kota: Solo

Kasus: kecelakaan, PHK

Tips Mengelola Gaji Biar Nggak Tekor Sebelum Akhir Bulan

25 Jun 2025 : 12.00 Views 18

Espos.id Espos.id Jenis Media: Bisnis

Tips Mengelola Gaji Biar Nggak Tekor Sebelum Akhir Bulan

Esposin, SOLO--Punya pendapatan bulanan tak menjamin seseorang mampu mengatur keuangannya dengan optimal. Akibat tak menerapkan tips mengelola gaji yang baik, masih banyak orang merasa kesulitan lantaran penghasilan sudah habis sebelum waktunya, padahal tanggal gajian berikutnya masih jauh. 

Situasi tersebut sering kali terjadi karena kurangnya perencanaan dan kontrol terhadap pengeluaran. Oleh sebab itu diperlukan panduan atau tips mengelola gaji agar tidak besar pasak daripada tiang. Dengan manajemen keuangan yang baik, kita tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan harian, tetapi juga bisa menyiapkan masa depan yang lebih aman dan sejahtera.

Seperti dikutip dari laman Kementerian Keuangan dan Antaranews, Rabu (25/6/2025), mengatur keuangan berarti mampu membuat skala prioritas, membedakan antara kebutuhan yang benar-benar penting dengan keinginan sesaat. Apabila tidak hati-hati, kita bisa saja terjebak dalam kebiasaan berutang hanya demi memenuhi gaya hidup.

Oleh sebab itu, keterampilan dalam mengatur keuangan perlu dimiliki oleh siapa pun. Berikut beberapa cara yang dapat diterapkan untuk mulai mengatur penghasilan bulanan:

1. Terapkan Aturan dalam Pengalokasian Gaji

Kita dapat mengalokasikan gaji bulanan dengan persentase tertentu seusai kebutuhan. Misalnya 45% untuk kebutuhan pokok; 20% untuk membayar cicilan atau utang; 25% untuk ditabung; 10% untuk uang harian.

Anda juga bisa menerapkan formula 40 - 30 - 20 -10. Yakni 40% dari gaji dialokasikan untuk kebutuhan hidup dan biaya bulanan seperti kebutuhan untuk makan, transportasi, listrik, air, kuota internet, dan sebagainya, 30% untuk kebutuhan sarana seperti cicilan kendaraan, cicilan rumah, dan utang jika ada, 20% untuk ditabung, dan 10% untuk membayar zakat atau bersedekah atau sebagai dana darurat dan dadakan.

Alternatif lainnya, terapkan aturan 50/30/20, di mana 50 persen penghasilan digunakan untuk kebutuhan, 30 persen untuk keinginan, dan 20 persen untuk tabungan atau investasi.

Persentase yang digunakan akan sangat fleksibel bergantung dari bagaimana kebutuhan  dan bagaimana kita ingin mengalokasikannya. Pengggunaan persentase seperti ini akan membantu dalam mengalokasikan penghasilan secara lebih detail. 

2. Rajin Mencatat

Rutinlah mencatat setiap pengeluaran, baik besar maupun kecil untuk membantu mengevaluasi anggaran. Cek kembali secara bulanan pengeluaran, mana yang bisa dikurangi atau bahkan dihilangkan.

Kurangi pengeluaran yang bukan prioritas dengan membuat daftar belanja kebutuhan sehari-hari hingga kebutuhan musiman, serta tentukan anggarannya. Dahulukan kebutuhan primer, jika ada sisa anggaran, baru dialokasikan untuk kebutuhan sekunder maupun tersier.

3. Kebutuhan atau Keinginan?

Kebutuhan dan keinginan adalah dua hal yang berbeda. Terkadang, orang cukup sulit membedakan mana yang kebutuhan dan mana yang keinginan. Hal ini yang bisa membuat seseorang menjadi berutang jika tidak bisa mengontrol pengeluaran.  Oleh karena itu, penting memilah antara kebutuhan dan keinginan.

4. Pentingnya Dana Darurat

Dana darurat adalah dana yang sengaja disiapkan untuk mengantisipasi berbagai kondisi darurat yang membutuhkan dana tunai segera. Misalnya, ketika tiba-tiba terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau tiba-tiba jatuh sakit dan memerlukan rawat inap yang tidak ditanggung oleh asuransi.

Bisa juga untuk mengantisipasi kejadian-kejadian tak terduga dalam kehidupan sehari-hari seperti mobil mogok, kecelakaan, ban bocor, dan lain sebagainya. Jika kita memiliki dana darurat, mungkin bisa menghindari diri dari berutang atau bahkan menggunakan uang tabungan yang sudah ada tujuan penggunaannya di masa depan.

5. Tetapkan Target Keuangan yang Jelas

Penyusunan target bisa dimulai dari jangka pendek hingga tujuan jangka panjang. Definisikan apa yang ingin dicapai  seperti menabung untuk liburan, hingga rencana besar yaitu membeli rumah maupun menyiapkan dana pensiun.

Gunakanlah Prinsip SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound) dalam penyusunan target keuangan agar lebih mudah dan realistis.

6. Disiplin dalam Mengelola Keuangan

Apabila tidak disiplin, rencana keuangan yang telah dibuat tidak akan terealisasi. Lakukan evaluasi keuangan secara berkala untuk memastikan rencana keuangan tetap pada jalur. Manfaatkan teknologi seperti aplikasi keuangan untuk memantau pengeluaran dan melihat sejauh mana pencapaian target yang telah dibuat.

Sentimen: neutral (0%)