Sentimen
Positif (100%)
6 Mei 2025 : 21.50
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Bangkalan, Banyuwangi, Madura

Sosok Agus Guru Honorer di Pelosok Banyuwangi Rela Jemput Murid agar Sekolah, Ajak Siswa Berdialog - Halaman all

6 Mei 2025 : 21.50 Views 25

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Regional

Sosok Agus Guru Honorer di Pelosok Banyuwangi Rela Jemput Murid agar Sekolah, Ajak Siswa Berdialog - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM - Sosok Agus Hermanto, seorang guru honorer dari pelosok Banyuwangi, Jawa Timur, yang menarik perhatian.

Pasalnya, Agus rela menjemput anak didiknya agar tetap bisa sekolah.

Dedikasi Agus pun mendapat perhatian dari orang nomor satu di Banyuwangi, yakni Ipuk Fiestiandani.

Bupati Banyuwangi tersebut, sempat mendatangi kediaman Agus pada Senin (5/5/2025).

“Mas Agus adalah potret ketulusan. Masih muda, tapi pengabdiannya luar biasa. Di saat banyak orang seusianya mencari kenyamanan kerja, dia justru memilih tetap bertahan di daerah terpencil,” katanya saat mengunjungi kediaman Agus, dilansir TribunJatim-Timur.com.
Sosok Agus Hermanto

Agus Hermanto mengajar anak-anak di SMP 3 Satu Atap Wongsorejo, Dusun Pringgondani, Desa Watukebo, Kecamatan Wongsorejo, sebuah kampung di pinggir kawasan hutan.

Rupanya, Agus sudah mengajar sejak tahun 2009.

Saat ini, ia berstatus honorer. Meski demikian, Agus tetap tulus mengajar.

Agus Hermanto rela melintasi jalanan berbatu dan menanjak, bahkan menempuh medan sulit untuk satu tujuan.

Yakni, guna memastikan tidak ada anak desa yang putus sekolah hanya karena kendala biaya atau letak geografis.

Pria berusia 36 tahun itu, bercerita menjadi guru bukan hanya soal mengajar.

Namun, kata Agus, lebih pada motivator, penggerak, sekaligus penjaga mimpi bagi anak-anak di daerah pelosok.

Dalam pembelajarannya, Agus membuka sesi dialog dengan siswa untuk mengetahui bagaimana keadaan anak didiknya.

"Pagi masuk kelas saya tidak langsung mengajar, ada sesi dialog dahulu. Bertanya apa kabarnya, bagaimana semangatnya, dan apakah ada kendala. Setelah itu baru pelajaran," ucapnya.

Bahkan, Agus pernah mendatangi rumah-rumah warga, membujuk orang tua agar mengizinkan anaknya bersekolah.

Tak jarang, ada siswa yang tidak masuk saat ujian. Sehingga, ia menjemputnya sendiri, membangunkan, menunggu hingga mandi.

Meski kadang merasa lelah, Agus mengaku rasa itu akan hilang ketika melihat anak didiknya semangat belajar.

“Ngajar di pelosok itu capek, tapi begitu lihat anak-anak semangat belajar, hati ini rasanya hangat. Capeknya hilang,” ucap Agus.

Diapresiasi Pejabat Setempat

Kini, apa yang dilakukan Agus mendapat perhatian pemerintah.

Bupati Banyuwangi memberikan hadiah untuk Agus berupa Laptop.

Laptop tersebut, rencananya akan dimanfaatkan Agus untuk mengakses referensi, dan menjangkau dunia pendidikan yang lebih luas.

Menurut Ipuk Fiestiandani, perjuangan Agus bukan hanya soal mengajar, tapi tentang menyalakan harapan.

Agus dinilai sebagai teladan yang patut diapresiasi atas dedikasinya dalam mengabdi.

"Kami sangat mengapresiasi dan berterima kasih atas dedikasi Mas Agus. Kami juga kian semangat untuk menjalankan berbagai program pendidikan, utamanya pengentasan anak putus sekolah," kata Ipuk.

Dari cerita Agus, lanjut Ipuk, pihaknya akan lebih mengoptimalkan berbagai program daerah untuk anak-anak putus sekolah.

Termasuk Gerakan Daerah Angkat Anak Muda Putus Sekolah (Garda Ampuh).

Program tersebut, bakal fokus menjaring anak putus sekolah dan membantunya kembali ke bangku sekolah melalui berbagai skema.

Kisah Guru Antar Jemput Siswa di Bangkalan, Madura

Sebelumnya, ada juga yang rela antar jemput siswanya agar bisa sekolah.

Ia adalah Sulasmiyati, dikenal sebagai sosok guru yang memberikan layanan antar jemput siswa dalam beberapa tahun terakhir.

Ibu berusia 45 tahun itu, menggunakan kendaraan dorkas bekas, berkeliling lintas kelurahan hanya untuk menjemput siswa-siswi kelas 1 SDN Kelurahan Pangeranan 1, Kota Bangkalan.

Rutinitas antar jemput siswanya tersebut, telah dilakukan Sulasmiyati saat dirinya mulai mengajar di SDN Pangeranan 1 di tahun 2019.

Kala itu, ia menggunakan sepeda motor untuk sarana antar jemput siswa.

Di tengah perjalanan antar jemput, Sulasmiyati berkeinginan untuk memiliki sebuah kendaraan dorkas.

Namun, karena keterbatasan ekonomi, keinginan tersebut hanya dirasa angan-angan belaka.

Meski kondisi pas-pasan tidak membuat Sulasmiyati patah arang.

“Dari situlah saya bertekad, sekaligus bernadzar untuk membeli kendaraan odong-odong (dorkas) apabila saya diterima sebagai P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak). Alhamdulillah Allah mencatat, saya diterima P3K di tahun 2023,” tuturnya.

Meski kendaraan bekas, namun kala itu kondisi mesin dorkas milik Sulasmiyati masih layak berkeliling untuk antar jemput.

Titik penjemputan diawali dari belakang pos polisi, Kampung Junok untuk menaikkan 5 orang siswa, sebagaimana dilansir TribunJatim.com.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjatim-timur.com dengan judul Apresiasi Ipuk Terhadap Perjuangan Guru Muda yang Entaskan Anak Putus Sekolah di Pelosok Banyuwangi 

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Tribunjatim-timur.com/Aflahul Abidin, TribunJatim.com/Ahmad Faisol)

Sentimen: positif (100%)