Sentimen
Negatif (98%)
22 Apr 2025 : 23.43
Informasi Tambahan

Agama: Katolik

Grup Musik: APRIL

Tokoh Terkait

Paus Fransiskus Wafat, Simak Mekanisme Pemilihan Paus Baru

22 Apr 2025 : 23.43 Views 21

Medcom.id Medcom.id Jenis Media: Ekonomi

Paus Fransiskus Wafat, Simak Mekanisme Pemilihan Paus Baru

Jakarta: Paus Fransiskus wafat pada 21 April 2025 di usia menginjak 88 tahun. Kepergian pemimpin tertinggi Gereja Katolik sekaligus pemimpin negara Vatikan tersebut tentunya meninggalkan kekosongan tahta suci kepemimpinan. Pasca wafanya Paus, pihak Vatikan berencana untuk melakukan pemilihan Paus baru.  Mekanisme pemilihan Paus Melansir dari beberapa sumber, pemilihan Paus dilakukan dengan proses tertutup dan khidmat. Proses pemilihan digelar di Kapel Sistina, dan disebut sebagai Konklaf Kepausan. Proses ini dijalankan oleh Kolegium Kardinal, yaitu para pejabat tertinggi Gereja. Saat ini, terdapat total 252 kardinal di seluruh dunia, dengan 138 di antaranya berusia di bawah 80 tahun dan memenuhi syarat untuk memberikan suara. Teknisnya, setiap pria Katolik yang telah dibaptis bisa menjadi Paus. Namun, dalam sejarahnya, posisi ini hampir selalu diberikan kepada seorang kardinal. Setelah pemakaman Paus Fransiskus, para kardinal akan berkumpul dalam suasana terisolasi, tanpa akses ke dunia luar, untuk memilih pemimpin spiritual baru bagi lebih dari 1,3 miliar umat Katolik di seluruh dunia. Konklaf biasanya dimulai dalam waktu dua hingga tiga minggu setelah wafatnya paus, memberi waktu untuk masa berkabung selama sembilan hari serta mengizinkan para kardinal dari berbagai negara datang ke Vatikan.      Pemungutan suara dilakukan para Kardinal Proses pemungutan suara berlangsung penuh simbol dan kerahasiaan, dengan maksimal empat putaran setiap harinya. Menurut Konferensi Para Uskup Katolik Amerika Serikat, seorang kandidat harus memperoleh dua pertiga suara untuk terpilih sebagai Paus. Para kardinal memberikan suara secara rahasia. Proses ini bisa berlangsung selama beberapa hari, bahkan dalam sejarah pernah memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan.  Setiap surat suara dihitung dan dicatat oleh kardinal yang ditunjuk. Setelah satu putaran selesai, surat suara dibakar di tungku khusus. Keputusan Paus baru juga diisyaratkan lewat asap yang keluar. Asap putih menandakan seorang Paus baru, sedangkan jika asap hitam maka posisi Paus baru belum disepakati. Tradisi ini telah berlangsung selama berabad-abad dan menjadi simbol yang ditunggu-tunggu oleh umat Katolik yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus. Mereka akan menantikan asap yang mengepul dari cerobong Kapel Sistina.

Jakarta: Paus Fransiskus wafat pada 21 April 2025 di usia menginjak 88 tahun. Kepergian pemimpin tertinggi Gereja Katolik sekaligus pemimpin negara Vatikan tersebut tentunya meninggalkan kekosongan tahta suci kepemimpinan.
 
Pasca wafanya Paus, pihak Vatikan berencana untuk melakukan pemilihan Paus baru. 

Mekanisme pemilihan Paus


Melansir dari beberapa sumber, pemilihan Paus dilakukan dengan proses tertutup dan khidmat. Proses pemilihan digelar di Kapel Sistina, dan disebut sebagai Konklaf Kepausan.
 
Proses ini dijalankan oleh Kolegium Kardinal, yaitu para pejabat tertinggi Gereja. Saat ini, terdapat total 252 kardinal di seluruh dunia, dengan 138 di antaranya berusia di bawah 80 tahun dan memenuhi syarat untuk memberikan suara.

Teknisnya, setiap pria Katolik yang telah dibaptis bisa menjadi Paus. Namun, dalam sejarahnya, posisi ini hampir selalu diberikan kepada seorang kardinal.
 
Setelah pemakaman Paus Fransiskus, para kardinal akan berkumpul dalam suasana terisolasi, tanpa akses ke dunia luar, untuk memilih pemimpin spiritual baru bagi lebih dari 1,3 miliar umat Katolik di seluruh dunia.
 
Konklaf biasanya dimulai dalam waktu dua hingga tiga minggu setelah wafatnya paus, memberi waktu untuk masa berkabung selama sembilan hari serta mengizinkan para kardinal dari berbagai negara datang ke Vatikan. 

Pemungutan suara dilakukan para Kardinal


Proses pemungutan suara berlangsung penuh simbol dan kerahasiaan, dengan maksimal empat putaran setiap harinya. Menurut Konferensi Para Uskup Katolik Amerika Serikat, seorang kandidat harus memperoleh dua pertiga suara untuk terpilih sebagai Paus.
 
Para kardinal memberikan suara secara rahasia. Proses ini bisa berlangsung selama beberapa hari, bahkan dalam sejarah pernah memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan. 
 
Setiap surat suara dihitung dan dicatat oleh kardinal yang ditunjuk. Setelah satu putaran selesai, surat suara dibakar di tungku khusus.
 
Keputusan Paus baru juga diisyaratkan lewat asap yang keluar. Asap putih menandakan seorang Paus baru, sedangkan jika asap hitam maka posisi Paus baru belum disepakati.
 
Tradisi ini telah berlangsung selama berabad-abad dan menjadi simbol yang ditunggu-tunggu oleh umat Katolik yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus. Mereka akan menantikan asap yang mengepul dari cerobong Kapel Sistina. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

(PRI)

Sentimen: negatif (98.1%)