Sentimen
Positif (99%)
30 Apr 2025 : 22.45
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Tangerang

Teknik Operasi Minimal Invasif Buka Harapan Baru Bagi Pasien Penyakit Jantung Bawaan - Halaman all

30 Apr 2025 : 22.45 Views 20

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Kesehatan

Teknik Operasi Minimal Invasif Buka Harapan Baru Bagi Pasien Penyakit Jantung Bawaan - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Teknik operasi jantung dengan sayatan minimal atau Minimally Invasive Cardiac Surgery (MICS) mulai diterapkan untuk menangani kasus penyakit jantung bawaan (Congenital Heart Disease/CHD) di Indonesia.

Metode ini dinilai mampu mempercepat proses pemulihan pasien sekaligus menurunkan risiko komplikasi pascaoperasi.

Menurut dr. Budi Rahmat, Sp.BTKV, Subsp.JPK (K), spesialis bedah toraks kardiovaskular, MICS merupakan alternatif yang relevan bagi sebagian pasien CHD, terutama yang memenuhi kriteria untuk prosedur invasif rendah.

“Melalui pendekatan minimally invasive, kami ingin memberikan kualitas hidup yang lebih baik bagi pasien dengan penyakit jantung bawaan. Pemulihan lebih cepat, bekas luka lebih kecil, dan trauma jaringan pun minimal,” kata dr. Budi saat ditemui di sela-sela pengenalan prosedur MICS di Siloam Hospitals Lippo Village, Senin (28/4/2025).

Penyakit jantung bawaan sendiri merupakan kelainan struktur jantung yang terjadi sejak lahir.

Kelainan ini bisa berupa lubang pada dinding jantung (seperti ASD dan VSD), kelainan katup, atau kelainan pembuluh darah.

Jika tidak ditangani, CHD dapat menimbulkan gangguan fungsi jantung yang berdampak serius pada pertumbuhan dan kualitas hidup pasien, termasuk pada usia dewasa.

Dalam prosedur MICS, operasi dilakukan melalui sayatan kecil (sekitar 4–6 cm) di sela tulang iga tanpa perlu membuka seluruh tulang dada seperti dalam bedah konvensional.

Teknik ini dinilai lebih aman dan nyaman bagi pasien, dengan sejumlah keunggulan seperti risiko infeksi pascaoperasi lebih rendah, waktu rawat inap lebih singkat, aktivitas harian dapat dilanjutkan lebih cepat, luka operasi lebih kecil dan estetik dan minim rasa nyeri dan trauma jaringan

“Teknik ini tetap menjamin keamanan dan efektivitas tindakan. Bedanya, pasien bisa pulih lebih cepat dan tidak perlu menghadapi bekas luka panjang di dada,” jelas dr. Budi.

Meski begitu, tidak semua pasien dapat langsung menjalani MICS.

Evaluasi menyeluruh tetap diperlukan untuk memastikan kesiapan anatomi jantung pasien, jenis kelainan, serta kondisi kesehatan secara umum.

Penggunaan teknik MICS masih tergolong baru di Indonesia dan belum tersedia di semua rumah sakit.

Diperlukan pelatihan khusus bagi dokter bedah serta peralatan medis yang mendukung prosedur dengan akurasi tinggi.

Selain itu, edukasi kepada pasien dan keluarga juga menjadi bagian penting agar mereka memahami pilihan terapi yang tersedia.

“Masih banyak yang belum tahu bahwa operasi jantung tidak selalu harus dengan sayatan besar. Padahal, pendekatan seperti MICS bisa menjadi pilihan yang lebih baik untuk kasus tertentu,” kata dr Budi.

Dengan semakin berkembangnya teknologi medis dan keahlian tenaga kesehatan, teknik operasi seperti MICS diharapkan dapat memperluas akses terhadap penanganan jantung yang lebih modern dan manusiawi.

Sentimen: positif (99.6%)