Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Grup Musik: APRIL
Kab/Kota: Kairo, Serang
Delegasi Hamas ke Kairo Bahas Gencatan Senjata saat Jumlah Korban Tewas di Gaza Tembus 51 Ribu - Halaman all
Tribunnews.com
Jenis Media: Internasional

TRIBUNNEWS.COM - Delegasi Hamas dilaporkan menuju Kairo, Mesir, untuk melanjutkan putaran baru perundingan.
Tujuannya adalah mencapai gencatan senjata, pembebasan tawanan, dan mengakhiri konflik berkepanjangan di Gaza, seperti dikutip dari Reuters dan AFP.
Meskipun perundingan telah berlangsung, upaya untuk mencapai gencatan senjata masih menemui jalan buntu.
Hamas bersikeras menuntut gencatan senjata permanen, sementara Israel hanya menawarkan gencatan senjata sementara dengan syarat Hamas melucuti senjatanya.
Syarat tersebut ditola Hamas.
Menurut dua sumber yang mengetahui proses mediasi, delegasi Hamas di Kairo akan membahas tawaran baru dari pihak perantara.
Tawaran tersebut mencakup gencatan senjata jangka panjang selama lima hingga tujuh tahun.
Kesepakatan itu akan diberlakukan setelah pembebasan tawanan dan berakhirnya pertempuran.
Israel hingga saat ini belum memberikan tanggapan terhadap usulan gencatan senjata jangka panjang yang telah direvisi.
AFP melaporkan bahwa pejabat senior Hamas, Khalil al-Hayya, memimpin delegasi kelompok tersebut dalam kunjungan ke Kairo.
Ia dijadwalkan bertemu dengan pejabat Mesir untuk membahas sejumlah ide baru.
Tujuannya adalah mencari jalan menuju gencatan senjata yang lebih stabil di Gaza.
Kelompok Hamas hingga saat ini belum memberikan komentar resmi mengenai perkembangan perundingan tersebut.
Jumlah Korban Tewas di Gaza Tembus 51 Ribu
Jumlah korban jiwa akibat agresi Israel di Jalur Gaza terus meningkat tajam.
Menurut buletin harian yang dirilis Kementerian Kesehatan Gaza pada Rabu (23/4/2025), sedikitnya 51.305 orang telah tewas sejak serangan dimulai pada 7 Oktober 2023.
Selain itu, sebanyak 117.096 orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka.
Dalam 24 jam terakhir saja, sebanyak 39 jenazah dan 105 korban luka telah tiba di rumah sakit-rumah sakit di seluruh wilayah tersebut.
Kementerian melaporkan bahwa masih banyak korban yang tertimbun di bawah reruntuhan atau tergeletak di jalanan.
Mereka belum dapat dijangkau oleh ambulans dan tim pertahanan sipil akibat intensitas pengeboman yang terus berlangsung.
Sejak 18 Maret, saat Israel kembali melanjutkan serangannya ke wilayah Gaza dan melanggar gencatan senjata yang disepakati, sedikitnya 1.928 warga Palestina tewas.
Laporan ini disampaikan oleh media Al Jazeera dan outlet regional lainnya yang memantau perkembangan krisis kemanusiaan di Gaza.
Situasi di lapangan terus memburuk seiring meningkatnya serangan udara dan darat oleh militer Israel, sementara akses bantuan kemanusiaan tetap terbatas.
Israel Tangkap 50 Warga Palestina dalam Operasi Besar di Tepi Barat
Pasukan Israel (IDF) melancarkan operasi penangkapan besar-besaran di wilayah Tepi Barat yang diduduki.
IDF menahan setidaknya 50 warga Palestina dalam 24 jam terakhir, lapor Al Jazeera Arabic.
Dikatakan mereka yang ditangkap mencakup anak-anak, perempuan, dan mantan tahanan yang sebelumnya telah dibebaskan.
Operasi ini difokuskan di kota Kobar, sebelah utara Ramallah, tempat sedikitnya 24 orang ditangkap.
