Sentimen
Undefined (0%)
25 Jun 2025 : 00.03
Informasi Tambahan

Institusi: IPDN

Kab/Kota: Sumedang

Kasus: kekerasan seksual

Tokoh Terkait

Fadli Zon Sebut Pernyataan Soal Perkosaan Massal Mei 1998 Pendapat Pribadi

25 Jun 2025 : 00.03 Views 2

Espos.id Espos.id Jenis Media: News

Fadli Zon Sebut Pernyataan Soal Perkosaan Massal Mei 1998 Pendapat Pribadi

Espos.id, JAKARTA - Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon kembali memberi penjelasan soal pernyataannya yang menjadi polemik saat ini terkait kerusuhan Mei 1998. Dia menyebutkan pernyataan soal perkosaan massal saat kerusuhan itu adalah pendapatnya secara pribadi dan tidak berkorelasi dengan sejarah.

Pernyataan yang jadi polemik tersebut, kata dia, adalah ketika dia mempersoalkan istilah massal pada kasus sosial yang terjadi pada Mei 1998, di mana menurut dia semestinya ada fakta yang jelas dan bukti akademiknya, termasuk siapa yang jadi korban dan di mana tempatnya.

"Jadi itu harus ada fakta-fakta hukum, ada akademik, jadi ada siapa korbannya, di mana tempatnya, mana kejadiannya, itu kan harus ada datanya. Itu pendapat saya pribadi, ini enggak ada urusannya dengan sejarah, dan boleh kan dalam demokrasi itu berbeda pendapat. Kalau ada yang mempunyai bukti-bukti ini hlo namanya massal, silahkan," kata Fadli Zon selepas pemberian materi dalam retret kepala daerah gelombang II di kampus IPDN, Sumedang, Jawa Barat, Selasa (24/6/2025).

Fadli Zon tidak memungkiri adanya pemerkosaan pada Mei 1998 itu, namun meragukan kasus tersebut bersifat massal. Karena, menurut dia, jika bersifat massal artinya merupakan peristiwa yang sistematis, terstruktur, dan masif.

"Saya yakin terjadi kekerasan seksual itu waktu itu terjadi, seperti penjelasan saya, terjadi tetapi massal itu sistematis, seperti terjadi oleh tentara Jepang kepada, misalnya, China, itu Nanjing, oleh tentara Serbia kepada Bosnia, seperti peristiwa itu namanya massal, ada sistematik, terstruktur, dan masif," kata Fadli Zon.

Saat ini, lanjunya,  adakah pihak yang bisa memberikan bukti unsur terstruktur, sistematis, dan masif itu. Ia tak ingin diksi perkosaan massal itu justru mencoreng wajah Indonesia.

"Nah sekarang ada enggak itu [unsur terstruktur, sistematis, dan masif]? Kalau ada, buktinya tidak pernah ada. Kita ini enggak mau mencoreng muka kita sendiri, itu ada frame, waktu itu frame ya, termasuk dari asing menurut saya, bahwa terjadi perkosaan yang katanya massal," ucap Fadli Zon.

Sebelumnya Fadli Zon dikecam publik karena meragukan terjadinya perkosaan massal pada Mei 1998. Menurut dia, peristiwa itu hanya berdasarkan rumor yang beredar dan tidak pernah ada bukti pemerkosaan massal pada waktu tersebut.

"Betul enggak ada perkosaan massal? Kata siapa itu? Itu enggak pernah ada buktinya. Itu adalah cerita. Kalau ada, tunjukkan. Ada enggak di dalam buku sejarah itu? Enggak pernah ada," ucap Fadli Zon dalam salah satu program siniar atau podcast.

Setelah ucapannya menjadi polemik dan menuai kecaman berbagai pihak, Fadli Zon meluruskan bahwa ia tidak bermaksud menyangkal adanya perkosaan massal, tetapi meminta publik bersikap dewasa memaknai peristiwa tersebut, dengan melihat sejarah secara jernih tanpa kehilangan empati dan tidak menanggalkan akal sehat.

"Setiap luka sejarah harus kita hormati. Tapi sejarah bukan hanya tentang emosi, ia juga tentang kejujuran pada data dan fakta," kata Fadli Zon.

Sentimen: neutral (0%)