Esposin, LOS ANGELES - Nasib pahit dialami Atletico Madrid di ajang Piala Dunia Antarklub 2025. Meski berhasil mengalahkan wakil Brasil Botafogo dengan skor tipis 1-0, klub asal Spanyol itu harus tersingkir dari turnamen setelah kalah selisih gol dalam persaingan ketat Grup B.

Laga pamungkas Grup B digelar di Stadion Rose Bowl, Los Angeles, Selasa (24/6/2025) dini hari WIB. Antoine Griezmann menjadi pahlawan kemenangan Atletico lewat golnya di menit ke-87. Namun gol tersebut tidak cukup untuk menyelamatkan langkah Los Rojiblancos menuju babak 16 besar.

Kemenangan itu memang membuat Atletico mengoleksi total 6 poin dari tiga pertandingan, hasil dua kali menang dan sekali kalah. Namun posisi Atletico tetap tertahan di peringkat ketiga klasemen akhir Grup B. Mereka kalah selisih gol dari Botafogo dan Paris Saint-Germain (PSG), yang juga mengantongi jumlah poin sama.

Kemenangan PSG Mengubur Harapan Atletico

Di laga lainnya yang berlangsung di waktu bersamaan, PSG memastikan tiket ke fase gugur setelah menang 2-0 atas klub MLS Seattle Sounders di Stadion Lumen Field, Seattle. Gol kemenangan PSG dicetak oleh Khvicha Kvaratskhelia pada menit ke-35 dan Achraf Hakimi di menit ke-66.

Hasil tersebut menjadikan PSG sebagai pemuncak klasemen Grup B berkat keunggulan produktivitas gol. Sementara itu, Botafogo yang sebelumnya mengalahkan PSG dan Seattle, menempati posisi runner-up karena unggul agregat atas Atletico Madrid.

Klasemen Akhir Grup B Piala Dunia Antarklub 2025:

Pos    Tim    Main    Menang    Seri    Kalah    SG    Poin
1    PSG    3    2    0    1    6–1    6
2    Botafogo    3    2    0    1    3-2    6
3    Atletico Madrid    3    2    0    1    4-5    6
4    Seattle Sounders    3    0    0    3    2-7    0

Lawan Selanjutnya di 16 Besar

Dengan hasil ini, PSG akan menghadapi runner-up Grup A, sedangkan Botafogo bakal ditantang juara Grup A pada 28 Juni 2025. Grup A sendiri dihuni oleh Palmeiras, Inter Miami, FC Porto, dan Al Ahly, yang juga bersaing ketat untuk merebut dua tiket ke babak gugur.

Bagi Atletico Madrid, kegagalan ini menjadi tamparan keras mengingat mereka datang dengan status unggulan Eropa. Pelatih Diego Simeone pun harus mengevaluasi kinerja timnya, terutama dalam hal efisiensi lini depan yang minim produktivitas gol meski mendominasi penguasaan bola di beberapa laga.