Dari jumlah tersebut, sekitar 16 orang telah diidentifikasi, termasuk mantan tahanan Hanan Barghouti.
Sumber Al Jazeera menyatakan bahwa rumah milik Nael Barghouti, tahanan Palestina terlama yang dibebaskan pada Februari dan dideportasi ke Mesir, telah diubah fungsinya.
Bangunan tersebut kini digunakan sebagai barak militer dan pusat interogasi oleh otoritas Israel.
Di wilayah selatan Hebron, pasukan Israel menyerbu kota Adh Dhahiriya saat fajar dan menangkap 10 warga Palestina. Tiga di antaranya adalah anggota dewan kota.
Penangkapan juga dilaporkan terjadi di kota Azzun, Bethlehem, dan Beit Furik, di sebelah timur Nablus.
Menurut data terbaru hingga April 2025, Israel menahan sekitar 9.792 warga Palestina, dengan 3.498 orang di antaranya ditahan tanpa tuduhan.
Drone Israel Kembali Terbang di Langit Beirut, Warga Lebanon Resah
Suara dengungan pesawat tanpa awak milik Israel kembali terdengar di langit ibu kota Lebanon, Beirut, pada Rabu (23/4/2025)pagi.
Dilansir Al Jazeera, kehadiran drone Israel di wilayah udara Lebanon telah meningkat tajam dalam beberapa hari terakhir.
Dalam sepekan terakhir, drone pengintai Israel berulang kali terlihat melintasi wilayah Beirut dan sekitarnya.
Kemunculan ini memicu kekhawatiran di kalangan warga, yang menganggap suara drone sebagai tanda potensi serangan militer.
Pada hari sebelumnya, sebuah serangan drone Israel dilaporkan menewaskan seorang anggota kelompok Jamma Islamiya di wilayah Baawerta, sekitar 20 kilometer selatan Beirut.
Jamma Islamiya adalah kelompok Islam Sunni yang berdiri pada tahun 1960-an sebagai cabang dari Ikhwanul Muslimin di Lebanon.
Meningkatnya aktivitas udara Israel menambah ketegangan di perbatasan Lebanon-Israel.
Sejak awal tahun, wilayah ini telah menjadi titik konflik berkepanjangan antara militer Israel dan kelompok bersenjata di Lebanon, termasuk Hizbullah.
Belum ada pernyataan resmi dari pihak Israel mengenai tujuan operasi udara terbaru ini.
Para analis menilai langkah tersebut sebagai bagian dari upaya pengawasan intensif terhadap kelompok-kelompok yang dianggap berpotensi menyerang dari wilayah Lebanon.
Sementara itu, pemerintah Lebanon belum memberikan respons resmi.
Sejumlah pejabat setempat menyuarakan kekhawatiran akan pelanggaran wilayah udara yang terus berulang.
Israel Serang Rumah Sakit Anak di Gaza, ICU dan Panel Surya Rusak Parah
Sebuah serangan udara Israel menghantam Rumah Sakit Anak Moh El-Dorra di Kota Gaza pada Selasa (22/4/2025) malam.
Serangan tersebut menyebabkan kerusakan besar pada fasilitas medis yang melayani anak-anak.
Informasi ini disampaikan oleh Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, seperti dilaporkan oleh Al Jazeera.
Menurut pernyataan resmi, serangan tersebut menyebabkan kerusakan signifikan pada unit perawatan intensif (ICU) rumah sakit.
Selain itu, serangan itu juga menghancurkan sistem panel surya yang menopang kelistrikan fasilitas tersebut.
Kementerian Kesehatan mengecam keras pengeboman ini dan menyebutnya sebagai bentuk pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan.
Dalam pernyataannya, mereka menyatakan bahwa “Pendudukan tidak berhenti pada pencegahan obat-obatan dan makanan untuk menjangkau anak-anak Gaza, dan juga merampas kehidupan mereka.”
Serangan terhadap infrastruktur sipil, terutama rumah sakit, semakin memperburuk krisis kemanusiaan di Jalur Gaza.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Sentimen: negatif (100%)