Sentimen
Informasi Tambahan
Grup Musik: APRIL
Kab/Kota: Kashmir, Tiongkok
Tokoh Terkait

Shehbaz Sharif
Menteri Pakistan: India Akan Menyerang Pakistan dalam 24 hingga 36 Jam Mendatang - Halaman all
Tribunnews.com
Jenis Media: Internasional

TRIBUNNEWS.COM – Menteri Informasi Pakistan Attaullah Tarar mengklaim India akan menyerang Pakistan dalam waktu dekat.
“Pakistan punya (informasi) intelijen kredibel bahwa India berniat melancarkan aksi militer terhadap Pakistan dalam 24 hingga 26 jam yang akan datang,” ujar Tarar di media sosial X hari Rabu, (30/4/2025).
Sayangnya, Tarar tidak menyodorkan bukti untuk mendukung klaimnya itu.
Hubungan Pakistan dengan India memanas setelah kasus serangan oleh militan bersenjata di Kashmir yang menewaskan 25 warga India dan satu warga Nepal sepekan kemarin.
India menuding Pakistan terlibat dalam serangan itu. Di sisi lain, Pakistan membantahnya dan menawarkan penyelidikan kasus itu secara netral.
Le Monde melaporkan serangan itu merupakan serangan paling mematikan terhadap warga sipil India sejak kasus serangan di Kota Mumbai pada tahun 2008 yang menewaskan 175 orang.
Adapun saat ini sebagian daerah Kashmir dikontrol oleh India, dan sebagian lainnya oleh Pakistan dan Tiongkok. India dan Pakistan sama-sama mengklaim memiliki Kashmir secara penuh.
KONFLIK KASHMIR - Tangkapan layar X ANI (ANI News) memperlihatkan anggota komunitas Gujjar dan Bakarwal mengadakan protes atas serangan di Pahalgam, Kashmir pada 27 April 2025. Serangan mematikan di Kashmir memicu kekhawatiran akan potensi eskalasi India dan Pakistan (Tangkapan layar X ANI)
Dikutip dari CNN, dua negara berkekuatan nuklir itu pernah berperang selama tiga tahun untuk memperebutkan Kashmir.
Saat ini Garis Kontrol memisahkan Kashmir yang dikontrol India dengan Kashmir yang dikontrol Pakistan.
Serangan di Kashmir memicu kemarahan besar di India. Perdana Menteri India Narendra Modi ditekan agar membalas serangan itu.
India sebenarnya mengambil sejumlah tindakan, termasuk menangguhkan Perjanjian Perairan Indus yang ditandatangani tahun 1960.
Aksi India itu membuat Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif amat geram.
Dia memperingatkan bahwa upaya apa pun yang bertujuan untuk menghentikan aliran air milik Pakistan menurut Perjanjian Perairan Indus akan dianggap sebagai aksi perang. Upaya seperti itu akan dibalas Pakistan dengan kekuatan penuh.
India pernah melancarkan serangan udara di Pakistan tahun 2019 setelah ada serangan oleh paramiliter di Kashmir yang dikontrol India. Serangan itu adalah yang pertama kalinya sejak perang di antara keduanya tahun 1971.
Serangan terbaru di Kashmir memicu kekhawatiran bahwa kali ini India mungkin juga akan menempuh cara yang sama.
Dalam pidatonya pekan lalu Modi sudah berjanji akan mengejar para pelaku hingga ke ujung dunia. Di sisi lain, Tarat mengatakan setiap “petualangan militer” India akan dibalas.
AS dan Tiongkok Minta Pakistan-India Tenangkan Diri
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Marco Rubia mengimbau India dan Pakistan agar menenangkan diri.
“Kami menghubungi kedua belah pihak dan tentunya meminta mereka untuk memanaskan situasi,” kata juru bicara Kemenlu AS Tammy Bruce pada hari Selasa.
Saat ini India menjadi rekan penting bagi AS karena AS membutuhkannya untuk menekan pengaruh Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik. Seperti India, Pakistan juga dianggap sebagai rekan penting AS.
Tiongkok mengambil langkah serupa dengan AS. Negara Asia Timur itu meminta India dan Pakistan menahan diri.
Tiongkok turut mengklaim sebagian wilayah Kashmir. Dalam beberapa tahun belakangan hubungan Tiongkok dengan Pakistan makin erat.
Pekan lalu Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi berbicara dengan Wakil Perdana Menteri Pakistan dan Menteri Luar Negeri Pakistan. Wang menyebut konflik Pakistan-India akan memunculkan risiko terhadap keamanan regional.
(Tribunnews.com/ Febri Prasetyo)
Sentimen: negatif (100%)