Sentimen
Positif (96%)
27 Apr 2025 : 21.00
Informasi Tambahan

Agama: Katolik

Kab/Kota: Jati, Sumba

Pakai AI dalam Desain? Ini Saran Bijak dari Didiet Maulana - Page 3

27 Apr 2025 : 21.00 Views 11

Liputan6.com Liputan6.com Jenis Media: Tekno

Pakai AI dalam Desain? Ini Saran Bijak dari Didiet Maulana - Page 3

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah gelombang kecerdasan buatan (AI) yang mulai masuk ke dalam berbagai sektor bisnis, Didiet Maulana, fashion desainer dan founder IKAT Indonesia mengajak para kreator untuk bijak memanfaatkan AI tanpa kehilangan jati diri.

Baginya, AI bukanlah sebuah ancaman, tetapi alat bantu yang harus digunakan dengan kesadaran penuh. "Awalnya aku kekeh desain itu ngga boleh tersentuh oleh teknologi," ungkkap Didiet.

Namun, setelah memperlajari lebih lanjut berbagai aplikasi kecerdasan buatan dan teknik pengembangan prompt, pandangannya berubah. ""Aku melihat, 'wah, ini sebenarnya memperbudah banget sih'," tambahnya.

Bagi lulusan S1 Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan ini, teknologi AI sangat berguna dalam mempercepat struktur berpikir saat mengambangkan koleksi.

Walau begitu, dia menegaskan pentingnya menjaga peran manusia sebagai pengendali utama. "The real driver itu kita. Jadi AI itu tools untuk memudahkan kita mendapatkan result yang kita mau," tegasnya.

Salah satu hal ditekankan Didiet adalah perlunya mengenali DNA kreatif sebelum menjelajahi dunia AI. "Kenali dulu DNA kita seperti apa. Jangan nanti akhirnya kita tergantung dengan AI, sehingga sejatinya kita sendiri malah kagak tahu," katanya.

Menurut dia, banyak kreator melakukan kesalahan karena terlalu cepat menyerahkan arah kreatif kepada AI tanpa dasar kuat. Didiet mencontohkan, bagaimana dia memanfaatkan AI dalam riset, bukan dalam pengambilan keputusan kreatif.

"Saya ingin riset tentang Sumba Tumur. Kira-kira ada buku referensi apa sih yang harus dibaca," katanya smemberi contoh praktis penggunaan AI untuk memperdalam pengetahuan.

Lewat pendekatan ini, Didiet menekankan pentingnya AI seabgai pendukung, bukan sebagai pengganti kreativitas. Baginya, rasa, orisinalitas, dan identitas kreator tetaplah hal paling utama dalam membangun karya di era digital ini.

Sentimen: positif (96.8%)