Sentimen
Undefined (0%)
24 Jun 2025 : 21.06
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Boyolali, Karanganyar, Klaten, Magelang, Salatiga, Semarang, Solo, Sragen, Sukoharjo, Wonogiri

Naik Rp100.000, Biaya Hidup di Kota Solo Capai Rp1,7 Juta per Bulan

24 Jun 2025 : 21.06 Views 25

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Naik Rp100.000, Biaya Hidup di Kota Solo Capai Rp1,7 Juta per Bulan

Esposin, SOLO — Biaya hidup yang diukur dengan tingkat pengeluaran warga Kota Solo pada 2024 naik dibandingkan tahun sebelumnya. Badan Pusat Statistik (BPS) Solo mencatat rata-rata pengeluaran per kapita warga Kota Bengawan pada 2024 dalam satu bulan rata-rata Rp1.702.139.

Angka itu naik sekitar Rp100.000 dibandingkan tahun sebelumnya. Sebanyak 55,36 persen dari total pengeluaran atau Rp942.364 dihabiskan untuk kebutuhan nonmakanan. Sebagai informasi, rata-rata pengeluaran per kapita adalah biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi semua anggota rumah tangga selama sebulan dibagi dengan banyaknya anggota rumah tangga.

Konsumsi rumah tangga dibedakan atas konsumsi makanan dan nonmakanan tanpa memperhatikan asal barang dan terbatas pada pengeluaran untuk kebutuhan rumah tangga, tidak termasuk pengeluaran untuk keperluan usaha atau yang diberikan kepada pihak lain.

Data BPS menunjukkan pengeluaran tertinggi masyarakat di Solo untuk nonmakanan adalah untuk perumahan dan fasilitas rumah tangga yakni Rp508.120/bulan. Pengeluaran ini meliputi biaya perumahan, sewa rumah, air, listrik, bahan bakar, perlengkapan rumah tangga, dan peralatan rumah tangga. 

Kemudian pengeluaran aneka barang dan jasa menjadi pengeluaran nonmakanan tertinggi kedua yakni Rp272.418/bulan. Pengeluaran ini mencakup: pakaian, alas kaki, dan tutup kepala; barang tahan lama (misalnya peralatan rumah tangga, elektronik); pajak, pungutan, dan asuransi; serta keperluan pesta dan upacara. 

Cukup tingginya pengeluaran nonmakanan masyarakat di Solo menjadikan kota ini berada di peringkat kelima di Jawa Tengah sebagai daerah dengan konsumsi nonmakanan tertinggi. Peringkat pertama adalah Kota Salatiga, lalu disusul Kota Semarang, Kota Magelang, dan Kabupaten Klaten.

Sedangkan dilihat dari pengeluaran konsumsi untuk makanan, rata-rata masyarakat di Solo menghabiskan uang Rp759.775/bulan. Alokasi terbesar adalah untuk membeli makanan dan minuman jadi atau siap konsumsi, yakni Rp314.173/bulan.

Naik Dibanding 2023

Pengeluaran ini mencakup roti, biskuit, gorengan, nasi goreng, gado-gado, soto, bakso, mi instan, makanan ringan, dan makanan olahan lainnya. Lalu pengeluaran untuk padi-padian atau beras menjadi pengeluaran makanan tertinggi kedua, yakni Rp78.422/bulan.

Rata-rata pengeluaran konsumsi per kapita masyarakat di Solo Rp1.702.139 juga sudah berada di atas rata-rata pengeluaran masyarakat di Jawa Tengah yang hanya Rp1.271.678. Sedangkan untuk cakupan Soloraya, Solo menempati peringkat teratas sebagai daerah dengan jumlah rata-rata pengeluaran masyarakat tertinggi dalam satu bulan.

Sebagai informasi, Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) Solo 2025 adalah Rp2.416.560. Sedangkan di wilayah Soloraya, Kabupaten Karanganyar menjadi wilayah dengan UMK tertinggi yakni Rp2.437.110. Kemudian diikuti Solo Rp2.416.560, Boyolali Rp2.396.598, Klaten Rp2.389.872, Sukoharjo Rp2.359.488, Sragen Rp2.182.200, dan terakhir Wonogiri Rp2.180.587.

Kepala BPS Kota Solo, Ratna Setyowati, mengatakan pengeluaran konsumsi per kapita Kota Solo 2024 itu mengalami kenaikan sekitar Rp100.000 dibandingkan tahun sebelumnya. Melihat data-data sebelumnya, lanjut Ratna, tren pengeluaran masyarakat Solo mulai banyak dialokasikan untuk kebutuhan nonmakanan dibandingkan untuk makanan.

“Melihat polanya, konsumsi penduduk kota termasuk Solo ini memang mengalami pergeseran. Bahkan ke depan ada kemungkinan perbandingan pengeluaran makanan dan nonmakanan bisa 40:60. Itu juga menjadi gambaran kota-kota lainnya,” kata dia saat diwawancarai Espos, Selasa (17/6/2025).

Dilihat lebih terperinci, masyarakat yang masuk kelompok 40 persen terbawah pengeluaran makanan masih lebih besar daripada nonmakanan. Pengeluaran makanan senilai Rp414.927 sedangkan nonmakanan Rp346.125/bulan.

Selanjutnya masyarakat kelompok 40 persen menengah pengeluaran makanan dan nonmakanan relatif seimbang. Pengeluaran makanan Rp747.415/bulan sedangkan nonmakanan Rp779.221/bulan.

Kelompok Teratas

“Sedangkan masyarakat kelompok 20 persen teratas pengeluaran cenderung banyak dihabiskan untuk nonmakanan, masyarakat kelompok teratas ini menghabiskan rata-rata Rp2.452.609/bulan untuk nonmakanan dan Rp1.470.000 untuk makanan” jelas dia.

Sementara itu salah satu warga Mojosongo, Nugroho Hasan, 27, mengatakan data BPS Solo tidak jauh berbeda dengan jumlah pengeluaran bulanannya. Bahkan pengeluarannya relatif lebih besar dari  Rp1.702.139. Hanya saja persentase pengeluarannya lebih banyak untuk konsumsi makanan dibandingkan nonmakanannya.

"Pengeluaran saya sekitar segitu, bahkan relatif lebih tinggi atau naik dari angka segitu. Bedanya alokasi pengeluaran makanan saya lebih besar untuk makanan daripada nonmakanan. 70:30-lah," kata dia kepada Espos, Selasa (24/6/2025)

Berikut daftar lima pengeluaran terbesar makanan dan nonmakanan rata-rata masyarakat di Solo tiap bulannya:

Makanan

  • Makanan dan minuman jadi: Rp314.173.
  • Padi-padian atau beras: Rp78.442.
  • Rokok dan tembakau: Rp60.852
  • Sayur-sayuran: Rp58.683
  • Telur dan susu: Rp48.485.

Nonmakanan

  • Perumahan dan fasilitas rumah tangga Rp508.120.
  • Aneka barang dan jasa: Rp272.418.
  • Pajak, pungutan, dan asuransi: Rp83.911.
  • Barang tahan lama: Rp40.824.
  • Pakaian, alas kaki, dan tutup kepala: Rp23.444.
     

 

Sentimen: neutral (0%)