Sentimen
Undefined (0%)
9 Jun 2025 : 11.10
Informasi Tambahan

Hewan: Babi, Domba, Kambing, Sapi

Kab/Kota: Boyolali

Partai Terkait

Jumlahnya Belum Ideal, DPRD Boyolali Desak Pemkab Tambah Puskeswan

9 Jun 2025 : 11.10 Views 15

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Jumlahnya Belum Ideal, DPRD Boyolali Desak Pemkab Tambah Puskeswan

Esposin, BOYOLALI--Anggota DPRD Boyolali dari Fraksi PKS, Wahyono, mendorong penambahan jumlah pusat kesehatan hewan (puskeswan) untuk memperkuat sektor peternakan di Boyolali. Menurutnya, jumlah Puskeswan saat ini tidak ideal mengingat luasnya wilayah dan tingginya aktivitas peternakan di Kabupaten Boyolali.

Wahyono kepada Espos, Senin (9/6/2025), mengatakan saat ini baru ada lima puskeswan di Boyolali yaitu di Mojosongo, Simo, Ngemplak, Ampel, dan Karanggede. Lima Puskeswan tersebut membantu pelayanan di 22 kecamatan se-Boyolali yang memiliki luas 1.096,61 km persegi.

Padahal, Wahyono mengatakan Boyolali memiliki keunggulan di sektor peternakan seperti menjadi penghasil susu terbesar se-Jawa Tengah hingga produksi daging sapi yang tinggi. Bahkan Boyolali dijuluki sebagai Kota Susu.

Menurutnya, perlu ada usaha untuk terus mempertahankan predikat tersebut dan mengembangkannya.Wahyono menegaskan arah kebijakan dan penganggaran bisa memperhatikan sektor tersebut.

“Contoh konkret mengapa ketika ada PMK [penyakit mulut dan kuku], angka kematian hewan ternak di Boyolali masih cukup tinggi? Karena kalau dilihat dari tenaga yang fokus di bidang tersebut hanya sedikit. Bisa dilihat dari jumlah UPT Puskeswan di Boyolali hanya ada lima, padahal ada 22 kecamatan,” kata dia. 

Wahyono yang merupakan perwakilan daerah pemilihan (Dapil) III yaitu Juwangi, Karanggede, Kemusu, Wonosamodro, dan Wonosegoro mencontohkan ketika ada sapi sakit di Juwangi sedangkan UPT ada di Karanggede, maka cukup jauh untuk menjangkaunya. Padahal, penanganan terhadap hewan sakit juga harus dilaksanakan secara cepat.

“Saya juga sudah menyampaikan di Pansus itu perlunya menambah jumlah UPT Puskeswan. Jadi bisa diperkirakan, rasio jumlah hewan berapa, kebutuhannya berapa. Idealnya berapa itu belum dihitung, tapi yang jelas hari ini tidak ideal,” kata dia.

Dia menjelaskan untuk meningkatkan produksi daging dan susu di Boyolali seharusnya ada perhatian besar di sektor tersebut.

Lebih lanjut, Wahyono mengatakan pengembangan sektor peternakan tak hanya cocok di wilayah selatan yang dikenal subur, tapi juga cocok di wilayah utara.

“Di wilayah selatan kan cenderung sapi perah ya, kalau di utara lebih ke sapi pedaging. Tinggal nanti bagaimana pemerintah setempat mau melihat itu, mau menambah fasilitas puskeswan secara proporsional termasuk jumlah anggarannya,” kata dia.

Populasi Sapi Potong dan Sapi Perah

Terdata dalam Kabupaten Boyolali Dalam Angka 2025 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik, jumlah produksi susu di Boyolali pada 2024 ada 42.759.750 liter, 13.480.058 kg daging sapi, dan 276.480 kg daging kambing.

Kemudian, jumlah ternak di Boyolali pada 2024 terdiri 54.684 sapi perah, 80.601 sapi potong, 627 kerbau, 312 kuda, 83.353 kambing, 49.124 domba, dan 4.945 babi.

Populasi sapi perah sendiri tersebar mayoritas di wilayah Boyolali selatan. Penghasil sapi perah antara lain Kecamatan Selo dengan 6.978 ekor, Ampel 6.100 ekor, Gladagsari 6.618 ekor, Cepogo 1.361 ekor, Musuk 10.033 ekor, Tamansari 10.678 ekor, Boyolali 2.758 ekor, Mojosongo 10.005 ekor, Teras 139 ekor, dan Simo 14 ekor.

Untuk sapi potong tersebar merata di 22 kecamatan dan angka tertinggi di Kecamatan Klego di utara yaitu 10.345 ekor, kedua ada Andong juga di utara dengan 8.620 ekor, dan ketiga ada Nogosari dengan 7.601 ekor. 

Secara terpisah, Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Kabid Keswan) Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali, Afiany Rifdania, menjelaskan sebenarnya usulan penambahan puskeswan telah bergulir sejak akhir 2023. Ia pun telah membuat nota dinas hingga kajian untuk menambah puskeswan.

Dari kajian, atas usulan para dewan, Disnakkan Boyolali mengusulkan ke bupati dengan penambahan dua puskeswan dari wilayah utara dan selatan pada 2024.

Diungkapkan Afiany, untuk wilayah utara paling tidak ada penambahan dari UPT Puskeswan Karanggede dan Simo karena keduanya menangani daerah yang cukup luas. Sehingga diusulkan pemekaran dari dua menjadi tiga puskeswan.

Kemudian, di wilayah selatan dikembangkan dari UPT Puskeswan Mojosongo dan Ampel menjadi tiga UPT yang menangani daerah padat populasi seperti Mojosongo, Musuk, Tamansari, Boyolali, Teras, Cepogo, Selo, Ampel, dan Gladagsari. Ia mengatakan saat ini prinsipnya Disnakkan Boyolali masih menunggu keputusan penambahan puskeswan.

"Kalau dari utara pertimbangannya jarak yang membentang, kalau yang selatan pertimbangannya karena kepadatan populasi. Kami sudah membuat telaah staf dan mengkaji dari lima menjadi tujuh Puskeswan. Hanya saja sampai saat ini belum ada persetujuan," kata dia. 

Sentimen: neutral (0%)