Esposin, SRAGEN—Bocah Kelas VI sekolah dasar (SD) asal Gedingan, Sragen Tengah, Sragen, Nayottama Art Java, menorehkan karya yang menembus pameran nasional bergengsi dan menjadi barometer seni Indonesia.

Karya seninya yang berjudul Adventure in The Magic World lolos kurasi dalam open call Artjog 2025 kategori Artjog Kids. Pameran itu dihelat di Jogja National Museum, Yogykarta, pada 20 Juni-31 Agustus 2025.

Artjog 2025 mengangkat tema Motif : Amalan. Dalam pameran itu, para pengunjung juga bisa menikmati pengalaman dan merayakan seni lewat program-program pendukung, seperti Curatorial Tour, Meet The Artist, Perfoma Artjog, Love Artjog, Artcare Indonesia, dan Jogja Art Weeks.

Bocah berumur 12 tahun yang akrab sering disapa Java ini merupakan putra seniman dari Sanggar Corat Coret Sragen Arum Ardianti. Dalam pesan kecil di di samping karya yang dipamerkan, Java mengaku suka menggambar dan melukis.

Dengan menekuni hobinya itu, Java bisa mengikuti sejumlah pameran dan menjuarai beberapa lomba tingkat nasional dan internasional.

“Karyaku berkisah tentang seekor bebek bernama Peko. Ia tiba-tiba jatuh ke dalam tanah dan boom, dia memasuki dunia aneh bernama Underworld. Di tempat itu, ia bertemu teman bernama Cikota yang mengajaknya jalan-jalan. Tiba-tiba Cikota dimakan monster Bloobies tetapi Cikota berhasil keluar dari mulut monster itu dan berubah menjadi Pau-pau berjumlah banyak. Peko diberi misi oleh Batu Hidup untuk mengumpulkan Pau-pau itu,” tulis Java.

Lukisan Java berjudul Adventure In The Magic World berukuran 242 x 90 cm, mix media. Karya Java itu menjadi salah satu dari 44 karya seniman anak se-Indonesia yang dipamerkan dalam Artjog 2025.

Ibunda Java yang juga owner Sanggar Corat Coret Sragen, Arum Ardianti, kepada Espos, Sabtu (21/6/2025), mengungkapkan Java memang anak berbakat dan karyanya bisa lolos kurasi dari Artjog 2025, event seni nasional dan menjadi barometer seni di Indonesia.

Dia menyampaikan pameran Artjog 2025 ini berlangsung di Jogja dengan melibatkan 47 seniman utama dan 44 seniman anak dan remaja.

“Java mengaku senang atas pencapaian ini karena bisa bertemu dan berinteraksi dengan banyak seniman di Indonesia. Hal itu menjadi penyemangat Java untuk terus menghasilkan karya-karya yang lebih baik. Saya bangga dan senang dengan prestasi Java. Untuk masuk dalam Artjog itu cukup sulit dan harus melalui proses kurasi dan seleksi yang sangat ketat,” ujar Arum.

Dia berharap capaian Java ini bisa menjadi pemantik semangat anak-anak di Sanggar Corat Coret Sragen dan anak-anak lainnya di Sragen yang ingin berkarya fineart.

Arum mengungkapkan Java belajar melukis sejak kecil karena memang sudah menjadi hobinya. Sejak kecil, jelas dia, Java pun sering mengikuti acara pameran seni rupa anak di beberapa daerah seperti di Galeri Vinautism Surabaya, Rj Katamsi ISI Yogyakarta bersama Ruang Anak, pameran virtual di luar negeri dan di beberapa tempat lainnya.

“Ia ikut pameran sejak 2023, 2024, dan 2025 lewat event seni tertentu. Di 2025 ini selain di Artjog 2025, Java juga ikut pameran bersama perupa guru Sragen di Gedung SIKK Sragen. Karya Java itu bercerita tentang imajinasi petualangan Peko [tokoh imajinasi Java] yang sering muncul di beberapa karyanya,” jelas Arum.