Sentimen
Undefined (0%)
25 Jun 2025 : 08.41
Informasi Tambahan

Institusi: IPDN

Kab/Kota: Sumedang, Tangerang

Viral MBG Disalurkan Bentuk Bahan Baku Bukan Makanan Matang, Ini Kata BGN

25 Jun 2025 : 08.41 Views 20

Espos.id Espos.id Jenis Media: News

Viral MBG Disalurkan Bentuk Bahan Baku Bukan Makanan Matang, Ini Kata BGN

Esposin, JAKARTA — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi sorotan setelah bahan mentah dan makanan ringan masuk dalam menunya sehingga viral di media sosial, salah satunya X (dulu Twitter).

Bahan-bahan makanan mentah, makanan ultra-proses, dan kudapan ringan tinggi gula masuk dalam menu MBG, yang baru terungkap di sebagian wilayah Tangerang Selatan, Banten.

<blockquote class="twitter-tweet"><p lang="in" dir="ltr">Baru tau MBG sekarang dikasih bahan mentahnya doang sekalian utk 5 hari! 😂<br>*ini utk anak SD negeri di Tangsel. <a href="https://t.co/DdJaiKxNol">pic.twitter.com/DdJaiKxNol</a></p>&mdash; Trinity (@TrinityTraveler) <a href="https://twitter.com/TrinityTraveler/status/1934569421957411308?ref_src=twsrc%5Etfw">June 16, 2025</a></blockquote> <script async src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script>

Foto-foto memperlihatkan bahan mentah seperti beras, makanan dan minuman praktis seperti biskuit, wafer, minuman sereal, susu UHT, telur burung puyuh, ikan asin, kacang tanah goreng, jeruk, pisang, dan salak yang menurut para pengakuan pengunggahnya adalah menu MBG para siswa, berseliweran di media sosial sejak beberapa hari silam.

Pengelola dapur umum MBG yang mengaku bertanggung jawab, menyebut "kreativitas" ini dilakukan karena sekolah memasuki masa libur.

<blockquote class="twitter-tweet"><p lang="in" dir="ltr">Program paling bodoh dalam sejarah<br><br>“ Program MBG ( Makan Bergizi Gratis ) “ gizi nya dimana .?? <br><br>Dapat mentah, biskuit, energen itu cuma buang APBN, gak jelas tata kelola, pengawasan dan tujuan<br><br>Sekalian, ditambahi odol sabun dan skincare<br><br>Ini sekolahan bangsa besar kata nya <a href="https://t.co/HoZcnZF3Uw">pic.twitter.com/HoZcnZF3Uw</a></p>&mdash; ilham wahyu s (@ilhampid) <a href="https://twitter.com/ilhampid/status/1935932251641913521?ref_src=twsrc%5Etfw">June 20, 2025</a></blockquote> <script async src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script>

Sehubungan dengan ramainya polemik pemberian snack ataupun bahan mentah dalam program MBG Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menegaskan tidak pernah ada kebijakan penyaluran bahan baku dalam program perbaikan gizi itu.

"Tidak pernah ada kebijakan menyalurkan bahan baku, karena program kita adalah program makan bergizi gratis, (ini) intervensi gizi, bukan memberikan bahan baku," kata Dadan di IPDN, Jatinangor, Sumedang, Selasa (24/6/2025) malam, dilansir Antara.

Dadan mengatakan kasus itu hanya terjadi di satu dari 1.885 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Karenanya dia meminta tidak ada penyamarataan layanan pada SPPG lainnya, mengingat hanya oknum SPPG tersebut yang berinisiatif demikian.

"Sekarang telah ada 1.885 SPPG. Kalau satu berbeda, itu artinya yang salah interpretasi, yang 1 bukan yang 1.854. Artinya yang lain solid memahami prosedur yang dikeluarkan badan gizi. Itu (oknum) yang berinisiatif, karena mikirnya mau libur, bahan awet, ya bahan baku," ujarnya.

Untuk pelaksanaan MBG di periode libur sekolah, Dadan mengatakan sangat tergantung dari kesediaan peserta didik datang ke sekolah masing-masing, karena MBG untuk anak sekolah dibagikan di sekolah.

"Kita harus tahu bahwa siswa itu bisa saja berasal dari daerah yang jauh, karenanya sangat tergantung kesediaan anak hadir di sekolah. Kalau bersedia datang, semisal seminggu sekali, maka pada saat datang kita beri makan, makanan segar, kemudian dibekali dua hari dengan makanan siap makan. Contohnya telur rebus, buah, susu, kacang, dan mungkin kue kering portifikasi. Ya bukan bahan mentah, enggak ada kebijakan," ucapnya.

Kalaupun di daerah tersebut tidak ada satupun anak sekolah dan gurunya keberatan datang ke sekolah, maka makan bergizi untuk sementara berhenti di masa libur sekolah.

"Tetapi jangan lupa bahwa setiap SPPG masih melayani kelompok ibu hamil, ibu menyusui, anak balita. Dan ini tidak mengenal hari libur, karena pengirimannya ke rumah masing-masing atau ke posyandu, dilakukan enam hari," tuturnya.

Sentimen: neutral (0%)