Sentimen
Informasi Tambahan
Hewan: Ayam, Gajah
Kab/Kota: Klaten, Wonosobo
Menjual Pesona dari Pinggiran: Desa Janti dan Paket Wisata untuk Klaten yang Lebih Ramah Pelancong - Halaman all
Tribunnews.com
Jenis Media: Regional

Laporan Wartawan Tribunnews.com. Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Di tengah hamparan sawah yang seolah tak bertepi dan gemericik air yang tak pernah kehabisan aliran, Desa Janti di Kecamatan Polanharjo menyimpan denyut kehidupan yang menenangkan.
Sejuknya udara pagi yang menyentuh permukaan kolam ikan nila merah dan hitam itu bukan hanya menyapa petani, tetapi juga menyambut pelancong yang mulai mengenal desa ini lewat keberadaan Janti Park, sebuah oase wisata air yang tumbuh dari semangat gotong royong warga.
Kini, Janti melangkah lebih jauh.
Tak lagi sekadar tempat liburan singkat, tetapi mulai dirancang sebagai titik awal dari paket wisata terpadu berbasis desa, sebuah inovasi yang menyasar pengalaman autentik di tengah kehidupan pedesaan Klaten.
Dari memanen ikan, menanam padi, menyicip olahan lokal, hingga mengikuti aktivitas UMKM, semuanya dirancang sebagai satu alur kunjungan yang tak hanya menyenangkan, tapi juga bermakna.
Plt Direktur BUMDes Jaya Janti, Didik Setiawan, menjelaskan, inovasi dan pengembangan terus dilakukan, salah satunya dengan menggagas kolaborasi segmen wisata di desa ini.
“Kami ingin pengunjung tak hanya datang untuk bermain air. Tapi mereka juga bisa menyelami kehidupan kami. Belajar cara beternak ikan, menanam padi, mengenal makanan khas, bahkan melihat bagaimana UMKM bergerak dan hidup di desa," jelasnya pada Selasa (15/4/2025).
Gagasan inovatif ini masih digodok untuk menjadikan Desa Janti semakin melambung ke depannya.
Lantaran belum maksimalnya pemanfaatan luasnya lahan sawah juga tanah kas desa yang berpotensi besar menjadi penambah istimewanya Desa Janti sebagai tujuan objek wisata di Klaten.
Hal ini untuk memaksimalkan potensi kekayaan sumber daya alam yang dimiliki oleh Desa Janti dengan unit usaha yang dikelola oleh BUMDes Jaya Janti, antara lain wisata air Janti Park, unit perikanan, unit perdagangan dan UMKM, unit peternakan dan pertanian, serta wisata edukasi sampah dan lingkungan.
Pada segmen wisata airnya, Desa Janti memiliki Janti Park yang menjadi wajah paling dikenal dari BUMDes Jaya Janti.
Dibuka pada akhir 2020, wisata air ini menyulap kolam-kolam ikan menjadi arena wisata keluarga lengkap dengan kolam renang, wahana terapi ikan, hingga atraksi khas seperti mandi busa dan mandi salju.
“Kita pelopori wisata mandi salju di Klaten. Waktu itu orang bilang tidak layak buka karena kolam kita baru penuh 36 jam sebelum buka. Tapi kami punya keyakinan. Akhirnya saat Natal 2020 pengunjung tembus 800 orang,” kenang Didik.
Tak hanya menyasar rekreasi, Janti Park juga mulai dirancang menjadi titik sentral dari paket wisata tematik.
Pengunjung bisa mengikuti aktivitas harian warga, belajar cara mengolah ikan, membuat kerajinan, dan menikmati produk UMKM lokal.
Kemudian pada unit perikanan, Janti memiliki maskotnya berupa ikan nila merah yang laris dipasarkan hingga luar kota.
Jika Janti Park adalah wajah, maka perikanan adalah jantung dari BUMDes Jaya Janti.
Desa ini sejak era 1980-an dikenal sebagai sentra pembibitan ikan, bahkan kini menjadi pemasok utama bibit glondong (usia 3 bulan) ke Waduk Gajah Mungkur, Kedung Ombo, hingga Wonosobo.
“Kita punya nila merah dan nila hitam. Bahkan larva dan bibit dari sini banyak dikirim ke luar daerah,” jelas Didik.
Unit ini tidak hanya menjual benih, tapi juga menyediakan pengalaman wisata edukatif, mulai dari menebar benih, memberi pakan, hingga memanen ikan.
Wisatawan pun bisa mencicipi olahan lokal seperti ikan bakar dan lele goreng yang diolah langsung oleh warga.
