Sentimen
Positif (99%)
8 Mei 2025 : 06.47
Informasi Tambahan

Agama: Katolik

Kab/Kota: Kudus, Roma

Tokoh Terkait
Paus Benediktus

Paus Benediktus

Sambut Paus Baru, Penjahit Vatikan Siapkan Jubah Khusus untuk Pengganti Fransiskus - Halaman all

8 Mei 2025 : 06.47 Views 32

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Internasional

Sambut Paus Baru, Penjahit Vatikan Siapkan Jubah Khusus untuk Pengganti Fransiskus - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM -  Menjelang dimulainya rangkaian konklaf atau pemilihan paus baru atau pengganti Paus Fransiskus, sejumlah persiapan mulai dilakukan.

Di sebuah sudut tersembunyi di pusat Roma, keluarga Gammarelli mengungkap bahwa ia dan sepupunya telah mempersiapkan cassock atau jubah putih untuk paus baru.

Meskipun Vatikan belum memberikan pesanan resmi, namun Mancinelli tetap setia pada tradisi dengan mempersiapkan jubah-jubah tersebut.

Keluarga Gammarelli yang dikenal karena menjahit pakaian rohaniwan selama lebih dari 200 tahun untuk delapan paus terakhir, termasuk Paus Fransiskus mengatakan bahwa cassock  buatannya telah siap, siapapun pausnya.

Tak hanya jubah, Para penjahit kepausan di Gammarelli turut menyiapkan selempang, dan kopiah, dalam tiga ukuran kecil, sedang, dan besar.

"Begitu Takhta Suci memberi tahu kami bahwa kami harus membuat jubah, kami segera memulainya, kami butuh waktu sekitar 15 hari " kata Tn. Gammarelli, mengutip dari ABC News.

"Ketika kami perlu bekerja untuk Bapa Suci, semua orang ingin mengerjakan jubahnya, jadi semua orang mengerjakannya, kami tidak mengesampingkan siapapun," imbuh Tn. Gammarelli

Jubah-jubah tersebut dipersiapkan agar bisa dikenakan oleh Paus baru saat pertama kali tampil di balkon Basilika Santo Petrus.

Melalui tangan-tangannya yang terampil, ia tidak hanya menjahit kain, tetapi juga menjalin sejarah dan spiritualitas yang akan dikenang oleh generasi mendatang.

Perbedaan Jubah Paus Fransiskus dan Benediktus XVI

Seiring berjalannya waktu, mode pakaian gerejawi terus mengalami perubahan.

Perbedaan paling mencolok terjadi setelah Konsili Vatikan II pada tahun 1960-an, dimana pakaian liturgi berubah menjadi lebih sederhana.

Paus Fransiskus, misalnya, menolak mengenakan pakaian mewah seperti bulu dan beludru yang biasa dipakai oleh pendahulunya.

Fransiskus melakukan sedikit penyesuaian pada manset jubahnya.

Memilih aksesori sederhana seperti sepatu hitam polos dan menyimpang dari tradisi dengan memilih Fisherman's Ring (Cincin Nelayan) berlapis emas daur ulang. Sementara itu, Benediktus memilih cincin dari emas padat.

Meski dibuat sederhana, namun Mancinelli tetap menjaga kualitas dan keaslian dalam setiap jahitannya.

Menggunakan bahan wol ringan yang lebih terjangkau namun tetap mencerminkan kehormatan jabatan gerejawi.

Kontras dengan Paus Fransiskus, pendahulunya yakni Paus Benediktus XVI justru dikenal dengan gaya berpakaian yang sangat tradisional dan liturgis.

Ia kerap tampil mengenakan mozzetta merah (mantel bahu beludru yang digunakan di luar ruangan), sepatu kulit merah khas Paus, serta topi camauro dan tiara klasik dalam acara tertentu.

Gaya tersebut mempertegas kontinuitas dengan tradisi kepausan abad pertengahan dan simbol otoritas spiritual.

Pengamat Vatikan menyebut gaya Benediktus sebagai bentuk “keindahan liturgis” yang disengaja.

"Benediktus percaya bahwa simbol visual dalam pakaian Paus adalah bagian dari kesaksian iman," ujar seorang penulis Vatikan yang diwawancarai oleh Catholic News Agency.

Hari Pertama Konklaf Dimulai

Setelah 15 sepeninggalan Paus Fransiskus,  serangkaian ritus suci dan proses ketat konklaf resmi dimulai pada Rabu (7/5/2025).

Serangkaian proses akan dimulai guna membawa Gereja Katolik kepada pemimpin barunya setelah wafatnya Paus Fransiskus.

Di hari pertama konklaf, Pukul 10.00 waktu setempat atau 15.00 WIB, seluruh anggota College of Cardinals berkumpul dalam Misa Pro Eligendo Romano Pontifice di Basilika Santo Petrus, Vatikan.

Misa dipimpin oleh Kardinal Giovanni Re, Dekan para Kardinal, yang juga akan menyampaikan homili berdasarkan diskusi internal sejak wafatnya Paus Fransiskus.

Adapun Homili tersebut menjadi refleksi atas prioritas utama Gereja dalam memilih Paus baru.

Setelah misa digelar, para kardinal akan beristirahat untuk makan siang dan menjalani masa refleksi pribadi terakhir.

Pada momen ini, mereka diharapkan mempertimbangkan suara hati dan dorongan Roh Kudus sebelum memasuki proses pemilihan.

Pukul 16.30 atau 21.30 WIB, prosesi khidmat menuju Kapel Sistina dimulai.

Di bawah naungan lukisan megah karya Michelangelo, para kardinal menyanyikan himne Latin Veni Creator Spiritus sebelum mengambil sumpah, baik secara kolektif maupun pribadi, untuk menjaga kerahasiaan pemilihan.

Setelah itu seluruh 133 kardinal pemilih bersumpah, diumumkan seruan “extra omnes” semua yang tidak berkepentingan diminta keluar, dan pintu Kapel Sistina ditutup rapat.

Usai disumpah, para kardinal akan memulai pemungutan suara.

Apabila muncul asap putih dari cerobong kapel, berarti telah terpilih seorang Paus baru dengan suara dua pertiga.

Namun, jika asap berwarna hitam, artinya belum ada kesepakatan dan pemungutan suara akan dilanjutkan.

(Tribunnews.com / Namira)

Sentimen: positif (99.2%)