Sentimen
Negatif (99%)
6 Mei 2025 : 05.20
Informasi Tambahan

BUMN: TransJakarta

Kab/Kota: Petamburan, Tanah Abang

"Apotek" Liar di Tanah Abang: Tramadol Dijual Terang-terangan di Jalanan Megapolitan 6 Mei 2025

6 Mei 2025 : 05.20 Views 16

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Metropolitan

"Apotek" Liar di Tanah Abang: Tramadol Dijual Terang-terangan di Jalanan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        6 Mei 2025

"Apotek" Liar di Tanah Abang: Tramadol Dijual Terang-terangan di Jalanan Tim Redaksi JAKARTA, KOMPAS.com - Di Jalan KS Tubun, Tanah Abang, Jakarta Pusat, sejumlah orang menjajakan obat keras tramadol secara terang-terangan. Mereka tampak tak memedulikan lingkungan sekitar. Transaksi berlangsung di area terbuka, memanfaatkan fasilitas umum dan tempat lalu lalang orang dengan berbagai aktivitas. Meski di sekitar lokasi terdapat beberapa pedagang kaki lima (PKL), mereka terlihat acuh. Bahkan, sebagian PKL justru tampak akrab dengan para penjual tramadol .  Adapun tramadol merupakan obat keras yang dilarang dijual tanpa resep dokter karena berbahaya bagi kesehatan. Polisi kerap kali menangkap penjual obat keras ini. Namun, mereka kembali muncul lagi dan lagi. Senin (5/5/2025) pukul 12.10 WIB, Kompas.com berkendara dengan sepeda motor di Jalan KS Tubun dari arah Pasar Tanah Abang menuju Petamburan. Saat memasuki area jembatan, tampak lima orang di sebelah kanan jalan, yakni empat pria dan satu perempuan. Mereka duduk di balik besi pembatas jalan dengan kursi plastik, tepat di bawah pohon. Namun, mereka tidak duduk berdekatan, melainkan berjauhan satu sama lain dengan jarak sekitar lima meter. Sementara itu, satu pria di ujung paling kanan tampak mengenakan kaus hitam lengan pendek, topi, sandal jepit, dan celana jin. Ia terlihat jongkok, bersandar pada tembok pembatas, tepat di atas trotoar sisi kanan Jalan KS Tubun. Di tangan kiri pria yang rambutnya sedikit memutih itu, tampak sejumlah obat. Ia menawarkan tramadol kepada seorang pengendara motor yang melambatkan kendaraannya di sisi kanan Jalan KS Tubun. Kompas.com tetap melajukan kendaraan, lalu memutar balik, kembali ke Jalan KS Tubun dari arah Petamburan menuju Pasar Tanah Abang Blok G. Tepat di depan Museum Tekstil, seorang pria berkaus abu-abu lengan pendek dan celana pendek berbahan jin tampak berjongkok sambil menyandarkan tubuhnya pada kanstin trotoar. Saat itu, arus lalu lintas tampak tersendat karena ada JakLingko yang sedang menurunkan penumpang. Oleh karena itu, para penjual di Jalan KS Tubun arah Pasar Tanah Abang Blok G ini menawarkan tramadol kepada siapa saja yang mendekatinya. Setelah pria berkaus abu-abu lengan pendek itu, setidaknya ada lebih dari 10 pria yang diduga menjual tramadol secara terang-terangan kepada warga. Masing-masing dari mereka terpantau memegang sejumlah obat keras. Salah satu dari mereka bahkan memperlihatkan gestur menawarkan obat keras kepada pengguna jalan yang melintas, melambaikan tangan seolah mengajak untuk mendekat. Tampak telapak tangan pria itu menghadap ke atas dan jari-jari digerakkan berulang kali ke arah dirinya. Sementara, di ujung deretan diduga penjual tramadol ini, seorang pria yang duduk di kursi plastik hitam, mengenakan kemeja hitam dengan kaus sebagai dalaman, dan topi hitam. Pandangannya selalu mengarah ke para penjual, seolah sedang memantau. Namun, pria ini tidak terlihat memegang obat tramadol. Di tangan kirinya terdapat sejumlah uang, sementara tangan kanannya memegang ponsel. Di trotoar Jalan KS Tubun arah Pasar Tanah Abang Blok G, mereka berjualan setelah deretan pedagang barang bekas dan berdampingan dengan beberapa PKL yang menjual minuman atau kopi. Kompas.com menghampiri penjual tramadol yang menggunakan kaus abu-abu berlengan pendek. “Berapaan, Bang?” tanya Kompas.com kepada penjual. “Rp 35.000,” jawab singkat penjual. “Satu strip tramadol kan?” tanya Kompas.com. “Iya, satu papan (tramadol isi 10 butir),” kata dia. Meski terbilang singkat, transaksi tetap dilakukan secara terbuka. Tak menghiraukan pejalan kaki yang sedang melintas atau pengendara lain. Jembatan tempat mereka berjualan ini menghubungkan Pasar Tanah Abang dengan Jalan KS Tubun, tempat Museum Tekstil Jakarta berada. Jembatan ini berfungsi sebagai penghubung utama bagi pejalan kaki dan kendaraan yang ingin menuju atau meninggalkan area Pasar Tanah Abang. Banyak warga yang menggunakan jembatan ini sebagai jalur akses dari Stasiun Tanah Abang atau halte TransJakarta terdekat. Warga bernama Lita (34) mengaku takut saat melintas di trotoar Jalan KS Tubun arah Pasar Tanah Abang atau Stasiun Tanah Abang.  Sebab, ia harus melewati Museum Tekstil dan jembatan di Jalan KS Tubun untuk menuju Stasiun Tanah Abang dan pulang naik kereta api. Sementara, di sekitar jembatan ini, sejumlah penjual tramadol kerap menawarkan dagangannya kepada pengguna jalan. “Kalau dibilang takut, ya takut. Karena kan kita kalau mau berangkat atau pulang kerja lewat sini buat ke Stasiun Tanah Abang,” ujar dia saat ditemui Kompas.com. Di tengah rasa takut itu, terkadang Lita nekat melintas di jalan tersebut. Namun, kadang kala dia memilih naik ojek online (ojol). “Ya begitu, pakai ojol ya. Kan enak jadi enggak melewati mereka secara langsung. Tapi ya saya sebenarnya enggak tahu itu obat apa,” ucapnya. Copyright 2008 - 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (99.9%)