Lalu ada unit perdagangan dan UMKM yang dimiliki BUMDes menjadi jembatan antara UMKM desa dan konsumen.
PUNDI USAHA - Pundi usaha terdiri dari berbagai unit usaha BUMDes Jaya Janti di Desa Janti, Polanharjo, Klaten.
Ada sekitar 60 UMKM yang dibina, mulai dari pengrajin blangkon, handuk, rambak, hingga pengolah masakan khas desa.
Produk-produk ini dipasarkan langsung di Janti Park dan juga dijual secara digital lewat platform daring.
Baru-baru ini, Janti juga mulai mengembangkan peternakan ayam petelur dengan populasi 1.000 ekor.
Selain mendukung kebutuhan protein lokal, peternakan ini juga dirancang sebagai bagian dari tur edukasi desa.
“2024 kita kembangkan indukan ikan jadi 6 paket, dan kita juga coba siapkan lahan tidur untuk pertanian wisata,” terang Didik.
Potensi pertanian desa memang luar biasa.
Panen bisa tiga kali setahun.
Maka, BUMDes mulai merancang konsep wisata tani seperti menanam padi, wisata panen, hingga pengolahan hasil pertanian.
Unit baru yang kini mulai dirintis adalah pengolahan sampah berbasis wisata edukatif.
Konsepnya, sampah rumah tangga tidak hanya diolah, tapi dijadikan bahan pembelajaran bagi anak-anak sekolah hingga wisatawan.
“Ke depan, kita ingin semua unit usaha bisa terhubung dalam satu narasi wisata desa,” tegas Didik.
Lantas sekian unit usaha BUMDes tersebut merupakan pundi-pundi penghasilan yang tidak hanya menumbuhkan keuntungan tapi mensejahterakan warganya.
Dana yang terkumpul bahkan bisa menyokong bantuan kepada 17 RT di Desa Janti, selain itu juga untuk perputaran uang untuk operasional wahana dan lainnya.
“Kalau kita tunggu dana desa, kadang momentum lewat. Jadi kita putar dari unit-unit usaha, termasuk dari hasil perdagangan ini,” kata Didik.
Transparansi pun jadi kunci.
Setiap tahun, BUMDes membuat laporan penggunaan laba yang dialokasikan untuk pengembangan usaha dan kegiatan sosial desa.
Sejalan Kebijakan Pemkab
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Klaten, Sri Nugroho, menyambut baik gagasan desa-desa untuk mengembangkan usaha demi kemajuan pariwisata.
Ia menyampaikan, wacana paket wisata seperti yang dikembangkan Janti sangat sejalan dengan arah kebijakan pemkab.
“Kebanyakan memang dikelola BUMDes. Maka kami lakukan pembinaan mulai dari SDM, pelayanan, keamanan, hingga promosi digital,” jelasnya ketika berbincang dengan Tribunnews pada Rabu (16/4/2025).
Ia menambahkan, pemerintah kabupaten juga rutin bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata untuk pelatihan dan peningkatan kapasitas.
“Ada pelatihan manajemen homestay, promosi digital, termasuk kolaborasi dengan muspika dan relawan desa agar wisata di desa tetap aman dan nyaman.”
Bagi Sri Nugroho, konsep paket wisata desa merupakan salah satu solusi strategis untuk mendorong pemerataan pengunjung dan penguatan ekonomi lokal.
Tantangan tetap ada, terutama soal konsistensi pelayanan dan kualitas SDM, namun ia yakin dengan kolaborasi yang baik, potensi desa-desa seperti Janti bisa menjadi wajah baru pariwisata Klaten.
MANDI SALJU - Wahana di Janti Park berupa mandi salju dan perosotan diambil dari Instagram @jantipark.klaten. (Instagram @jantipark.klaten)
“Sekarang saingan makin banyak, tapi kami percaya desa-desa di Klaten punya keunikan sendiri. Dengan inovasi dan kerja sama dari semua pihak, termasuk kepala desa dan masyarakat, kami yakin wisata desa akan jadi andalan,” katanya.
Data pengunjung pun menunjukkan progres positif.
Menurut catatannya, jumlah wisatawan di Klaten meningkat dari tahun ke tahun.
Pada momen libur Lebaran misalnya, pada 2024 mencapai 351 ribu pengunjung, kemudian pada libur Lebaran 2025 meningkat menjadi 503 ribu pengunjung.
Hal ini berdasarkan laporan jumlah wisatawan di 39 desa serta dari 63 titik lokasi wisata di Klaten, termasuk wisata air Janti Park.
"Setiap tahun ada peningkatan jumlah wisatawan di Klaten, yang signifikan sampai 45-an persen," papar dia.
(*)
Sentimen: positif (100%)