Sentimen
Undefined (0%)
24 Jun 2025 : 17.54
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Semarang

Anomali SPMB 2025 Kota Semarang: SMP Membeludak, SD Masih Banyak Kursi Kosong

24 Jun 2025 : 17.54 Views 24

Espos.id Espos.id Jenis Media: Jateng

Anomali SPMB 2025 Kota Semarang: SMP Membeludak, SD Masih Banyak Kursi Kosong

Esposin, SEMARANG – Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 di Kota Semarang mencatatkan fenomena menarik dan menjadi perhatian Dinas Pendidikan (Disdik).

Jika jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) mengalami lonjakan pendaftar yang jauh melebihi daya tampung, sebaliknya jenjang Sekolah Dasar (SD) justru masih menyisakan banyak bangku kosong.

Menurut data yang dihimpun Disdik Kota Semarang, daya tampung SMP negeri di tahun ajaran 2025 adalah 11.580 kursi.

Namun, jumlah pendaftar mencapai 15.836 orang. Ini berarti terdapat kelebihan pendaftar sebanyak 4.256 calon siswa.

Di sisi lain, jenjang SD yang memiliki daya tampung sebesar 14.476 justru hanya menerima 12.925 pendaftar. Masih terdapat 1.551 kursi kosong yang belum terisi.

Menanggapi hal ini, Kepala Disdik Kota Semarang, Bambang Pramusinto, menyebut kondisi ini sebagai anomali dan menjadi perhatian serius pihaknya.

“Ada fenomena menarik. Di satu sisi, SMP negeri kita kelebihan pendaftar. Tapi SD justru belum penuh. Ini sedang kita kaji lebih lanjut,” ujar Bambang saat ditemui Espos, Selasa (24/6/2025).

Gelombang Kedua untuk Jenjang SD

Sebagai upaya untuk mengisi kekosongan bangku di jenjang SD, Disdik Kota Semarang merencanakan penyelenggaraan SPMB gelombang kedua khusus untuk SD.

Rencana ini sudah dikonsultasikan dengan Wali Kota Semarang dan sedang dalam tahap finalisasi petunjuk teknis serta perubahan kalender pelaksanaan.

“Kami sudah konsultasikan dengan ibu Wali Kota. Rencananya SPMB gelombang kedua untuk SD akan digelar akhir Juni atau awal Juli. Kami siapkan perubahan perwal dan juknisnya,” ungkap Bambang.

Gelombang kedua ini akan dilaksanakan secara daring (online), dengan melibatkan 36 SD negeri yang masih memiliki kursi kosong.

Namun, Bambang menegaskan bahwa mekanisme penggunaan Kartu Keluarga (KK) tetap akan mengacu pada regulasi nasional sesuai Permendikdasmen Nomor 3 Tahun 2025.

“Masih pakai KK yang sama. Tetap mengacu Permen 3 Tahun 2025. Jadi warga pendatang yang KK-nya luar kota masih belum bisa tertampung di sekolah negeri,” paparnya.

Sebagai solusi jangka pendek, Disdik Kota Semarang juga mengarahkan warga pendatang untuk mendaftar ke sekolah swasta gratis yang telah disiapkan oleh Pemkot Semarang.

Faktor Penyebab Kekosongan di SD

Menurut analisis sementara Disdik, sepinya pendaftar di beberapa SD terutama terjadi di kawasan pusat kota seperti Peterongan dan Simpang Lima. Diduga kuat, hal ini terkait dengan karakteristik demografis dan keterbatasan jalur pendaftaran.

“Di kawasan itu banyak warga buruh, pedagang, dan pekerja informal dari luar kota. Anak-anak mereka tidak bisa tertampung karena KK-nya luar Semarang. Sementara di SD tidak ada jalur prestasi seperti di SMP,” imbuhnya.

Selain itu, faktor demografi seperti penurunan angka kelahiran dan pergeseran pemukiman ke daerah pinggiran seperti Tembalang dan Banyumanik juga disebut ikut mempengaruhi.

Jika setelah SPMB gelombang kedua masih terdapat bangku kosong di sejumlah SD, Disdik Kota Semarang berencana melakukan evaluasi menyeluruh termasuk wacana merger (penggabungan) sekolah.

“Kalau setelah gelombang kedua masih kosong juga, kita petakan ulang. Salah satu opsi adalah merger sekolah untuk efisiensi SDM. Tapi tentu akan dikonsultasikan lagi dengan kementerian,” terangnya.

Sementara itu, untuk jenjang SMP yang kelebihan pendaftar, Disdik Kota Semarang tengah mengkaji langkah fasilitasi bagi siswa yang tidak tertampung di sekolah negeri. Salah satunya dengan mengarahkan mereka ke sekolah swasta gratis.

Sentimen: neutral (0%)