Sentimen
Positif (94%)
7 Mei 2025 : 15.49

Gangguan Tidur pada Anak: Penyebab, Dampak dan Cara Mengatasinya Menurut Dokter - Halaman all

7 Mei 2025 : 15.49 Views 23

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Kesehatan

Gangguan Tidur pada Anak: Penyebab, Dampak dan Cara Mengatasinya Menurut Dokter - Halaman all

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dampak anak yang mengalami gangguan tidur tak main-main.

Tidur yang berkualitas sama pentingnya dengan nutrisi yang baik dan stimulasi yang tepat.

Tidur bagi anak balita bukan sekadar waktu istirahat – ini adalah fase kritis untuk pertumbuhan otak, fisik, dan perkembangan emosi mereka.

Dokter spesialis anak dr. Yuni Astria, SpA, menuturkan, tidur merupakan salah satu bagian fundamental dalam proses perkembangan otak dan sistem saraf anak.

Selama fase deep sleep, tubuh anak memproduksi hormon pertumbuhan dalam jumlah besar, yang berperan untuk perkembangan tulang, otot, dan sejumlah organ dalam metabolisme tubuh.

“Di saat yang sama, otak memproses dan menyimpan informasi, memperkuat daya ingat, serta membentuk kemampuan belajar dan regulasi emosi,” jelas dr. Yuni ditulis di Jakarta, Rabu (7/5/2025).

Penelitian juga menunjukkan, kurang tidur pada anak usia dini berkaitan dengan risiko lebih tinggi terhadap gangguan atensi, kecemasan, bahkan kejadian obesitas dan hipertensi di kemudian hari.

Sayangnya anak kerap mengalami gangguan tidur.

Mereka terbangun di tengah malam akibat berbagai faktor seperti paparan gawai menjelang tidur, pencahayaan kamar yang terlalu terang, suhu ruangan yang tidak nyaman, hingga gangguan gigitan serangga seperti nyamuk.

“Meski terlihat sepele, gangguan kecil ini bisa mengganggu fase deep sleep, yang tentunya berdampak pada pada produksi hormon pertumbuhan dan konsolidasi memori yang terjadi saat tidur,” tutur dia.

Untuk mendukung tidur berkualitas, dr. Yuni merekomendasikan beberapa langkah sederhana:

1.     Mandi air hangat sebelum tidur untuk membantu relaksasi.

2.     Makan terakhir diupayakan maksimal 1,5 jam sebelum waktu tidur

3.     Hindari paparan gawai mulai dari 1 jam menjelang  waktu tidur

4.     Upayakan jadwal masuk kamar untuk tidur konsisten setiap harinya

5.     Menciptakan ritual malam, seperti membacakan cerita petualangan seru yang sarat nilai kebaikan dengan suara lembut.

6.     Mengatur kamar tidur agar nyaman: cahaya redup cenderung gelap, sejuk, tenang, dan bebas potensi gangguan serangga.

7.     Menggunakan perlindungan tambahan agar anak tidak terganggu gigitan nyamuk atau serangga lain saat tidur.

“Rutinitas tidur yang konsisten membantu ritme biologis anak beradaptasi, sehingga tubuh dan otak mereka lebih siap untuk beristirahat. Ini juga mengajarkan disiplin sejak dini,” tambah  dr. Yuni.

Ia menekankan, tanpa tidur yang cukup dan berkualitas, anak tidak hanya mengalami hambatan fisik, tetapi juga kesulitan mengontrol emosi, belajar, dan membangun hubungan sosial.

Semua ini dapat berdampak jangka panjang pada kehidupan mereka.

Tidak memperhatikan cahaya kamar, paparan gawai, atau perlindungan dari gangguan serangga berarti mengabaikan aspek penting dalam mendukung tumbuh kembang optimal anak.

“Setiap malam yang tenang dan bebas gangguan adalah bentuk investasi nyata untuk menciptakan generasi yang lebih sehat, lebih cerdas, dan siap menghadapi masa depan,” pesan dia.

Sentimen: positif (94.1%)