Sentimen
Informasi Tambahan
Grup Musik: APRIL
Banyak WNI Terjebak Penipuan Kerja di Luar Negeri, Lapangan Kerja di Indonesia Dinilai Kurang Nasional 24 April 2025
Kompas.com
Jenis Media: Nasional
/data/photo/2025/04/22/68074340656cd.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
Banyak WNI Terjebak Penipuan Kerja di Luar Negeri, Lapangan Kerja di Indonesia Dinilai Kurang Tim Redaksi JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Siber Pelindungan Pekerja Migran Indonesia dari Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Kombes Pol Raja Sinambela mengatakan, ada banyak Warga Negara Indonesia (WNI) yang terjebak dalam penipuan kerja di luar negeri, khususnya di Myanmar dan Kamboja . Dia menyebut, fenomena ini bisa jadi dipicu oleh kurangnya lapangan kerja dalam negeri. “Ironisnya, kenapa justru masyarakat kita bermigrasi ke sana (Myanmar dan Kamboja) untuk mencari pekerjaan?” kata Raja, di Jakarta, Kamis (24/4/2025). “Berarti di dalam negeri juga ada sedikit (mungkin) kekurangan untuk penerimaan kerja,” lanjut dia. Raja juga menyoroti betapa rumitnya kondisi politik dan keamanan di Myanmar, negara yang kini menjadi salah satu pusat aktivitas online scam . Ia menegaskan, setengah dari wilayah Myanmar kini tidak lagi berada di bawah kendali pemerintah resmi, melainkan dikuasai oleh kelompok pemberontak. “Negaranya sudah diambil alih oleh junta militer. Tapi, setelah junta naik, mereka juga kalah dari pemberontak,” ungkap dia. “Jadi, kalau kita minta bantuan ke pemerintah Myanmar, mereka juga tidak bisa berbuat banyak,” ujar dia. WNI yang terjebak umumnya diberangkatkan secara ilegal dengan janji pekerjaan bergaji tinggi. Mereka dikirim melalui jalur-jalur tidak resmi, seperti melalui Bangkok, lalu diselundupkan ke wilayah-wilayah konflik di Myanmar. Sesampainya di sana, mereka dipaksa bekerja dalam operasi penipuan digital lintas negara. Sebelumnya, Divisi Bantuan Hukum Migrant Care Nur Harsono mengungkapkan sulitnya mengidentifikasi WNI yang terjebak menjadi pelaku online scam atau admin judi daring di Myanmar. Dia bilang, modus keberangkatan terlihat seperti perjalanan wisata, karena rute yang digunakan adalah melalui Bangkok, Thailand. “Yang paling sulit adalah mengidentifikasi bahwa mereka ini akan dijadikan pekerja scammer ,” kata Nur Harsono. “Karena mereka dari Jakarta langsung ke Bangkok. Dan karena menggunakan paspor wisata, maka kecil sekali kecurigaan bahwa mereka akan dipekerjakan sebagai pelaku online scam ,” tambah dia. Copyright 2008 - 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Sentimen: negatif (66%)