Sentimen
Negatif (99%)
3 Mei 2025 : 10.13
Informasi Tambahan

Kab/Kota: bandung, Cakung

Kasus: pelecehan seksual

400 Ribu Vial Obat Bius Disalahgunakan, Termasuk untuk Vape & Pelecehan oleh Dokter, Ini Sikap BPOM - Halaman all

3 Mei 2025 : 10.13 Views 21

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Kesehatan

400 Ribu Vial Obat Bius Disalahgunakan, Termasuk untuk Vape & Pelecehan oleh Dokter, Ini Sikap BPOM - Halaman all

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala BPOM RI Taruna Ikrar hari ini, Jumat (2/5/2025) melakukan kunjungan ke Puskesmas Cakung, Jakarta Timur.

Dalam sidak kali ini, ia bersama jajaran ingin memastikan pelayanan farmasi di puskesmas tersebut sudah sesuai standar.

Hal ini merespons banyaknya kasus penyalahgunaan obat bius di tanah air, termasuk kasus vape berisi obat keras atau etomidate.

Taruna menjabarkan, pada tahun 2024 saja tercatat ada 400 ribu vial obat ketamin atau yang awam disebut obat bius atau anestesi yang digunakan tidak tepat atau ilegal oleh masyarakat.

Kemudian, kasus obat bius yang digunakan oleh dokter PPDS di RSHS Bandung dalam kasus dugaan pelecehan seksual kepada anak pasien.

“Kami bertekad, karena tidak digunakan sesuai dengan aturan, kami akan mengatur ini lebih ketat lagi, termasuk sanksinya. Sanksinya tentu berpatokan pada 12 tahun penjara dan denda minimal 5 miliar,” ujar dia kepada wartawan.

Selain memperketat pengawasan obat bius di tempat instalasi kefarmasian, pihaknya juga bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk memasukkan ketamin atau obat bius sebagai golongan psikotropika.

Dengan demikian, hukuman dan sanksi penyalahgunaan obat bius itu bisa menjadi lebih tinggi.

“Kami atur lebih ketat lagi dan kami masukkan nanti ketamin ini menjadi obat-obat tertentu. Dan kalau dia masuk ke obat-obat tertentu, hukumannya lebih tinggi. Kami ingin tegas,” ujar dia.

Menyinggung, kasus obat keras yang digunakan dalam rokok elektrik atau vape, Badan POM tengah mencari kemungkinan adanya modus baru penyalahgunaan obat keras itu.


Sentimen: negatif (99.5%)