Sentimen
Negatif (80%)
8 Mei 2025 : 18.11
Informasi Tambahan

Kasus: HAM

Tokoh Terkait

Aksi Kamisan Tolak Soeharto Jadi Pahlawan: Itu Mencederai Sejarah Megapolitan 8 Mei 2025

8 Mei 2025 : 18.11 Views 15

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Metropolitan

Aksi Kamisan Tolak Soeharto Jadi Pahlawan: Itu Mencederai Sejarah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Mei 2025

Aksi Kamisan Tolak Soeharto Jadi Pahlawan: Itu Mencederai Sejarah Tim Redaksi JAKARTA, KOMPAS.com — Ratusan massa Aksi Kamisan berpakaian serba hitam memadati kawasan pintu barat Monas, Jakarta Pusat, Kamis (8/5/2025) sore. Dalam aksi Kamisan kali ini diwarnai seruan keras menolak wacana pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto. Dengan mengusung tema “Marsinah Dibunuh karena Melawan”, aksi ini memperingati 32 tahun wafatnya aktivis buruh Marsinah. Aksi ini sekaligus merespons pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang mendukung pengusulan Marsinah sebagai pahlawan nasional. Namun di tengah dukungan itu, muncul pula wacana yang memunculkan kembali nama Soeharto sebagai tokoh yang layak diberi gelar serupa. Penolakan terhadap wacana tersebut terlihat jelas dari sejumlah atribut aksi. Salah satu bendera besar yang dibentangkan menampilkan wajah Soeharto dengan tanda silang merah dan tulisan “Soeharto Bukan Pahlawan”. Di sisi lain, bendera dengan gambar wajah Marsinah dan tulisan “Pahlawan Itu adalah Marsinah” berkibar di tengah kerumunan. Bagi para peserta aksi, Marsinah adalah simbol perjuangan buruh melawan ketidakadilan dan represi. Sementara Soeharto justru dianggap sebagai representasi rezim otoriter yang bertanggung jawab atas berbagai pelanggaran HAM, termasuk kasus kematian Marsinah. “Dia dibunuh karena membela kami buruh. Jangan sampai sejarah dikaburkan. Yang pantas diberi gelar pahlawan ya orang yang rela mati demi rakyat, bukan yang menindas rakyatnya,” ujar Rina Wulandari (29), salah satu buruh yang ikut dalam aksi. Nada serupa disampaikan Heru (34), aktivis HAM yang hadir dalam aksi tersebut. Ia menyebut pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto sebagai sebuah ironi sejarah. “Soeharto adalah simbol dari otoritarianisme, dan Marsinah adalah korbannya. Memuliakan Soeharto adalah mencederai sejarah dan para korban pelanggaran HAM,” tegasnya. Beberapa flyer yang dibagikan menampilkan wajah Marsinah dengan latar merah putih disertai keterangan, “Marsinah adalah buruh pabrik arloji yang dibunuh karena memperjuangkan hak pekerja.” Flyer lainnya menampilkan “Pemberian Gelar Pahlawan Nasional pantas diberikan pada Marsinah daripada Soeharto.” Sebanyak 61 foto buruh yang menjadi korban pelanggaran HAM turut dipajang dalam aksi ini sebagai pengingat bahwa perjuangan kelas pekerja tidak boleh dilupakan. Meskipun aksi dijadwalkan berakhir pukul 17.00 WIB, para peserta tetap bertahan hingga sore hari, menegaskan sikap mereka terhadap wacana kontroversial tersebut. Copyright 2008 - 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (80%)