Sentimen
Negatif (66%)
22 Apr 2025 : 08.10
Informasi Tambahan

Agama: Katolik

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Roma, Vatican

Tokoh Terkait

Kondisi Vatikan saat Paus Fransiskus Wafat: Lonceng Berdentang, Bendera Berkibar Setengah Tiang - Halaman all

22 Apr 2025 : 08.10 Views 19

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Nasional

Kondisi Vatikan saat Paus Fransiskus Wafat: Lonceng Berdentang, Bendera Berkibar Setengah Tiang - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemimpin gereja Katolik dunia, Paus Fransiskus meninggal dunia, Senin (21/4/2025) pagi pukul 07.35 waktu Roma dalam usia 88 tahun.

Wafatnya Paus Fransiskus diumumkan Kardinal Kevin Farrell, Camerlengo Vatikan, pemegang wewenang administratif Vatikan saat Takhta Suci kosong.

"Pada pukul 07.35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, telah kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya diabdikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya," ungkap Farrell dalam pengumuman resmi yang disiarkan dari Kota Vatikan.

Kabar duka ini langsung disambut dengan lonceng kematian berdentang dari Basilika Santo Petrus.

Sejumlah umat yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus tampak menundukkan kepala dalam doa.

Bendera Vatikan pun dikibarkan setengah tiang sebagai tanda berkabung.

Dengan raut wajah duka yang mendalam, Kardinal Kevin Ferrell, Camerlengo Vatikan menyampaikan kabar duka atas meninggalnya Paus Fransiskus.

"Saudara-saudari terkasih, dengan duka yang mendalam saya harus mengumumkan wafatnya Bapa Suci kita Fransiskus. Pada pukul 7:35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa," kata Kardinal Kevin dilansir dari Vatican Media/ APTN.

Pada momen tersebut Kardinal Kevin menyampaikan seluruh hidup Paus Fransiskus telat dibaktikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya.

"Ia mengajarkan kita untuk menghayati nilai-nilai Injil dengan kesetiaan, keberanian, dan kasih universal, khususnya terhadap mereka yang paling miskin dan paling terpinggirkan,"katanya.

"Dengan rasa syukur yang tak terhingga atas teladannya sebagai murid sejati Tuhan Yesus, kami menyerahkan jiwa Paus Fransiskus kepada kasih yang tak terbatas dan penuh belas kasih dari Allah Tritunggal," kata Kardinal Kevin di akhir pengumumannya.

Paus Fransiskus meninggal di usia 88 tahun.

Ia begitu rendah hati hingga menunggu Gurunya menyelesaikan pekerjaannya, baru ia mengikuti-Nya.

Paus Fransiskus, seorang gembala yang sederhana.

Ia kini telah bersama Guru yang ditirunya semasa hidup.

Wafat sehari setelah Gereja yang dipimpinnya merayakan Kebangkitan Kristus, agaknya tidak berlebihan untuk menyimpulkan bahwa Kristus telah menunggunya di pintu Surga.

Sebelum wafat, Paus Fransiskus menyampaikan pesan Paskah soal gencatan senjata di Gaza.

Pesan tersebut dibacakan oleh seorang ajudan, pada Minggu, 20 April 2025.

Paus hanya muncul sebentar saja di balkon Basilika Santo Petrus.

Kini banyak umat Katolik yang memintanya menjadi pendoa bagi mereka semua.

Proses Setelah Paus Meninggal

Langkah awal dimulai oleh Camerlengo, pejabat senior Vatikan yang bertugas mengonfirmasi kematian Paus.

Saat ini, jabatan Camerlengo dipegang oleh Kardinal Kevin Farrell asal Irlandia.

Ia mengunjungi jenazah Paus di kapel pribadi dan secara seremonial memanggil nama beliau.

Setelah itu, cincin meterai Paus dihancurkan sebagai simbol berakhirnya masa kepemimpinannya, dan apartemen Kepausan ditutup.

Setelah kematian Paus dikonfirmasi secara medis, informasi ini disampaikan kepada Dewan Kardinal, lalu diumumkan ke publik.

“Hidupnya telah dibaktikan bagi melayani Tuhan dan Gereja. Beliau mengajarkan kita hidup dengan nilai-nilai Injil: iman, keberanian, dan cinta kasih kepada semua, terutama yang miskin dan terpinggirkan,” ujar Kardinal Farrell menyatakan,

Masa Berkabung dan Pemakaman

Vatikan menggelar masa berkabung selama sembilan hari, yang dikenal dengan istilah novendiales.

Dalam periode ini, jenazah Paus disemayamkan di Basilika Santo Petrus untuk penghormatan publik.

Biasanya jenazah ditempatkan di atas panggung tinggi (catafalque), namun Paus Fransiskus memilih prosesi yang lebih sederhana dengan peti mati terbuka.

Upacara pemakaman dijadwalkan berlangsung antara 4–6 hari setelah wafatnya Paus, dipimpin oleh Dekan Dewan Kardinal, Giovanni Battista.

Biasanya Paus dimakamkan di ruang bawah tanah Basilika Santo Petrus.

Namun, Paus Fransiskus memilih Basilika Santa Maria Maggiore di Roma, gereja favorit yang sering ia kunjungi.

Hal ini menjadikannya Paus pertama dalam 100 tahun terakhir yang dimakamkan di luar Vatikan. Ia juga meminta untuk dimakamkan hanya dalam satu peti mati yang terbuat dari kayu dan seng, berbeda dari tradisi tiga lapis peti mati.

Masa Sede Vacante dan Konklaf

Dengan wafatnya Paus, Gereja Katolik memasuki periode sede vacante, yang berarti "kursi kosong".

Dalam masa ini, Dewan Kardinal bertugas mengelola Gereja dengan wewenang terbatas, dan Camerlengo mengurus urusan duniawi Vatikan. Seluruh kepala Kuria Roma berhenti bertugas sementara.

Selanjutnya, Dewan Kardinal akan menggelar konklaf, proses pemilihan Paus baru yang dilakukan secara tertutup di Kapel Sistina.

Hanya Kardinal berusia di bawah 80 tahun yang boleh memberikan suara, dengan jumlah maksimal 120 orang.

Pemungutan suara dilakukan hingga satu kandidat memperoleh dukungan dua pertiga suara.

Selama proses ini, surat suara dibakar jika hasil tidak memuaskan, asap hitam (fumata nera) muncul jika terpilih, asap putih (fumata bianca) mengepul sebagai tanda terpilihnya Paus baru.

Kardinal terpilih lalu memilih nama Kepausannya dan diumumkan oleh Kardinal diakon senior dari balkon Basilika Santo Petrus kepada seluruh dunia.

(tribun network/thf/TribunJambi.com/TribunJogya.com)

Sentimen: negatif (66.7%)