Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: ITB, UNAIR, Universitas Airlangga, Universitas Indonesia
Kab/Kota: Surabaya
Tokoh Terkait
Inovasi Geothermal Pipelines antar Alvyan Juara 2 Renewable Energy Innovation
Espos.id
Jenis Media: News

Esposin, SURABAYA -- Mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menunjukkan kontribusinya dalam pengembangan energi berkelanjutan. Alvyan Ananta Asis, mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) UNAIR, berhasil meraih Juara II dalam Renewable Energy Innovation Competition yang diumumkan pada Sabtu (21/6/2025).
Kompetisi itu merupakan bagian dari ReEnergize Summit yang diselenggarakan oleh Universitas Indonesia. Kegiatan itu merupakan ajang bergengsi bagi mahasiswa Indonesia untuk menghadirkan solusi inovatif dalam pemanfaatan panas bumi sebagai energi masa depan.
Kolaborasi Lintas Kampus, Lahirkan GeoShield
Alvyan bersama tim lintas universitas yang melibatkan mahasiswa dari UNAIR, ITS, dan ITB mengusung ide bertajuk GeoShield: Smart Self-Healing Coating Based on Waste Cooking Oil with FBG Sensor. Inovasi itu berfokus pada peningkatan efisiensi dan ketahanan sistem energi panas bumi melalui pelapis pipa anti-korosi berbasis minyak jelantah dan pemantauan real-time menggunakan sensor Fiber Bragg Grating (FBG).
“Ide ini lahir dari nol melalui diskusi intensif dan eksplorasi literatur. Kami tertantang mengintegrasikan ekonomi sirkular dengan teknologi material dan monitoring pintar,” ujar Alvyan, Selasa (24/6/2025).
Inovasi dari Limbah Jelantah untuk Energi Masa Depan
Tim menyoroti masalah korosi pada pipa panas bumi yang sering luput dari perhatian namun berdampak besar pada keandalan sistem. Mereka menawarkan solusi pelapis pintar yang mampu menyembuhkan diri dari kerusakan mikro dan memantau kondisi pipa secara terus-menerus.
“Kami ingin menunjukkan bahwa minyak jelantah, limbah rumah tangga yang sering diabaikan, dapat menjadi bagian dari teknologi tinggi yang berdampak besar dalam pengembangan energi bersih,” tambahnya.
Proses Intensif dan Tantangan Akademik
Selama lima bulan, tim melakukan studi literatur, simulasi, dan uji laboratorium untuk memastikan kelayakan gagasan mereka. Tantangan terbesar datang dari tuntutan akademik yang bertepatan dengan Ujian Akhir Semester (UAS).
“Mengatur waktu antara akademik dan penyusunan paper bukan hal mudah, tapi semangat kolaboratif dari lintas kampus membuat semua proses jadi lebih bermakna,” tutur Alvyan.
Harapan dan Rencana Lanjut
Capaian ini bukan akhir, melainkan langkah awal. Alvyan dan tim berencana melanjutkan pengembangan GeoShield melalui publikasi ilmiah dan eksplorasi pilot project bersama institusi energi.
“Kemenangan ini menunjukkan bahwa mahasiswa UNAIR bisa unggul di bidang riset energi, bahkan dalam kolaborasi lintas kampus. Jangan takut berinovasi meski ide kalian belum populer karena inovasi besar sering lahir dari keberanian mencoba,” pungkasnya. (NA)
Sentimen: neutral (0%)