Sentimen
Negatif (100%)
4 Mei 2025 : 12.09
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Tokoh Terkait

Dihantam 2 Kali, Sandera Israel Nyaris Tewas Akibat Bom Zionis di Gaza - Halaman all

4 Mei 2025 : 12.09 Views 24

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Internasional

Dihantam 2 Kali, Sandera Israel Nyaris Tewas Akibat Bom Zionis di Gaza - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM - Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, merilis video seorang sandera Israel yang mengaku sebagai sandera nomor 24. Dalam rekaman itu, ia mengungkap telah dua kali menjadi korban serangan udara Israel sejak gencatan senjata dilanggar sekitar dua bulan lalu.

Sandera pria dalam video itu diidentifikasi sebagai Maxim Herkin, menurut laporan media Israel The Times of Israel.

Dalam rekaman tersebut, Maxim tampak mengalami luka serius di wajah dan lengan kirinya.

Ia menyatakan nyaris tewas akibat pemboman pertama yang terjadi usai berakhirnya gencatan senjata tahap pertama, ketika Israel kembali melancarkan serangan di Jalur Gaza pada 18 Maret 2025.

Demi keselamatannya, ia lalu dipindahkan ke terowongan bawah tanah oleh Al-Qassam.

Namun, serangan kedua terjadi saat ia berada di bawah tanah.

Lagi-lagi, nyawanya hampir melayang akibat pemboman tersebut.

Maxim menyebut serangan yang menimpanya merupakan bagian dari tekanan militer yang diklaim oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sebagai cara untuk membebaskan para sandera.

Ia juga menggambarkan kondisi hidupnya yang sangat memprihatinkan—tanpa akses ke pengobatan dan mustahil untuk dievakuasi ke rumah sakit.

Maxim mengaku tidak mengetahui nasib rekannya yang berada di tempat yang sama saat pemboman terjadi.

Ia menegaskan perang bisa segera berakhir jika saja putra Netanyahu atau anak pejabat Israel lainnya turut berada di Jalur Gaza, menyindir bahwa nyawa para sandera tampaknya dianggap tak sepenting keluarga para pemimpin Israel.

Dalam video tersebut, ia juga menceritakan seorang rekannya bernama Bar yang berada di dalam terowongan, meminta agar pencarian dan penyelamatan dilakukan untuknya.

Ia mencatat bahwa Israel mendekati peringatan Hari Kemerdekaan—menunjukkan bahwa video ini direkam sebelum malam 30 April.

"Bagaimana kalian bisa merayakan dengan pesta barbekyu dan mengibarkan bendera, sementara 59 sandera masih tertahan di Gaza?" tanyanya dalam video, menyerukan kepada warga Israel untuk turun ke jalan menuntut pembebasan sandera.

Ia menuduh pemerintah dan perdana menteri Israel telah mengabaikan keselamatan para tawanan.

"Kami bukan prioritas mereka. Tidak ada yang peduli di mana kami berada atau apa yang terjadi pada kami. Kalian sendiri bisa melihatnya," katanya, sambil meminta rakyat Israel tidak tinggal diam.

Maxim menegaskan bahwa hanya tekanan dari masyarakat yang dapat mengubah keadaan.

"Tanpa kalian, tak ada harapan," ujarnya.

Ia juga menuding Netanyahu mencoba menutupi kondisi para sandera dengan menyebutnya sebagai bagian dari perang psikologis.

"Tapi perang psikologis yang nyata adalah yang sedang saya alami sekarang," tambahnya.

Ia menutup dengan pernyataan bahwa video ini mungkin menjadi satu-satunya kenangan yang tersisa untuk keluarganya.

Di akhir video, Brigade Al-Qassam menampilkan pesan bahwa para sandera hanya akan dibebaskan melalui kesepakatan, dan waktu semakin menipis.

Video ini dirilis menjelang keputusan kabinet Israel untuk memperluas operasi militer di Gaza.

Meski ada penolakan dari sebagian pihak di dalam negeri, Netanyahu tetap menegaskan bahwa perang akan berlanjut hingga semua sandera, baik yang hidup maupun meninggal, kembali, dan Hamas dihancurkan.

Sementara itu, mediator dari Qatar dan Mesir terus mencoba menjembatani perbedaan pandangan antara Hamas dan Israel guna mencapai gencatan senjata tahap kedua.

Gencatan senjata pertama sebelumnya disepakati pada 19 Januari 2025, berlangsung 42 hari, dan menghasilkan pembebasan 33 sandera Israel serta ribuan tahanan Palestina.

Namun, pada 18 Maret 2025, Israel kembali meluncurkan serangan ke Gaza, melanggar perjanjian tersebut.

Sentimen: negatif (100%)