Sentimen
Negatif (96%)
22 Apr 2025 : 09.58
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Dukuh, Ponorogo

Kasus: mayat

Warga Tak Perlu Lewat Sungai Lagi demi Antar Jenazah, Pemkab Ponorogo Bakal Beli Lahan Pemakaman - Halaman all

22 Apr 2025 : 09.58 Views 18

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Regional

Warga Tak Perlu Lewat Sungai Lagi demi Antar Jenazah, Pemkab Ponorogo Bakal Beli Lahan Pemakaman - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM - Angin segar bagi warga Desa Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur (Jatim).

Warga di sejumlah dukuh di Desa Wates tidak perlu lagi bersusah payah melewati sungai dengan medan yang ekstrem guna mengantarkan jenazah ke pemakaman di desa tetangga.

Pasalnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo akan membeli lahan pemakaman baru untuk warga Desa Wates.

Hal ini menyusul viralnya video di media sosial (medsos) yang memperlihatkan rombongan pengantar jenazah menyeberangi sungai berarus deras dan berbatu sembari mengusung keranda mayat, karena dilarang melintas jalan depan rumah seorang warga.

Menanggapi video viral tersebut, Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko memerintahkan Camat Slahung, Nur Huda Rifai, untuk membeli lahan pemakaman di Dukuh Bungkul, Desa Wates.

“Pak Bupati akan membantu ketersediaan lahan makam, dibelikan tanah sendiri untuk warga Dukuh Bungkul. Tadi sudah kita tinjau dan harganya juga sudah deal, dan besok rencananya akan kita tinjau ulang,” kata Nur Huda melalui sambungan telepon, Senin (21/4/2025), dilansir dari Kompas.com.

Nur Huda menjelaskan bahwa warga Dukuh Bungkul yang terdiri dari 5 RT tersebut, selama ini memang belum memiliki tanah pemakaman sendiri.

Untuk pemakaman warga yang meninggal dunia, mereka menumpang di tanah pemakaman Desa Tugurejo.

“Karena warga ini sulit dan sudah bertahun-tahun, makanya Bupati memerintahkan untuk membeli lahan pemakaman di Dukuh Bungkul,” ungkapnya.

Menurut Nur Huda, lahan makam baru ini nantinya juga akan difungsikan untuk pemakaman warga yang kesulitan mengakses pemakaman Desa Tugurejo.

“Tanah makam nanti untuk semua warga yang tidak bisa menuju pemakaman Desa Tugurejo karena larangan itu, nantinya bisa dimakamkan di pemakaman baru yang dibeli pemerintah daerah,” terangnya.

Alasan Pengantar Jenazah Tak Boleh Lewat

Sebelumnya, beredar video berdurasi 58 detik di medsos yang memperlihatkan beberapa warga yang memanggul keranda tampak berhati-hati turun dan meniti batu batu untuk melintasi sungai.

“Yo dulur wates ky ngene lo susah e (iya saudara Desa Wates, seperti ini lo susahnya),” kata seseorang dalam video yang didapatkan, Minggu (20/4/2025).

Peristiwa dalam video viral tersebut terjadi di Desa Wates, Kecamatan Slahung, Ponorogo, pada Sabtu (19/4/2025).

Rombongan tersebut mengantar jenazah Mulyadi (38), warga Desa Wates, Kecamatan Slahung, Ponorogo, untuk dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Guyangan di Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung.

Warga terpaksa lewat sungai karena mereka dilarang melintas di jalan oleh seorang pemilik tanah.

Padahal jalan setapak di depan rumah pemilik tanah tersebut adalah satu-satunya jalur menuju jembatan yang dibangun swadaya oleh warga untuk menuju TPU di Desa Tugurejo.

Kepala Desa (Kades) Tugurejo, Siswanto, mengatakan bahwa aksi warga Desa Wates yang terpaksa menyeberangi sungai demi mengantar jenazah ke pemakaman itu, sudah terjadi selama puluhan tahun.

“Sudah puluhan tahun. Yang viral kemarin adalah kejadian kesekian kali,” ujar Siswanto, Senin, dilansir Tribunjatim-timur.com.

Siswanto mengungkapkan, jika ada warga di dua dukuh di Desa Wates yang meninggal, memang biasanya selalu dimakamkan di Desa Tugurejo.

Pasalnya, Desa Wates tidak mempunyai pemakaman. Sehingga setiap warga Desa Wates yang meninggal biasanya dimakamkan di TPU desa sebelah yang berbatasan.

“Karena itu kami sudah membuatkan jembatan dengan dana swadaya. Namun ada salah satu keluarga yang merupakan penduduk Desa Wates melarang keranda jenazah melintas jalan yang di depan rumahnya,” beber Siswanto.

Siswanto mengaku bahwa kejadian pengantaran keranda jenazah melalui sungai sudah terjadi berkali-kali.

“Setiap kejadian selalu geger,” sebutnya.

Menurut Siswanto, Pemerintah Desa (Pemdes) Tugurejo dan Wates sudah melakukan upaya mediasi antara warga dengan keluarga yang menolak tersebut.

“Namun buntu, sampai sekarang mereka tidak mau dilewati untuk membawa jenazah," jelas Siswanto.

"Alasannya itu pemahaman jawa yang tua-tua. Katanya jika dilewati jenazah menjadi sangar atau kurang bagus,” sambungnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjatim-timur.com dengan judul Bukan Karena Jembatan Rusak, Ini Penyebab Warga Ponorogo Angkut Keranda Jenazah Lewat Sungai

(Tribunnews.com/Nina Yuniar) (Tribunjatim-timur.com/Sri Wahyunik) (Kompas.com/Sukoco)

Sentimen: negatif (96.9%)